9. Add back!!!

150 60 10
                                    

"Sang surya tau bagaimana caraku menatapmu saat siang hari, bulan dan bintang pun tau bagaimana caraku memikirkanmu di malam hari."
~donok_22~

"Rizh, gue nebeng yak. Heheh"

" yaelah, gue kira siapa rupanya lu Tono."

"Yak yak gue nebeng. Motor gue lagi berobat, lu tau ndiri kan motor gue penyakitan."

" Ya udah, mumpung searah. Oh ya rumah lu di RSJ kan?" tanya Farizh.

"Gigi lu di RSJ, rumah gue di deket RSJ bukam di RSJ nya."

"Ngaku aje rumah lu di RSJ, ngga usah malu - malu."

" Tai lu ah."

Farizh menaiki motornya sedangkan Tono masih berdiam diri dengan pandangan ke arah Farizh.

" Lu jadi nebeng apa ngga sih no? Gue tinggal ngomel lu ntar."

" Eh iya iya Rizh."

Tono menaiki motor Farizh, " udah."

" Turun lo kalo udah."

" ngga nyampe rumah dah gue bolot."

Farizh langsung melajukan motornya, sehingga Tono hampir terpental ke Samudera Pasifik. Untung saja Tono dapat mengatasi hal itu. Kalau tidak mungkin karena terpental, kejelekan wajahnya akan bertambah.

                 👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

"Makasih babang Farizh, besok kalau motor dedek belum sembuh. Dedek Tono numpang ya pulangnya." ucap Tono dengan nada genit yang sangat menggelikan.

"Jijik" Farizh langsung melajukan motornya segera menjauh agar tidak tertular virus Tonolay (Tonoalay).

             👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉

Farizh sampai di pekarangan rumahnya, ia meletakkan motornya di garasi. Setelah itu ia masuk ke rumah.

" Assalamualaikum."

" Waalaikum salam, udah pulang Den?"

" Udah bik, hmm.. mama mana bik? Kok ngga keliatan."

" Ibuk pergi tempat temennya Den. Ibuk pesen ntar Aden jemput ibuk di rumah umi Sinta yang punya butik terkenal itu. Kata ibuk  jemputnya  habis maghrib . "

" oh, oke bik. Farizh ke atas dulu."

"Iya Den."

Farizh melangkahkan kakinya menuju kamarnya, menaiki tiap tangga hingga sampailah ia di depan pintu kamarnya.Ia mendengar bisikan-bisikan aneh di kamarnya. Farizh membuka pintu itu, lalu ia di kejutkan dengan penampakan dua orang yang sedang asyik main di kamarnya. Orang itu adalah sahabat gila yang menemaninya dari orok sampai urak seperti sekarang ini.

Farizh mengadu kepala Putra dan Zohri,
"He lu berdua, main seenaknya aja masuk kamar gue. Izin dulu oy."

" Astaghfirulllaaahhhhh, sakit setaaaannn." ucap mereka bersamaan.

" lu berdua yang setan, rasain tu."

" kami ni nak buat suprise untukmu Rizh,  tapi kau malah melakukan hal seperti tadi pada kami. Sakitnye hatiku." Dramatis ala Zohri.

" Jijik gue ays. Lu berdua ngga pulang ya,  lagaknya pulang duluan. Ternyata pulang ke rumah gue. Tapi kok Bik Ijah ngga ngasih tau ya."

"Oh tenang karena kepinteran kita. Kita udah calling-calling ama bik Ijah. Mangkanya bik Ijah ngga ngasih tau elu."

"Pinter banget duo curut ni ye!! oh ya kita ada pr Matematika, gue di kasih tau ama Serly. Sekali kali ngerjain pr ndiri yok?!" ucap Farizh.

Zohri dan Putra saling menatap, niat mereka untuk bermain pupus sudah. Belajar? pr aja mereka nyontek. Tapi kali ini dengan niat dari lubuk hati yang paling dalam mereka katakan "kita sih yes" dengan logat Om Anang Hermansyah.

Dikala Hujan RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang