CHAPTER 31 : The Beginning Of The Truth : pt 2

922 149 32
                                    

Sungjae membawa sooyoung keluar dari rumah sakit, sepanjang jalan sooyoung hanya diam membiarkan angin menerpa wajahnya. Tak ada obrolan sedikit pun.

Lama mereka berkendara hingga sooyoung sadar sungjae membawanya ke sebuah cafe.

"Kita istirahat sebentar." sungjae pun menuntun sooyoung untuk masuk.
Sungjae memilih tempat paling ujung, menjauh dari kerumunan orang, sooyoung membutuhkan ruang.

Setelah memesan sungjae hanya menatap sooyoung yang menunduk. "Kau baik-baik saja?"

Sooyoung tersenyum dan mengangguk. "Memangnya aku kenapa?"

"Jangan bohong, aku sangat mengenalmu,"

Sooyoung hanya tersenyum sendu.

Sungjae menggaruk tengkuknya,"Jadi.. Ekhm... Yang tadi itu suamimu?" tanya sungjae.

Sooyoung mengangguk. "Begitu lah, maaf ya aku tidak mengundangmu saat upacara pernikahanku."

Sungjae menggeleng dan tertawa, "aku mengerti."

Pesanan mereka datang, sooyoung dan sungjae makan dalam diam. "Terima kasih." ucap sooyoung.

Sungjae menyimpan sendoknya, "sama-sama, jika ada masalah bicara lah padaku."

Sooyoung tersenyum kemudian menyimpan uang untuk membayar makanannya. "Aku pergi dulu, ini uangku. Ini bukan kencan kan, haha."
Sungjae ikut berdiri. "Aku akan mengantar mu," sooyoung menggeleng dan segera pergi keluar.

Sebenarnya sooyoung sudah saat ingin menangis sejak di rumah sakit, namun ia menahannya karena ada sungjae. Lagi pula ia tidak boleh menangis ia tidak boleh terlihat lemah.

Sooyoung pun kembali pulang ke apartemennya.

1 hari, 2 hari bahkan sudah satu minggu taehyung tidak pulang ke apartemen. Entah apa yang dilakukan pria itu. Bahkan sooyoung tidak tahu kini taehyung dimana.

Selama itu pula sooyoung selalu menguatkan diri. Ia harus kuat walaupun suami yang baru saja ia cintai meninggalkannya, mengabaikannya, memang sooyoung hingga kini belum memiliki ponsel terakhir ia melempar ponselnya hingga hancur, tapi taehyung kan bisa menemuinya ia tidak kemana-mana ia masih di apartemen.

Kini seperti biasa sooyoung tengah menonton film di apartemennya berusaha mengalihkan pikirnya dari taehyung. Ini menjadi rutinitasnya sehari-hari.

Kini sooyoung mulai terbiasa atas ketidakhadiran taehyung, entahlah hatinya seolah menolak seorang taehyung. Ia tidak peduli lagi pada pria itu ia masih muda, ia masih punya jalan yang panjang untuk meraih mimpinya. Masih ada waktu baginya untuk meraih mimpinya, dan melepaskan diri dari taehyung.

Sooyoung memang menunggu taehyung tapi manusia punya batas kesabaran. Dan ia sudah bersabar selama seminggu, tanpa komunikasi sedikitpun. Ia sudah tidak ingin ikut campur tentang taehyung lagi. Demi tuhan ia sudah tidak peduli lagi.

Clik..

Seseorang membuka pintu, sooyoung menoleh, itu taehyung. Mungkin jika kemarin taehyung datang ia masih akan berari dan memeluknya namun kini? Ia lebih memilih kembali menonton televisinya lagi.

"Aku mengambil baju," taehyung berjalan melewati sooyoung. Dan diabaikan oleh sooyoung.

Sekitar 10 menit taehyung dikamar kemudian ia keluar dari kamar sambil membawa sebuah tas, dan ia masih melihat sooyoung tetap pada posisinya, "sooyoung-ah," sooyoung tak bergeming.

Tiba-tiba sooyoung ingat kala taehyung lebih memilih hyemi dibandingkan dia. Hatinya kembali sakit bagaikan tergores sangat menyakitkan, hingga sekujur tubuhnya juga merasakan sakit itu.

Make Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang