"nek" panggil Leo, Nenek menoleh kearah Leo dan tersenyum.
"nek, kenalin ini calon istri Leo." wajah nenek yang sumringah mendadak berubah kesal dan galak.
"nenek, saya Lira." Lira menyalami nenek, nenek hanya diam tanpa mau membalas jabatan tangan nenek. Lira menarik kembali tangannya sambil tersenyum canggung. Leo menepuk punggung Lira pelan,
"kan nenek sudah bilang, nenek tidak akan merestui pernikahan kamu selain sama Sonya."
"nek, kan udah Leo katakan. Leo tidak mencintai Sonya, Leo hanya menganggap Sonya itu adik untuk Leo." Leo melembutkan suaranya.
"kamu selalu begitu, tidak pernah menghargai nenek. Nenek mau sendirian disini, kamu keluar sana ajak calon istri kamu." Leo menghelakan nafasnya panjang, dia mengajak Lira keluar dari kamar.
"kamu tenang, nenek memang begitu. Sulit bisa menerima orang lain di lingkungan keluarganya, abang-abang ku juga semua istrinya itu pilihan nenek semua."
"kok, kamu menolak. Kan nggak baik."
"kan aku sudah bilang sama kamu, aku tidak akan menikah selain sama kamu." seru Leo, Lira tersenyum. Leo mengusap-usap punggung Lira pelan, Lira hanya mengangguk saja. Leo mendekap erat pinggang Lira,
"abang, ckckck. Dirumah juga sempat-sempatnya ambil kesempatan." Lira menoleh kearah anak perempuan umur berkisar 15-16 tahun sedang menyandarkan diri di tangga.
"eh ini dia, Lira kenalin ini adik aku yang paling cantik diantara kami berempat. Sini kamu dek, ngapain disitu abang cariin dari tadi."
"hei mbak, kenalin aku Amira. Aku seneng banget bang Leo nggak jadi nikah sama Sonya, dan milih cewek lain untuk dinikahin." Lira tersenyum dan mengangguk.
"pasti mbak diketusin sama nenekkan? Disini agak aneh mbak, semua urusan orang rumah semua yang mengatur itu nenek. Semuanya mbak, termasuk jodoh." Amira bercerita sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"jangan kenceng-kenceng, kamu mau dimarahin nenek." Leo menyenggol tangan Amira.
"biarin ah bang, biar sekalian kesindir nenek. Tau nggak mbak, yang berani nolak perintah nenek itu Cuma aku dan bang Leo. Bang Leo juga baru-baru ini aja mau menolak perintah nenek. Dulu, sama kayak abang-abang Amira yang lain, nurut terus sama perintah nenek. Amira sampai kesal lihatnya." Leo menepuk jidat Amira pelan.
"udah, kamu ini." Amira memanyunkan mulutnya kedepan.
"kita keluar yuk." Leo merangkul adiknya dan mengajaknya kembali keruang tengah, tangan Leo pun menyambar Lira dan menariknya. Amira berlari kearah Bunda dan langsung memeluknya.
"kamu dari mana aja sih sayang?"
"kamar Bunda, males keluar."
"kamu udah kenalan sama calon kakak ipar kamu?" Amira mengangguk sambil memainkan gadget ditangannya.
"kayaknya dia bakal jadi kakak ipar yang paling keren diantara kakak ipar yang Amira punya Bun." kata Amira berbisik ke Bunda.
"kenapa gitu?"
"liat aja Bun, mbak Rini galak banget dan sok ngatur banget males Amira dengernya dan mbak Dela, didepan Bunda lembutnya nggak tanggung. Dibelakang Bunda ampun deh sebelas dua belas sama Mbak Rini. Males banget Bun." Bunda menonyor kepala Amira pelan.
"kamu nggak boleh begitu sayang." Amira diam saja. Amira menarik tangan Lira agar duduk disampingnya dan Bunda.
"mbak, jauh-jauh banget duduknya. Dekat Amira dan Bunda aja, jangan sampai ketularan penyakit nyebelin kedua mbak ipar Amira." Lira tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Police (End)
RomansaJadi istri seorang polisi? Sama sekali tidak pernah Lira bayangkan. Tapi apa boleh buat jika takdir harus menyatukan dia dalam mahligai rumah tangga dengan seorang polisi yang kadang arogan dan kadang bisa sangat manis. Lika liku rumah tangga. Ber...