PART VII: Surprise Kiss

3.2K 116 1
                                    

Leo menghembuskan napasnya berat, ternyata susah melunakkan hati seorang Lira, diapun mengejar Lira, Lira terus berlari keluar dan mencari taksi. Satu taksi berhenti didepannya, namun sebelum Lira sempat masuk kedalam taksi tersebut tangannya sudah dipegang erat dari belakang dan menariknya menjauh dari pintu taksi itu.

"maaf pak tidak jadi, silakan." seru Leo kepada supir taksi.

"kamu apa-apaan sih, lepasin tangan aku. Aku tidak mau berurusan dengan kamu lagi, biarkan aku pergi. Polisi Leo." Leo tidak mendengarkan ucapan Lira dia menarik Lira kedalam pelukannya.

"lepasin aku polisi Leo," Lira meronta di pelukan Leo. Leo semakin mempererat pelukannya, semakin Lira meronta kencang semakin erat pula pelukan Leo.

"lepasin, aku nggak mau berurusan dengan pria aneh seperti kamu. Lepasin aku polisi Leo, lepasin." Lira memukul-mukul punggung Leo kencang. Leo menangkap tangan Lira dan memegangnya erat dibelakang punggung Lira dan membuat Lira tidak bisa bergerak. Di tarik kepala Lira dan Leo mendaratkan satu ciuman di bibirnya membuat Lira menghentikan teriakannya, Lira benar-benar terkejut dengan perlakuan Leo padanya. Lira tidak berkutik dan hanya bisa melebarkan matanya, beberapa kali Lira mencoba berontak dan melepaskan dekapan dan ciuman Leo, tapi gagal. Leo malah semakin mamagut bibirnya, setelah beberapa saat dan Lira tidak meronta lagi, Leo melepaskan ciumannya.

"aku tidak bercanda, aku serius untuk menikah dengan kamu. Dan itu sudah tidak bisa di bantah lagi Lira. Inilah sikap terbaikku untuk kamu. Lebih baik kita masuk, disini dingin." Lira terdiam, dia menurut saat Leo mengandeng tangannya dan masuk lagi kedalam restaurant itu.

Lira masih terkejut, dia bingung dan hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya. Leo tersenyum disudut bibirnya saat melihat Lira masih terdiam di tempat duduknya, tidak lama pelayan datang kemeja meraka dan menghidangkan makanan dimeja.

"terimakasih."

"silakan dinikmati tuan dan nona." Leo mengangguk saja, diambil sendok dan garpu didepannya. Sejenak Leo memandang kearah Lira.

"ayo makan." Lira mengambil sendoknya dan mulai melahap hidangan lezat didepannya, makanan itu terlihat lebih menggiurkan Lira. Darpi pada harus berhadapan dengan Leo, Lira lebih memilih berkutat dengan makanan didepannya. Mereka makan tanpa ada percakapan, Lira enggan berbicara sedangkan Leo memilih diam. Daripada Lira akan kabur lagi meninggalkannya,

Lira mengambil sebuah tissue didepannya dan menyudahi makannya, dia menatap tajam kearah Leo setelah berhasil menetralkan gemetarnya. Leo hanya tersenyum melihatnya,

'tidak sopan sekali dia, mengambil ciuman pertamaku. Awas saja kamu.' gumam Lira pelan. Bayangan ciuman pertama yang romantis sirna sudah. Tangan Lira mengepal di bawah mejanya dan ingin sekali menonjok hidung Leo saat ini juga. Leo memandangnya,

"kalau ada yang mau diomongin, bicarakan saja. Jangan di pendam begitu." seru Leo tanpa bersalah. Lira melototkan matanya.

"kamu," seru Lira berapi-api.

"kamu, beneran buat aku menjadi lebih tidak suka dengan seorang polisi. Aku benci kamu Leo." Leo hanya tersenyum mendengarkan amarah Lira. Lira memanyunkan bibirnya kesal.

"dari dulu aku memang membenci polisi, tapi setelah ketemu kamu. Rasa benciku dengan polisi bertambah menjadi 100x lipat" sergah Lira. Lagi-lagi Leo hanya tersenyum, dia mengulurkan tangannya kearah Lira. Lira menarik tangannya menjauh,

"sudah marah-marahnya?" Lira membuang wajahnya kesamping. Tidak berniat menerima uluran tangan Leo.

"siniin tangan kamu?" Lira menggeleng. Leo mengancam dengan mata tajamnnya, mau tidak mau Lira pun mengulurkan tangannya ke Leo. Leo langsung menggenggam tangan Lira, dia membuka kotak perhiasan didepannya dan mengambil cincin dan menyematkan ke jari manis Lira.

"bukti kalau kita memang jodoh, cincin ini pas sekali dijari manis kamu." seru Leo sambil mendaratkan satu kecupan di punggung tangan Lira, Lira buru-buru menariknya.

'astaga, kenapa aku harus berurusan dengan orang aneh ini Tuhan. Apa salahku?' batin Lira. Oh tidak, hidupnya akan penuh drama mulai saat ini.

Setelah cukup lama di dalam restauran yang sama sekali tidak menenangkan Lira, akhirnya Leo mengajaknya pulang. Lira menghembuskan nafasnya lega, dan tetap pasrah saat tangannya digenggam erat oleh Leo.

***

TBC

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang