Pada akhirnya Kaila hanya bisa pasrah membiarkan Orion mengikutinya, kalau ia menyuruh Dimas untuk pulang sendiri dan memilih pulang bersama Orion bisa dikutuk Kaila oleh Dimas.
Ketika Dimas mengeluh lapar Kaila memilih mengajak Dimas mampir di warung nasi goreng pinggir jalan. Dan tentu saja dengan Orion yang masih mengikutinya.
"Kak,"Dimas berbisik pelan sebelum melirik ke arah Orion yang dengan santai duduk di depannya. "Dia Boss lo itu 'kan?"
"Iya," jawab Kaila pelan, tidak mau terlibat percakapan mencurigakan dengan Dimas.
"Yang ngaku-ngaku jadi Kakak Ipar gue 'kan?" suara nyaring Dimas bisa saja membubarkan nyamuk satu RT.
"Iya."
"Kok lo mau sama dia sih?"
Orion mendelik mendengar pertanyaan terakhir yang keluar dari mulut Dimas, memang apa salahnya kalau Kaila menyukainya.
"Dim," Kaila mencubit paha Dimas hingga adiknya kesakitan.
"Gue 'kan cuman nanya, ini Boss lo yang selalu lo ceritain bukan?"
Kaila tersenyum kikuk, bisa hancur image Kaila sebagai anak baik-baik.
"Yang katanya Galak, ngeselin, tidak berperikemanusiaan, level narsisnya tingkat dewa dan yang terpenting. Lo pengen deportasi dia ke Mars, yang itu 'kan?" tanpa merasa berdosa Dimas yang memang sudah menyebalkan sejak lahir menambah kegeraman hati Kaila yang kini ditatap Orion meminta penjelasan.
"Saya semengerikan itu ya?"
Kaila tidak tahu harus menjawab apa, sedangkan yang membuat kekacauan ini masih tenang-tenang saja menunggu pesanan mereka datang.
Semoga Kaila bisa menelan makanannya dengan tenang setelah menganngukan kepalanya atas jawaban dari pertanyaan Orion.
"Pak, laper banget ya? Sampe makan nasi gorengnya nggak nyantai gitu?" masih dengan mulut yang mengunyah krupuk Dimas bertanya. Di antara mereka bertiga hanya Kaila yang paling tak bersemangat, bahkan nasi goreng spesial dengan telur dua pun tak mampu membuat suasana hatinya tenang.
"Kamu aja yang terbiasa makan lama, pasti dikunyahnya 78kali?" Orion menandaskan satu porsi nasi gorengnya, meneguk teh hangat yang sudah Kaila tuang sebelumnya.
"Saya nggak mau jawab pertanyaan Bapak, kata Mamah jangan ngobrol kalau lagi makan."
Ya Tuhan, terbuat dari apa adik Kaila satu ini. Memang sejak tadi yang dilakukan Dimas bukan mengobrol? Mungkin sejak tadi Dimas hanya bergumam.
"Kok yang dituangin air teh nya cuman boss lo doang sih kak?" Dimas merasa tak suka saat Kaila lagi-lagi menuangkan teh hangat untuk Orion, sementara gelasnya dibiarkan kosong begitu saja.
"Pilih kasih banget, mentang-mentang udah punya pacar gue dilupain."
"Biasanya juga nuang sendiri nggak protes," Kaila yang tak mau berdebat panjang dengan Dimas akhirnya menuangkan teh hangat kali ini ke dalam gelas Dimas. "Itu krupuknya mau tambah lagi?"
Dimas itu kalau makan nasi goreng bukan telornya yang dua, tapi krupuknya yang didouble.
"Nggak, lagi diet gue."
"Kalo makan krupuknya sekilo sih baru gagal diet. Itu kan cuman sedikit, Dim. Jangan ngaco deh," cibir Kaila. Entah kenapa sejak tadi Dimas selalu senewen.
Orion menggelengkan kepala melihat interaksi dua kakak adik di depannya, Kaila yang memperlakukan Dimas seperti anak kecil dan Dimas yang ingin terlihat seperti lelaki dewasa di mata Kaila. Atau ini hanya perasaan Orion saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU
ChickLitUmur kamu berapa? Sudah punya pacar? Kapan nikah? Temen kamu udah punya anak lho, nggak ada niat nyusul? Kerja terus kapan ke pelaminannya? Kaila merasa pertanyaan seperti itu lebih mengerikan dibanding nonton film horror sekalipun, semua orang terl...