Aku mencintai indahnya cara semesta mempertemukanku dengannya.
-Naymira*****
Aku mendesah kesal, lagi-lagi aku harus bertemu dengan pelajaran olahraga. Tidak bisakah pelajaran olahraga ditiadakan dalam kurikulum?
"Ira ayo cepet" Juli berseru-seru menyuruhku bergegas menuju WC untuk mengganti baju.
Lagi-lagi aku mendesah kesal karena saat ini mentari tepat di atas kepala, apa tidak bisa pelajaran olahraga dilakukan di dalam kelas saja?
"Iye iye" pasrah aku ditarik Juli.
Selesai mengganti baju bukannya bergegas menuju lapangan aku malah melanglang menuju kelasku. Duduk-duduk di bawah kipas angin yang bergerak menciptakan nyaman sehingga membuatku enggan untuk beranjak.
Aku memejamkan mataku menikmati semilir angin yang menerpa tubuh, terasa amat sejuk di tengah panasnya pancaran sang Surya.
Seseorang menggoyangkan bahuku keras dengan tempo yang amat cepat, malas ku buka mataku yang mulai lengket ingin tidur. "Apa Jul?" Lagian siapa lagi sih yang sering mengganggu waktu santaiku selain dia?
"Cepetan ke lapangan elah, Pak Tiko otewe"
Mencebikkan bibirku kesal, aku bangkit dari posisiku lantas melangkah malas menuju lapangan yang masih bermandikan paparan sinar mentari yang terasa amat membakar.
Sekonyong-konyong Pak Tiko datang melempar senyum pada kami dengan kacamata hitam bertengger kecut di hidungnya. Perut buncitnya bergerak-gerak kala ia berlari kecil menuju kami. Aku tidak tertawa karena tentu saja hal tersebut sudah menjadi pemandanganku sehari-hari.
"Semuanya bawa skiping?" Tanyanya kemudian. Aku tidak berniat menjawab tapi teman-teman sekelasku serempak menjawab dengan semangat "Bawaaa paak"
Beberapa detik setelahnya Pak Tiko kembali pergi tanpa babibu. Aku memutar bola mataku malas melenggang menuju pinggir lapangan lalu mencari tempat yang sekiranya cukup nyaman untuk diduduki tanpa terpapar sinar mentari.
Aku tengah menselonjorkan kakiku kala seseorang menepuk bahuku pelan. Aku mendongakkan kepalaku, netraku kontan melihat seorang gadis berkerudung putih yang tengah tersenyum padaku, aku membalas senyum gadis yang tak ku ketahui namanya itu tapi aku tau dia seangkatan denganku hanya beda kelas aja.
"Kenapa?'' Tanyaku kemudian. Pelajaran olahragaku memang satu waktu dengan pelajaran olahraga dia dengan guru yang berbeda tentunya.
Katanya dia ingin meminjam skipingku karena dia lupa membawa skipingnya. Sebenarnya aku enggan tapi... ya sudahlah hitung-hitung menyenangkan hati orang lain.
Pak Tiko masih belum menampakkan batang hidungnya pun gadis peminjam skipingku yang entah berada di mana. Aku bangkit dari dudukku karena bokongku sudah terasa pegal dan aku juga sudah mulai bosan, berniat mencari gadis peminjam skipingku.
Kakiku berayun di tengah koridor yang sepi. "Woy! Tunggu!" Seseorang di belakangku berseru-seru dengan jarak yang ku kira cukup jauh, aku tetap melanjutkan langkahku tanpa berniat menoleh ke belakang karena memang tidak ada urusannya denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same [COMPLETED]
Short StorySebuah kisah tentang suatu persamaan yang mereka anggap berbeda. -------------------------------------------- Kata 'Cinta' muncul sebanyak 90 kali dalam Al-Quran. Namun menariknya, tak ada satupun yang mendefinisikan makna cinta itu sendiri, melain...