Jika kau masuk terlalu dalam ke sebuah jurang, sulit untukmu pulang.
~DIKALA HUJAN REDA~
Saat ini Farizh sedang mengantar Maryam pulang kerumahnya. Ia masih merasa kesal karena kedatangan Devan yang merusak momennya dengan Maryam.
Maryam jadi lebih sering mengobrol dengan Devan daripadanya. Dan itu yang membuat kekesalannya bertambah. Seolah memang direncanakan, kedatangan Devan yang tak diundang merusak semuanya.
Memang sesekali Maryam bertanya kepada Farizh ataupun mengajaknya ngobrol. Tapi itu hanya sebentar dan tanggapan Farizh lebih ke arah tidak bersemangat.
Farizh sedikit kesal dengan sikap Devan yang SKSD--Sok Kenal Sok Dekat. Mungkin Devan memang berniat mengajaknya ngobrol atau berkenalan. Hanya saja Farizh yang kelewat cemburu--maklum anak muda terbakar api cemburu.
Hening selama diperjalanan, jarak antara Maryam dan Farizh terpisahkan oleh sebuah tas. Yah jangan aneh, Maryam memang begitu. Ia jarang bersentuhan lama dengan cowok yang bukan keluarganya sedangkan bergandengan atau berpegangan tangan lama dengan sahabatnya saja ia mulai merasa geli . Tapi kalau urusan bogem untuk cowok ia tak segan-segan mengeluarkan jurus kecipritnya.
Motor Farizh mulai melambat, ia sudah sampai di depan gerbang rumah Maryam. Setelah itu Maryam turun, ia melepaskan helmnya dan berniat memberikannya pada Farizh. Namun, Farizh menahan.
"Simpen aja helmnya, ntar kalo jalan ama gue pake helm itu." Titahnya.
"Lah Kak Farizh?"tanya Maryam bingung.
"Nih gue udah punya helm. Kagak mungkin kali gue pake helm cewek begitu." Ucap Farizh.
"Ngga apa ya Kak? Eh Farizh" Tanya Maryam ragu.
"Ya ngga papa. Udah,masuk sana! Gue mau pulang. Salam ama nyokap bokap lo."
"Ngga mampir Kak?" Tanya Maryam mulai terbiasa memanggil Farizh dengan nama.
"Ngga. Udah mau maghrib."
Maryam mengangguk,lalu ia melangkah memasuki gerbang rumahnya. Penjaga tidak ada, untung saja gerbangnya tidak di kunci.
Ia berbalik menatap Farizh sambil masih mendekap helm yang tadi ia pakai.
Saat melihat Farizh belum juga beranjak dari posisi semula, Maryam bersuara. " Kok masih di situ? Ngga pulang?"
" Lo ngusir ya?"
"Eng... enggak."
Farizh mendengus," Gue tunggu lo masuk rumah baru gue pulang. Soalnya gue udah janji ama Tante Sinta."
Maryam mengangguk paham, " Aku masuk."
Farizh mengangguk, setelah Maryam tak terlihat dipandangan. Farizh mulai menghidupkan motornya lalu jalanmembawanya untuk menyusuri --pulang.
***
"Assalamualaikum..." Salam Maryam setelah itu ia menyalami Sinta.
"Waalaikumsalam." Jawab Sinta--Bundanya.
"Eh itu helm siapa dek?" Tanya Sinta. Maryam memang buasa dipanggil adek oleh Bundanya. Sebab ia anggota keluarga paling muda.
" Oh ini, helm dari Kak Farizh Bun. Katanya suruh Maryam aja yang simpen."
Bund mengangguk, " Nanti simpan aja di belakang ya. Kalau kamu mau nyimpen di kammar kammu ngga papa juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikala Hujan Reda
Teen FictionDikala hujan reda aku merasakan sesuatu, Dikala hujan reda ada bayangan di depanku, dan Dikala hujan reda aku menemukanmu ~Maryam As Syifa Sejak pertemuan itu aku mengingatmu bukan pada saat hujan turun, tetapi selalusaat rintikan air dari langit ta...