"Tumben banget," Kaila melengos mendapati Gina yang ada di ruangan Orion.
"Kenapa? Cemburu?" tanya Venus saat melihat Kaila merengut, awalnya Kaila ingin menanyakan jurnal penyesuaian. Tapi tidak jadi karena ada Gina di ruangan Orion.
"Sorry to say yah, mana ada gue cemburu." Kaila melirik Siera yang fokus dengan rekap piutang.
"Ye elahh udah Jomlo, gengsinya gede lagi." ini Venus minta diselepet lidahnya kali.
"Eitssss. Jangan salah, soon to have a boyfriend yah gue." elak Kaila, ia berucap dengan jumawa.
"Seriusan?" Venus kali ini terlihat penasaran.
"Yoii. Gue lagi tahap pendekatan sama cowok yang dikenalin sama temen gue."
"Kapan lo pendekatannya? Tiap hari lembur pulang malem terus, hari libur juga lo disabotase sama Orion." ucapan Bang Farhan menusuk tepat di ubun-ubun Kaila.
"Kalau ngomong Bang Farhan nih suka bener." Kaila memang lagi pendekatan kok, dengan seorang lelaki yang dikenalkan temannya. Cuman nggak mau sombong, takut nggak jadi nanti yang malu kan Kaila sendiri. "Tapi gue emang lagi pendekatan sama cowok kok, doain lancar yaa.. Biar bisa cepet sebar undangan."
"Emang kapan lo mau nikah?" tanya Anggi serius.
"Hari sabtu atau minggu, tahunnya aja belum jelas."
Jawaban Kaila membuat Anggi langsung menghela napas.
Sebenarnya Kaila masih bingung dengan sikap Orion yang terkesan sedang marah kepadanya setelah acara waktu itu, Orion hanya menanggapi ucapan Kaila seperlunya. Bahkan saat berpapasan di lift pun Orion hanya berdiam diri tak tersenyum menyapa Kaila, padahal Kaila sudah memasang senyum pepsodent. Tapi Orion seperti orang asing, menyesal Kaila sudah memasang senyum paling manisnya.
"Kayaknya lo sama si Bos lagi perang dingin ya?" Bang Farhan adalah pengamat yang paling tokcer sekantor, sebelas dua belas kekepoannya dengan Feny rose.
"Kagak, mana ada gue perang dingin sama Bos." Kaila mendengkus, "Yang ada gue dicuekin dia mulu, kesel gue. Ditanya apa dijawab apa, maunya apa coba?"
"Lo pernah lakuin salah kali, tapi lupa bilang maaf." Venus mengingatkan, karena Orion itu tipe yang sangat sulit melupakan kesalahan orang lain. Ia mungkin mudah memaafkan tapi tidak melupakan.
Kaila mengingat-ngingat, rasanya ia tidak melakukan kesalahan apapun. Apalagi sampai lupa meminta maaf jika salah.
"Woyy-woyyy!!" seru Siera rendah, matanya mengintruksi agar rekannya yang lain menoleh ke ruangan Orion. Di sana Orion tengah tertawa, sambil membukakan pintu ruangannya untuk Gina.
"Bos abis menang lotre yaaa.. Girang banget auranya,"ucap Anggi heran melihat tawa Orion yang mengisi telingannya.
"Abis dapet suntikan mood dari Gina, kali," Celetuk Bang Farhan tanpa peduli wajah horror keempat perempuan di depannya. "Yahh barang kali abis ngapain di pojokan sama Gina, sampe moodnya bagus gitu. Liat kerah kemejanya berantakan nggak?"
Mata mereka berlima auto fokus pada kerah kemeja Orion yang terlihat biasa saja.
"Terserah kamu aja," ucap Orion yang bisa di dengar oleh anak buahnya. "Aku ikut kamu aja enaknya dimana."
"Gilaaaa udah aku kamu aja, coyyy." Venus memang kalau julid suka nggak nanggung, "Bentar lagi panggilannya ganti Cintanya akoeh sama Cayangnya akoeeeh."
"Hahahah, emang Orion se alay itu apa?" Anggi tak bisa menahan tawanya. Sampai Gina melewati meja mereka, semuanya diam sejenak.
"Emang mereka pacaran?" tanya Kaila tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU
ChickLitUmur kamu berapa? Sudah punya pacar? Kapan nikah? Temen kamu udah punya anak lho, nggak ada niat nyusul? Kerja terus kapan ke pelaminannya? Kaila merasa pertanyaan seperti itu lebih mengerikan dibanding nonton film horror sekalipun, semua orang terl...