Kaila menghela napas rendah, awalnya ia pergi ke GI untuk menonton. Tapi yang terjadi justru Siera yang mendadak ingin membeli sepatu, saat tiba di salah satu store sepatu Siera sudah jatuh cinta dengan flatshoes berwarna putih gading.
"Cari yang lain aja dulu deh, barangkali di store lain ada yang lebih murah dan bagus." Siera menarik tangan Kaila yang terlihat ogah-ogahan mengikuti keinginan Siera.
"Ngapain sih muter-muter begini," keluh Kaila saat Siera masuk ke salah satu store sepatu lainnya, Kaila mengikuti langkah Siera yang terpaku pada satu sepatu berwarna merah maroon. "Kan lo tadi udah nemu yang pas."
"Kalau ada yang lebih murah, kenapa nggak?" Siera memasang wajah penuh senyum, motto hidup Siera itu mencara barang sebagus mungkin dengan harga semurah mungkin.
"Ya kal, Siera. Ini udah enam toko dan kita sudah melewatkan waktu satu jam empat puluh dua menit lewat enambelas detik. Dan lo masih labil nyari sepatu?" Kaila mendengkus, kalau tahu akhirnya akan seperti ini ia lebih memilih membuntuti Orion saja. Mungkin dengan mengikuti Orion ia bisa tahu salah satu aib bossnya yang bisa dijadikan ancaman.
Kaila tersenyum licik berimajinasi jika Orion adalah salah satu pria hidung belang yang suka dikerumuni para wanita.
"Nggak bagus," Siera menempatkan kembali sepatu yang ia coba ke etalase dengan santai. "Mending yang warna putih gading pas pertama kita lihat aja, beli yang di toko pertama kita datengin tadi."
Ucapan Siera sukses membuat Kaila menggeram, "Jadi dari tadi kita keliling-keliling, pada akhirnya lo milih yang pertama tadi?"
"Namanya juga cewek, muternya dua jam yang dibeli tetep yang pertama."
"Yang nggak gitu juga kali Siera, itu sama aja kayak lo lagi nyari pasangan yang lebih baik tapi ujung-ujungnya lo balikan sama mantan lo," ucap Kaila gemas dengan tingkah Siera.
"Mampus, Sier..." Kaila langsung putar arah ke selatan saat ia menyadari entitas yang tak layak lagi untuk di sapa yang bernamakan Mantan. "Ada mantan gue di sana."
"Mana mana?" Siera justru menyapu pandangannya ke sekitar "Mantan lo yang Pilot itu?" tanya Siera mencoba mengalihkan, "Kok bisa sih Pilot mau sama orang yang gesrek kayak lo?"
"Lebih gesrek otak lo kali, wasting time nyari sepatu tahunya itu-itu juga," ucap Kaila, matanya masih sibuk mengamati seorang pria dengan kemeja hijau yang tengah menggandeng seorang perempuan. "Mampus kan gue, masa dia udah punya gandengan gue masih-masih jomlo aja."
Mau digadai dimana harga diri eneng.
"Kaila,"
Duarrrr....
Pura-pura amnesia nggak kenal mantan dosa nggak ya?
"Kai, dipanggil tuh." Siera menahan lengan Kaila yang justru akan melarikan diri, "Itu mantan lo yang Pilot ya?"
Usir aja Siera ke gurun pasir, Kaila ikhlas lahir dan batin.
"Putera," Kaila memasang senyum seolah baru menyadari kehadiran Putera. "Apa kabar?"
Meski pertanyaan yang dilontarkannya terkesan basi yang penting ia harus stay cool di depan mantan.
"Baik, kamu?" jawab Putera dengan santai, "Oh iya, kenalin ini Della."
Duh nyari pacar lagi aja namanya hampir sama kayak gue, Fix. Lo pasti nggak bisa move on dari gue.
Kaila mengulurkan tangannya lebih dulu, saat tangan Della menyambutnya Kaila merasa jadi mantan yang gagal. Karena tangab Della lebih mulus dan lembut dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU
ChickLitUmur kamu berapa? Sudah punya pacar? Kapan nikah? Temen kamu udah punya anak lho, nggak ada niat nyusul? Kerja terus kapan ke pelaminannya? Kaila merasa pertanyaan seperti itu lebih mengerikan dibanding nonton film horror sekalipun, semua orang terl...