Gebetan, bukan.
Pacar, bukan.
Mantan, juga bukan.
Lalu kenapa sekarang Orion berlaga seperti kekasih yang sedang merajuk.
Kenapa Orion bisa semenyebalkan sekarang?
"Kaila," Orion memperingati Kaila yang tengah mengobrol dengan Siera.
"Kerja pake tangan, bukan pake mulut!"
Siera menunduk, menutup rapat mulutnya. Sialnya Kaila tak menyadari Orion yang baru keluar dari ruangan Bu Sandra. Setelah Orion pergi melewatinya, barulah mereka mulai interogasi membicarakan Orion yang tengah dilanda badmood.
"Kenapa sih dia?" tanya Farhan. "Udah lama nggak clubing kayaknya, makanya jadi tegang terus kayak gitu."
"Kayaknya sih gitu," Anggi membenarkan ucapan Farhan.
"Nggak ada hubungannya sama lo kan 'Kai?" delik Venus pada Kaila yang kini justru sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Apalagi lo sama Boss kan udah sering main drama tuh," sindir Anggi. "Gue nggak yakin sih ini nggak ada hubungannya sama lo. Secara dari tadi dia jadi kaku lagi begitu."
"Nggak ada, emang gue ngapain dia sampai dia jadi sentimen begitu." Kaila menoleh ke ruangan Orion, pria itu masih di sana fokus dengan latopnya. Sementara fokus Kaila terpecah dengan segala macam sikap Orion.
Kaila menatap miris pada kaca yang menjadi pembatas ruangan Orion, ia bergumam pada dirinya sendiri, "Salah gue apalagi sih?"
Pintu ruangan Orion kembali terbuka, membuat yang lain serentak fokus pada laptopnya.
"Ke ruang meeting, lima menit lagi kalian harus ada di sana."
Dan suasana hening berganti menjadi gaduh dan rusuh.
"Mantap.... Evaluasi darurat ini sih!" seru Anggi menepuk dahinya frustasi, "Mana gue belum buat data rekap sales by type dua tahun ke belakang."
"Gue juga belum nyelesain masalah transaksi jasa dengan NKL." Kali ini Venus ikut menggelengkan kepalanya.
"Gimana ini, mana realisasi PIB dari pihak Finance dan Impor juga belum."
Kaila hanya bisa menghela napas berat mendengar keluhan temannya. Duduk di ruangan meeting dengan kondisi Orion yang seperti ini bisa benar-benar ada Civil War.
Tak ada yang memulai pembicaraan, ruang meeting kali ini terasa lebih senyap.
"Silahkan, jelaskan apa yang belum kalian selesaikan?" ucap Orion, membuat yang lain menelan ludah gugup.
Ini udah kayak mau pengakuan dosa.
"Controller account 249000 Other Payable belum saya klarifikasi dengan pihak Finance Pak." Satu pengakuan Farhan membuat suasana hening, detik berikutnya Siera yang mengatakan jika ia belum mengkoreksi COGS.
Sepertinya Orion sudah berada di puncak kemarahannya, "Kenapa harus selalu saya ingatkan tentang tanggungjawab kalian?"
"Memangnya kalian anak kecil yang harus selalu diingatkan tentang jobdesk kalian?" Orion menekan suaranya kuat-kuat, tidak ada bentakan atau makian hanya saja amarah terlihat jelas. "Kalian tahu pekerjaan saya bukan hanya mengingatkan kalian, ada banyak hal yang harus saya lakukan. Sekarang manajemen meminta penjelasan tentang transaksi dan laporan posisi keuangan triwullan pertama tahun ini."
Dalam diam Kaila ragu-ragu menatap Orion, pasti manajemen sudah terlalu banyak menaruh beban di punggung Orion.
"Submit pekerjaan kalian hari ini, saya mau kalian ." Orion memijat keningnya pelan, "Email saya sebelum jam delapan malam ini, karena besok meeting bulanan dilaksanakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU
ChickLitUmur kamu berapa? Sudah punya pacar? Kapan nikah? Temen kamu udah punya anak lho, nggak ada niat nyusul? Kerja terus kapan ke pelaminannya? Kaila merasa pertanyaan seperti itu lebih mengerikan dibanding nonton film horror sekalipun, semua orang terl...