I

258K 26.2K 2.1K
                                    

Yang menyenangkan di hari jumat adalah selain besok libur yaitu waktu istirahat yang ditambah menjadi dua jam, lumayan hanya untuk sekedar refreshing makan dan ngobrol cantik ala-ala.

"Kai...,"

Baru saja Kaila akan memutar tubuh ke arah lift seseorang sudah memanggilnya, padahal ia harus segera menuju tempat duduknya untuk sekedar memejamkan erat matanya. Lumayan masih ada waktu empat puluh lima menit, tapi sepertinya niatnya harus kandas melihat Orion sedang menatap ke arahnya.

Ah... Apes banget nasib eneng.

Orion sudah berdiri di belakang Kaila. Penampilannya sedikit berbeda sejak terakhir Kaila keluar ruangannya, Orion menggulung kemeja lengan panjangnya hingga siku lalu sepatu hitam yang biasa ia kenakan kini terganti dengan sandal jepit biasa.

Subhanallah, nikmat mana lagi yang kau dustakan, Kaila.

"Bapak tadi manggil saya?" tanya Kaila dengan mata yang sedikit sulit untuk berkedip.

"Iya," jawabnya pelan, matanya sedikit melirik ke arah dagu Kaila. "Saya mau ngasih tahu itu iler kamu netes."

Astagfirullah.

Dengan reflek Kaila mengusap dagunya. Tapi tak ada basah yang menyapa tangannya, untuk sesaat Kaila bisa mendengar tawa kecil Orion yang tertahan.

"Bapak ngerjain saya?" tanya Kaila dengan wajah yang masam, Kaila melangkah lebih dulu mendahului tubuh jangkung Oriom masuk ke dalam lift.

"Nggak," Orion menekan tombol pada dinding lift menuju lantai delapan, "Tadi saya memang lihat iler kamu kok."

Bodoh aja gue kalau masih percaya.

"Saya nggak akan terjatuh di lubang yang sama dua kali," ucap Kaila yakin, mana mau ia dibodohi Orion untuk kedua kalinya.

"Kamu beneran ngiler Kaila, coba lihat sini." Orion menarik lengan Kaila, membuat tubuh Kaila menghadap tepat ke arahnya. Entah sebuah keberuntungan atau kesialan bagia Kaila karena mereka hanya berdua di lift.

"Pak." Kaila sedikit tergagu ketika ia mendongak mendapati wajah Orion yang entah kenapa terlihat menyejukan, mungkin ini yang dinamakan ketampanan pria bertambah setelah shalat jumat.

"Lihat." Orion menaikan sebelah alisnya. "Untuk kedua kalinya kamu terlihat seperti serigala pemburu yang tengah mengintai domba."

Kaila diam tak berkedip, sebelum kesadarannya kembali. "Jadi bapak mengira kalau bapak ini Domba dan saya Srigala?"

Aling-aling mendebat soal air liur, Kaila justru mendebat Srigala. Fokus Kaila memang sangat mudah dialihkan.

"Iya."

"Enak aja," ucap Kaila tak terima, namun sedetik kemudian ia kembali mengeluarkan kata-kata yang membuat Orion tak mampu menahan senyum. "Setidaknya kalau saya Srigala, bapak itu bukan dombanya. Tapi bapak itu Singa, kita sama-sama predator. Jangan biarkan domba tak berdosa disamakan dengan sifat buas bapak, bapak tuh cocoknya jadi Ibu Singa. Bapak tuh udah kayak Ibu tiri buat saya."

Orion menaikan sebelah alisnya, menatap Kaila dengan termangu saat perempuan itu masih berbicara melanglangbuana tidak jelas..

"Otak kamu konslet, kamu butuh Aqua." dengan nada datarnya Orion menekan dahi Kaila menggunakan jari telunjuknya. "Atau butuh Aku?"

Denting lift berbunyi di lantai delapan, Orion keluar dengan santainya setelah berhasil membuat Kaila shock terapi mendengar ucapannya.

*****

"Tahu nggak, Kai?" Farhan menoleh ke arah Kaila yang baru saja duduk di atas kursinya, "Kalau Gathering minggu depan Pak Orion jadi ikut."

"Seriusan Bang." Kaila dengan wajah kagetny, karena seperti yang sudah terucap dari mulut Orion dua minggu lalu jika dirinya tidak bisa mengikuti acara gathering di Bandung. Tapi sekarang apa? "Nggak seru dong, kita bisa mati kutu."

"Semoga dia nggak bawa laptop atau segala jenis apapun yang bisa membuat liburan kita jadi berantakan," ucap Farhan, kalau kata Kaila sih lelaki seperti Orion ini kurang piknik sekali. Karena di pikiran lelaki itu hanya ada cara bagaimana bekerja dengan baik, mungkin sudah lupa bagaimana caranya bersenang-senang.

"Kita nggak usah ikut gathering aja, bikin acara sendiri. Kita liburan ke Bogor aja nggak usah jauh-jauh dari Jakarta," Kaila menggerakan kedua alisnya dengan senyum simpul yang terlihat konyol. "Yang penting kita jauh dari bapak Thanos."

"Thanos?" Farhan menaikan sebelah alisnya, tidak mengerti siapa yang Kaila maksud.

"Iya, ngerasa nggak sih lo bang. Kalau kita berlima lagi meeting bahas report bulanan dia udah kaya Thanos dan kita avengers," dengan raut penuh antusias Kaila mengeluarkan imajinasi anehnya, "Udah kayak Infinity war sih kalau kita lagi meeting, tegangnya sampe ke otak gue sumpah."

"Lu aja lebay, baru tiga bulan di sini udah ngaco." Venus membalas ucapan Kaila, "Gue udah bertahun-tahun di sini biasa aja, ngadepin si Boss yang gitu juga udah biasa. Yang penting lo harus tau cara jinakin dia."

"Emangnta Pak Orion singa buas pake jinakin," cibir Kaila.

"Iya dia singa, buas kalau di ranjang." Tambah Farhan.

Kaila tertawa mendengar ucapan Farban, "Hahah buas di ranjang ngapain? ngacak-ngacak sprei? jangan ngaco lo Bang."

"Nggak percaya dia," Venus kali ini mencoba meyakinkan, "Dia kalau di kantor aja kalem, lo belum pernah mergokin dia clubbing sih."

"Modelan Kaila mana bisa Clubbing, minum teh manis aja udah teler." Farhan tertawa puas mengejek Kaila, "Sesekali Venus harus aja Kaila hangout ke tongkrongan boss noh, biar dia tahu gimana garangnya si Boss kalau lagi di ranjang. Bukan cuman garang kalau lagi ngejar deadline."

"Ih ogah, amit-amit dah.. Gue udah punya Baekhyun yang garang, nggak usah Si Boss juga," walau dari sudut manapun Kaila yakin Baekhyun EXO tidak ada garang-garangnya, "Lagian gue masih nggak percaya kalau Pak Orion itu Bapak-bapak PKK."

"PKK?" Venus menaikan sebelah Alisnya penuh tanya.

"Pecinta Kumpul Klubing."

"Eh buseddd."

"Don't judge the book by its cover, Kai." Venus masih berusaha menahan sisa-sisa tawa, "Yah dia kan di kantor udab dapet tekanan yang luar biasa, dia juga butuh bersenang-senang. Kalau kerja terus dia bisa mati karena stroke keleesss."

"Berarti sebenernya Pak Orion cupu dari luar tapi aslinya liar ?" tanya Kaila lugu.

"Siapa yang aslinya liar, Kaila?" Orion datang dengan satu map coklat di tangannya, memberi isyarat agar Venus memeriksa dokumen di dalammnya.

"Itu singan peliharaan Mas Farhan, Pak." Mampus, Kaila menjawab dengan bodohnya.

"Sejak kapan Farhan pelihara Singa?"

"Sejak di Kantor ini juga ada Singa buas." Kaila menutup mulutnya yang semakin melantur, "Maksud saya..., Kucing Liar Afrika, Singa Buas Amazon..."

Orion berdecak menggelengkan kepalanya, "Makanya jangan nonton National Geographic terus, sesekali tonton film biar otak kamu nggak konslet."

Kaila mencibir, memang siapa yang sudah membuat otaknya Konslet?

TBC

Jadi gue mau nulis ini aja, lebih ringan 😂
Yang nunggu buku AKAD dan UPSIDE sedang proses, sabar yaaa 😀

Soooo gue sebenernya lagi Hectic dengan kerjaan makanya jarang update, selain itu mood gue juga labil
karena kerjaan yang overload. Hayati mau nikah aja rasanya 😜

TIRAMISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang