1. Keluarga

499 205 104
                                    

Maryam menunggu sopirnya yang belum kunjung datang menjemputnya. Ia masih setia duduk di kursi halte, sambil memainkan ponselnya.

Maryam memainkan ponselnya bukan berarti ia sedang bermain game. Ia tidak termasuk gadis penyuka game, bahkan di hpnya pun tak ada aplikasi game sedikit pun.

Ketika bosan hal yang Maryam lakukan membuka aplikasi Al-Quran dan membacanya, karena dengan melakukan itu dia menjadi amat tenang dan yang pasti untuk menambah ladang pahala.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB, sudah enam puluh menit setelah waktu ia pulang sekolah, namun sopir Maryam belum juga sampai. Terakhir beberapa menit yang lalu Maryam menelpon sopirnya, sopirnya bilang ia akan lama sampai di halte itu di karenakan jalanan yang macet. Untung saja Maryam sudah melaksanakan shalat, jadi ia tak perlu cemas.

Ia larut dalam kesendirian di halte itu. Ia terus melafalkan ayat dari surah yang ia sukai yaitu Ar-Rahman. Ia sangat menyukai surah itu, sampai ia berpikir jika ada lelaki yang ingin bersamanya maka ia harus hapal surah Ar - Rahman. Masih kecil Yam, masih kecil.
~.~

Selang 10 menit kemudian ada mobil yang menepi tepat di depan halte itu. Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya keluar dari pintu kemudi dan menghampiri Maryam

Maryam pun menghembuskan nafas lega.
"Akhirnya pak Donok datang" batin Maryam.

"Maaf non lama jemputnya, soalnya tadi macet sedikit." ucap pak Donok sambil membukakan pintu mobil dan mempersilakan Maryam untuk masuk.

"Iya pak, ngga apa-apa."

Setelah Maryam masuk, pak Donok pun langsung menutup pintu mobil dan beralih masuk ke kursi kemudi untuk melajukan mobil itu pulang ke rumah Maryam.

Diperjalanan hening, dengan Pak Donok yang masih fokus terhadap jalanan didepannya. Maryam yang fokus menatal keluar jendela mobilnya.

~.~

15 menit kemudian..

Mobil yang di kendarai Pak Donok sampai di halaman rumah minimalis tingkat 2 , dengan halaman yang luas dan di tumbuhi tanaman-tanaman hias yang indah.

Pak Donok bergegas keluar dari mobil dan membuka pintu mobil tempat Maryam duduk.

"Silahkan non,"ucap Pak Donok sambil tersenyum dengan kedua kumis yang mengikuti arah sudut bibirnya melengkung.

Turun dari mobil seorang wanita manis dengan lesung pipit, serta hijab yang tak lupa menutupi mahkota indahnya.

"Ah pak Donok, ngga usah formal gitu juga kali. Maryam bisa buka sendiri, kira Maryam lemah amat kali ya," kekeh Maryam tak lupa pula di hiasi dengan lesung pipitnya,menambah kemanisan perempuan itu.

"Biar kayak di pilem-pilem non, hehe."ucap pak Donok sambil tertawa.

"Yaelah, bapak bisa aja. Maryam baper nih jadinya, tanggung jawab pak beliin Maryam es cream rasa vanilla,"ucap Maryam. Hal itu membuat pak Donok sekaligus Maryam tertawa.

"Yaelah non mah baperan dasar wafer,iya deh nanti bapak belikan," ucap pak Donok.

"Maacih Pak Donok," ucap Maryam sambil menampilkan senyuman termanisnya.

"Oke non,sekarang non masuk sana," ucap pak Donok.

"Oke pak" respon Maryam sambil mengangkat kedua jempolnya sambil melangkah masuk ke dalam rumahnya.

~.~

Sehabis shalat isya Maryam keluar dari kamarnya mengenakan piyama berwarna cokelat.

Maryam menuruni tangga, untuk sampai ke ruang makan, karena ini sudah termasuk jam makan malam. Sebelum bude Santi mengetuk pintu kamarnya dengan sedikit heboh, lebih baik ia bergegas ke ruang makan.

Setelah sampai, terlihat sesosok pria berkacamata dan sesosok wanita dengan hijab berwarna merah senada dengan pakaiannya, yang tak lain adalah Ayah dan Bundanya Maryam.

"Bunda dan Ayah kapan sampai?" tanya Maryam dengan muka bingung.

Bunda dan Ayah Maryam beberapa hari yang lalu baru berangkat ke luar kota, tepatnya di Kalimantan karena ada urusan perusahaan. Ayahnya Maryam merupakan manager di suatu perusahaan, sedangkan Bunda Maryam seorang pengusaha butik yg cukup terkenal di Jambi. Bundanya ke Kalimantan hanya untuk menemani Ayahnya.

"Habis maghrib tadi kami sampai, kamu sih tidur sampai ngga tau Bunda sama Ayahnya pulang," jawab Alif--Ayah Maryam.

"Iya, tadi Bunda liat ke kamar kamu, tapi kamunya tidur nyenyak banget,jadi Bunda nggak tega banguninnya, kamu shalat maghrib ngga tadi?" sambung Sinta -- Bundanya Maryam.

"Hhe, shalat kok Bun."jawab Maryam.

"Bagus deh, ayo duduk! Waktunya makan malam,"ucap Alif.

"Siap Yah."

Mereka pun makan bersama,diawali dengan doa dan di akhiri dengan doa pula. Maryam paling menyukai hal seperti ini, menurutnya berkumpul dengan keluarga adalah hal yang paling terindah di hidupnya. Rasanya ia tak ingin hal seperti ini berakhir dengan sangat cepat. Keluarga kecilnya adalah syurga dunia baginya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Happy reading,

Maaf kalau ceritanya abal" sama kayak penulisnya😆 dan maaf juga kalau ada penulisan yang salah, cerita masih berlanjut deng😂.
Jangan lupa difollow 👉 puanmhafira
Ikutin terus ya lanjutan ceritanya dan jangan lupa tinggalkan jejak😁.

See you next time 😊

Dikala Hujan RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang