X

195K 22.8K 1.3K
                                    

Seharusnya Kaila bisa menikmati minggu paginya dengan tenang, tapi tidak bisa. Minggu pagi ini Kaila mendapat telpon dari Orion yang menyuruhnya untuk dateng ke Kafe di daerah Menteng.

Date? Mau nya Kaila kalau itu.

Tapi sayangnya Orion menyuruhnya ke Kafe untuk mengerjakan rekonsiliasi penjualan asset di plant Bandung, karena relokasi ke plant yang ada di Bekasi.

Sebelum Kaila berangkat ia menilik topi Orion yang masih tergeletak di atas lacinya. Kaila memakainya lalu segera berlari menuruni tangga, Kaila maunya membawa mobil. Tapi mengingat pesan Orion yang menyuruhnya segera tiba, ia mengurungkan niatnya dan memilih memesan ojek online.

 Tapi mengingat pesan Orion yang menyuruhnya segera tiba, ia mengurungkan niatnya dan memilih memesan ojek online

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress selutut dan motif garis-garis Kaila padankan dengan sneakers putih, Kaila itu sneakers lover. Karena menurutnya lebih nyaman memakai Sneakers, ia bisa bergerak lebih menggunakan Sneakers. Jangan lupakan Topi hitam Orion yang kini terpasang manis di kepalanya.

Ini pukul 10 dan Kaila sudah terjebak di antara lalulintas Jakarta.

Orion, you ruin my sunday.

Tiba di Kafe yang dimaksud Orion, Kaila sempat terpesona dengan suasana tenang Kafe yang terasa sejuk dan nyaman. Orion duduk di sana mengenakan jeans coklat dan shirt putih. Kali ini tidak ada lagi topi yang dikenakannya, secangkir kopi dan laptop di depannya sungguh membuat Orion fokus tak peduli bisik-bisik perempuan di sekitarnya yang tengah mengamatinya.

"Pagi pak," sapa Kaila saat duduk di depan Orion.

"Buka laptop kamu," Orion menoleh sebentar pada Kaila, "Saya minta tolong buat rekap data yang sudah saya akumulas. Saya sudah email ke kamu datanya."

"Selamat Pagi juga, Kaila!" ulang Kaila dengan wajah jengkelnya.

Orion memicingkan matanya, yang dibalas dengan cibiran Kaila. "Harusnya Bapak bilang, selamat pagi juga, Kaila. Maaf sudah mengganggu kamu di hari minggu."

"Utamakan penjualan Asset yang menggunakan faktur," lanjut Orion tanpa peduli wajah jengkel Kaila.

"Kamu mau minum apa, Kai. Udah sarapan?" lagi-lagi Kaila membuat Orion berdecak dengan nada bicaranya yang terdengar lugu di telinga Orion.

"Kaila." Orion menarik napas berat, menatap Kaila yang tengah menyalakan laptopnya.

"Apa?" tanya Kaila ketika Orion masih menatapnya, "Itu percakapan normalnya, Pak. Bukannya langsung on point, baru dateng udah disuruh ini dan itu."

Kaila sudah akan kembali mengomel sebelum pelayan menyela membawa satu pancake lengkap dengan saus strawberry di atasnya dan segelas susu vanilla.

"Makan dulu kalau kamu lapar!" ucap Orion, ia melirik pancake sebelum kembali melihat Kaila yang kini tengah menggigit bibir bawahnya pelan. "Kamu kalau lapar bawel."

Kaila menunduk diam, ternyata Orion sudah memesankan pancake untuknya. Ia memotong pelan pancakenya lalu memasukan ke dalam mulutnya penuh.

"Kenapa Bapak minta saya yang bantuin?" tanya Kaila setelah menelan habis pancake di mulutnya, "Padahal ada Bang Farhan,Venus atau Siera. Bapak mau banget berduaan sama saya ya?"

TIRAMISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang