CHAPTER 19 : Thank's bitch

886 149 5
                                    

Sooyoung lebih memilihfokus pada pelajaran didepannya, dibanding harus melihat wajah 'temannya' itu.

Ia masih marah. Bisa-bisanya sooah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Sepert biasa sooah akan menyapanya dan merangkulnya berjalan menuju kelas, mengajaknya bercanda dan bertanya hal-hal tidak penting lainnya. Namun sungguh sooyoung sangat malas menanggapinya.

"Psst.. Psst.."

Sooyoung menoleh. Pada sooah pastinya.

Sooah tersenyum, "ayo ke kedai ice cream, sepulang sekolah." sooah memasang senyum terbaiknya.

Sooyoung muak melihat senyum itu, mungkin dulu ia akan ikut tersenyum jika melihat senyum manis sooah, tapi kini tidak. Ingin ia menonjok wajah sooah.

"Kita lihat nanti." sooyoung langsung kembali memfokuskan pandangannya pasa ssaem didepannya.

Senyum di wajah sooah menghilang, sorot matanya berubah jadi sedih. 'Sooyoung mianhae.'

Jam pulang sekolah pun telah tiba. Tepat setelah sooyoung selesai membereskan barang-barangnya, sooah langsung menariknya.

"Ayo! Aku sudah tidak sabar. Aku traktir ya... Kau mau ice cream coklat kan.. Kalau aku mau..."

"Ayo cepat kau traktir kan." tiba-tiba muncul ide di kepala sooyoung.

Di kedai ice cream sooyoung dan sooah memilih tempat yang paling pojok. Tempat favorit mereka.

"Sooah." sooyoung menatap tajam mata sooah.

"Iy.. Iya.." sooah kelabakan ia gugup. Sangat gugup. Pertama kalinya dalam hidupnya ia sangat gugup bicara dengan sooah.

"Ada apa denganmu?"

"Nde??" sooah menatap sooyoung terkejut. "Haha.. Ha apa maksudmu?"

Sooyoung mencebik "heh.. Hebat ya.. Temanku ini, bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, sudah berapa lama kalian berkencan,sejak kapan, dibelakangku?"

Nafas sooah tercekat, bingung menjawab apa, "sooyoung sungguh maafkan aku, aku tidak...."

"Sejak kapan kalian berkencan?"

"Sooyoung... Maaf."

"Sejak kapan?" sooyoung terus mendesak.

"Sooyoung aku tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi."

"Sejak kapan?"

Sooah benar-benar ingin menangis tidak pernah sooyoung seperti ini, ia takut. Jujur ia memang melakukan kesalahan namun jauh dalam lubuk hatinya ia takut, ia takut jika ia tidak bisa berteman lagi dengan sooyoung.

Air mata sooah akhirnya luruh juga. "Sooyoung, kumohon jangan seperti ini."

"Aku hanya bertanya sejak kapan kalian berkencan, apa itu sangat sulit untuk dijawab."

Sooah benar-benar menangis. "Dua bulan belakangan ini." akhirnya sooah mengakui.

"Kau mencintai sungjae?"

"Sooyoung kumohon, maafkan aku, aku tidak bermaksud."

Sooyoung menatap sooah sedih. "Kau sungguh perempuan yang jahat."

Tangis sooah semakin menjadi. Menarik perhatian pengunjung lain, namun sooyoung tidak mengindahkannya.

"Jelaskan secara rinci."

Setelah tangisnya mereda. Sooah menatap sooyoung, ya sooah harus menjelaskannya ia tidak bisa kehilangan sahabat terbaiknya ini. "Kumohon maafkan aku sebelumnya."

Sooyoung mengangkat bahu.

"Jadi begini, waktu itu saat kau sakit, sungjae oppa menghubungiku."

"Heh, oppa? Lanjutkan."

Sooah menggigit bibirnya. "Dia menghubungiku dan mengajak ku untuk membeli hadiah untuk mu, dia bilang dia ingin mengejutkan mu, dan dia ingin membelikan sebuah lip tint untukmu, karena itu ia mengajakku."

"Tapi sungjae tidak datang padaku saat itu," sela sooyoung.

Handphone sooyoung berbunyi.

"Sebentar." tahan sooyoung.

From : taehyung.
To : sooyoung.

Aku akan menjemputmu. Sekarang.

From : sooyoung.
To : taehyung.

Baiklah, aku pulang sebentar lagi.

Sooyoung kembali memusatkan perhatiannya pada sooah.

"Lanjutkan."

"Sooyoung sudah lah, lihat ice cream kita sudah sampai."

"Lalu melupakan masalah ini dan bertindak seolah kita sahabat baik? Tidak. Lanjutkan."

Sooah menelan ludahnya susah payah. Sooyoung benar-benar marah."memang awalnya sungjae akan menuju ke rumahmu, namun... "

Sooyoung menunggu dengan tidak sabar. "Namun?"

Sooah tidak dapat melanjutkan kalimatnya selanjutnya. Sangat berat baginya untuk mengucapkan kebenaran ini.

"Saat itu... Waktu... Heh.. Saat akan mengantarkanku kembali pulang. Sungjae melihat teman-temannya lalu mengajakku untuk berkenalan dengan temannya. Namun entah kenapa tiba-tiba semuanya berakhir dengan kami di dalam club. Dan... Maaf kan aku sooyoung." tangis sooah kembali pecah.

Sooyoung was-was dengan kalimat selanjutnya, "apa?"

Sooah terus menggelengkan kepalanya menolak mengucapkan kebenaran.

"Apa??!!" bentak sooyoung.

"Dia meniduriku."

Bagaikan terkena petir di siang bolong. Sooyoung kaget, tiba-tiba kepalanya pusing. Ia tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh sooah.

Melihat itu sooah memegang tangan sooyoung namun langsung sooyoung tepis.

"Ternyata begitu, jadi setelah kalian tidur lalu kalian saling tertarik dan menjalin hubungan dibelakangku?"

Sooyoung mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian berdiri bersiap pergi. "Heh! Thank's bitch." sooyoung pergi meninggalkan sooah yang tercengang oleh sikap sooyoung. Sebelum benar-benar pergi sooyoung berbalik. "Kau bisa memiliki sungjae. Tidak usah disembunyikan lagi."

Sooah membiarkan sooyoung pergi dengan kemarahannya.
'Sahabatku' lirih sooah.

------------

Tbc....

Aku update.... Vote comment nya ya seperti biasa.

Bagaimana chapter ini? Puas? Hehe....

Ditunggu ya update ku selanjutnya.

Tpsweetme, 3 juli 2018.

Make Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang