Anni uhibbuki fillah.
-Tuan Bakso****
Kring... kring... kring...
Seruan bel itu hampir membuatku memekik histeris, pasalnya ini adalah bel untuk istirahat pertama. Ingat?
Sembari tersenyum amat lebar aku mengkonfirmasi pada Blaise bahwa aku tidak ikut istirahat bersama mereka, kemudian langsung ngeloyor ke kantin agar tidak dihujami berbagi macam pertanyaan yang pasti sulit ku jawab.
Aku duduk di meja paling pojok, sesuai dengan perintah Pak Gray. Sambil memainkan jemari aku berusaha untuk tetap tenang, entahlah aku merasa ingin meledak saat ini.
Pak Gray mana ya? Lama begete
Jemariku beralih mengetuk-ngetuk meja kantin guna menyalurkan gugup yang tiba-tiba menghampiri, tidak ketinggalan kakiku terus bergerak menciptakan ritme yang jauh dari kata apik.
"Ah sebodo lah, akunya udah laper" gumamku.
Aku memakan bakso yang sedari tadi sudah nangkring di mejaku tanpa berniat menunggu Pak Gray yang tak kunjung datang. Perutku nomer satu saat ini.
Mulutku mengap-mengap karena pedas yang menjalar, telapak tangan ku kibaskan di depan mulut berharap pedas itu segera hilang. Lalu dengan sedikit rakus aku meminum es susu coklatku, dua detik setelahnya aku tersedak.
Bukan, bukan karena aku yang ceroboh tapi karena dia yang muncul tiba-tiba, dan tidak terduga.
"Uhuk... uhuk..." batuk-batuk aku sambil sesekali menepuk dada.
"Minumnya yang bener dong" tutur sang pelaku seraya nyengir lebar. Bikin gondok.
Detik ke dua puluh delapan napasku kembali normal, sang pelaku kini sudah duduk di hadapanku sambil terus senyum-senyum sendiri, gatal sekali tangan ini menjitak kepalanya.
"Udah enakan?" Tanyanya kemudian yang ku jawab dengan anggukan.
"Sebenarnya... saya..."
Gantung! Sebel deh!
Tapi sebelum dia kembali bersuara aku lebih dulu menyela. "Gini, maaf sebelumnya bukan maksud nggak sopan, tapi bisa nggak kamu cari meja lain aja soalnya aku lagi nunggu orang"
"Ohh saya tau" aku tersenyum, dia juga.
Hening, dia tak kunjung beranjak sedangkan aku segan untuk mengusirnya lagi. Pengalihan, aku melanjutkan makan baksoku yang sempat tertunda.
"Makasih udah anggep saya berharga"
Deg!
"Uhuk..." aku tersedak lagi.
Me:
• Yang harus bapak tau, bahwa bapak itu berharga buat aku.Ingatan itu terlintas di kepalaku, bukan ingatan lama tapi ingatan kemarin. Saat aku bertukar pesan dengan Pak Gray. Tapi dia? Benarkah?
Aku masih mematung sementara dia masih menatapku tenang, kepalaku dipenuhi berbagai macam tanda tanya hingga aku bingung hendak bertanya yang mana dulu.
Aku memperhatikannya lagi, apakah dia? Kugigit bibir bawahku guna menyalurkan emosi yang tidak dapat ku luapkan saat ini.
"Gak mungkin" cicitku.
"Saya Pak Gray kamu"
"Kenapa? Kok bisa?" Apakah aku belum memberitahu siapa dia yang mengaku sebagai Pak Gray? Dia Alan Hamzah, baca baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same [COMPLETED]
Short StorySebuah kisah tentang suatu persamaan yang mereka anggap berbeda. -------------------------------------------- Kata 'Cinta' muncul sebanyak 90 kali dalam Al-Quran. Namun menariknya, tak ada satupun yang mendefinisikan makna cinta itu sendiri, melain...