Sejatinya pertemuan diciptakan agar manusia mengerti betapa menyakitkannya sebuah perpisahanSejatinya perpisahan mengajarkan manusia betapa seseorang itu amat berharga setelah dirinya hilang.
-Naymira*****
"Assalamualaikum" salamku seraya memasuki rumah yang telah ku tinggalin lebih dari 15 tahun ini, kakiku yang sudah tidak terbalut sepatu mendadak berhenti karena pemandangan di depanku. Seorang laki-laki bertopi yang tengah membaca buku dengan segelas kopi di mejanya.
Hatiku bersorak, tanpa sadar kakiku berlari ke arahnya "Iih abang"
"Waalaikumsalam" jawabnya acuh saat aku sudah duduk di sampingnya.
"Kapan pulang? Nggak kangen sama aku sampe dicuekin gini?" Ujarku sambil memberenggut kesal.
Dia menatapku. "Apa liat liat? Udah ah mau ke kamar aja" kakiku sudah berancang-ancang ingin berlalu tapi dia malah menarik tanganku lantas memelukku erat.
"Kangen banget sama kamu dek"
Aku cengengesan "Bang Adib kok pulang? Kan belum lebaran"
Bang Adib, dia kakakku yang bekerja di salah satu perusahaan yang berada di ibu kota. Bang Adib itu kayak bang toyib, jarang ngasih kabar dan nggak pulang-pulang. Umurku terpaut cukup jauh dengannya mungkin sekitar delapan tahunan.
"Katanya bapak sakit?" Tanyanya melenceng dari pertanyaanku.
"Orang nanya kok nanya balik, iya bapak sakit tapi sekarang udah mendingan kok katanya"
"Oh gitu ya udah nggak papa deh itung-itung liburan"
"Katanya kamu mau kelulusan ya?"
"Iya besok"
Kelulusanku memang besok, tidak menyangka ya cepat sekali waktu berlalu. Masih terbayang di benakku saat pertama kali aku naik angkot berdesak-desakan sampai-sampai membuatku mengumpat tiada henti selama perjalanan. Dan besok, aku akan memakai kebaya dan menerima surat kelulusan. Aku akan melepas seragam putih abu-abuku.
"Nanti rencana kemana?"
"Nggak tau, liat ntar"
"Kuliahnya dimana?"
"Nggak tau, liat ntar"
Bang Adib mendecak kesal. "Kalo ngambil jurusannya, udah tau?"
"Nggak tau, liat ntar"
"Ish... cita-cita kamu apa? Ntar jawabnya 'nggak tau, liat ntar'"
"Emang iya, nggak tau, liat ntar"
"Bodo amat gue mau tidur" gunanya sebelum bangkit.
"Udah sore bang" teriakku yang dibalas kibasan tangan olehnya, seakan-akan kalimatku tadi hanya deru kendaraan yang patut diabaikan.
*****
Ternyata percaya itu sulit, Eliana dan Laila semakin sering mendekati Alan membuatku terus-menerus menahan hasratku untuk segera mencabik-cabik pohon di halaman belakang. Mereka seperti membutakan mata akan kedekatan aku dan Alan ya meskipun nggak dekat-dekat banget, mereka juga seakan menulikan telinga mereka tentang koar-koar teman-temanku yang mengatakan bahwa Alan hanya menyukaiku. Jika saja sabar itu menghasilkan anak ayam pasti sekarang aku sudah sukses menjadi peternak ayam.
Saat ini aku berada di meja riasku, duduk berhadapan dengan cermin yang menampilkan gadis berkebaya dengan make up seadanya. Aku tidak ingin menjadi yang luar biasa karena aku tidak ingin menjadi pusat perhatian nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same [COMPLETED]
Cerita PendekSebuah kisah tentang suatu persamaan yang mereka anggap berbeda. -------------------------------------------- Kata 'Cinta' muncul sebanyak 90 kali dalam Al-Quran. Namun menariknya, tak ada satupun yang mendefinisikan makna cinta itu sendiri, melain...