Lira sudah berada di dalam ruangan dokter kandungannya. Leo terus menggenggam erat jemari Lira saat dokter mulai mengoleskan gel di perut istrinya dan mulai USG. Tatapan Leo tidak teralihkan dari tangkapan layar USG di depannya itu. Kandungan Lira yang sudah memasuki 18 Minggu, janinnya pun sudah terbentuk. Dokter terkejut dan menatap pasangan suami istri yang tengah menanti penjelasan darinya itu. Senyum sumringah di tampilkan dokter.
"Janin Ibu Lira berkembang sangat bagus dan sehat. Tidak ada yang harus di khawatirkan. Dan saya punya berita besar lagi, kalian akan mendapatkan dua bayi sekaligus. Dan kedua janin juga pun berkembang sangat baik."
"Alhamdulillah ya Allah." Seru Leo belum paham dengan penjelasan dokter. Sementara Lira sudah menatap takjub ke layar dan melihat dua Janin di sana. Air matanya mengalir begitu saja.
"Pak Leo, bapak akan menjadi Ayah dan dari dua jagoan kamu." Leo terkejut.
"Apa dokter?" Dokter tergelak.
"Janin yang di kandung istri kamu kembar."
"Allahuakbar. Yang benar dok? Bayi kami kembar?" Seru Leo memastikan. Doker mengangguk mantap. Leo langsung menatap Lira dan mengecup keningnya berkali kali. Lira tersenyum haru.
"Jadi sekarang bu Lira harus menjaga dua janin di dalam perut ya, insyaallah janin ibu kuat. Tapi ibu bapak juga harus lebih perhatian aja karena mengandung bayi kembar itu bebannya akan sangat berat terlebih lagi untuk sang ibu. Asupan makanan dan vitamin harus selalu di minum. Dan saran saya, coba untuk lebih mengurangi aktifitas di luar."
"Iya dokter. Saya akan pastikan Istri dan calon anak kami akan sehat." Dokter tersenyum. Lira menutup kembali perutnya dan duduk di brangkar. Dokter langsung meresepkan vitamin obat penguat kandungan untuknya.
"Ini resep yang harus kalian tebus. Sehat terus ya ibu Lira. Kita akan bertemu 2 bulan lagi."
"Terima kasih dokter." Seru Leo dan Lira bersamaan.
Mereka masih menunggu cetakan USG dan resep obat yang masih di ambil suster. Lira tersenyum melihat wajah suaminya yang masih terlihat takjub. Di tepuk pipi Leo pelan. Leo segera menatap Lira dan tersenyum, membawa tubuh istrinya ke dalam pelukan hangatnya.
Di kecup beberapa kali kening Lira dengan mesra dan lama. Bisikan Alhamdulillah juga terus terdengar dari bibir Leo.
"Selamat jadi ayah dari dua orang anak sekaligus sayang." Ucap Lira pelan. Leo tersenyum.
Tidak lama suster datang dan mengansurkan vitamin serta hasil USG pada Leo. Mereka pun meninggalkan ruangan itu dan menemui keluarga yang masih menunggu di kantin rumah sakit. Bunda menyonsong kedatangan mereka.
"Bagaimana kandungan Lira? Sehat aja kan Leo?" Leo tersenyum sambil mengangguk.
"Kandungan Lira sehat kok Bun. Alhamdulillah. Kita duduk dulu." Bunda menurut dan kembali duduk di samping Ayah. Leo mengeluarkan hasil USG Lira dan meletakkan di depan Bunda. Bunda segera mengambil dan langsung melihatnya.
"MasyaAllah." Seru Bunda sambil menutup mulutnya. Ayah dan Nenek pun segera merebut kertas hitam putih itu dan melihatnya . Leo dan Lira tersenyum.
"Dapat bonus dua cucu jagoan lagi dari kita." Wajah mereka pun berubah sangat sumringah.
"MasyaAllah." Bunda berdiri dan langsung memeluk Lira erat.
"Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Alhamdulillah." Seru Ayah.
***
Lira berbaring di tempat tidur, pinggangnya mulai sakit dan ngilu. Padahal kandungannya masih berusia 4 bulan setengah tapi perutnya sangat besar, dan membuat Lira sering mengeluh sakit pinggang, di pejamkan matanya sejenak. Ketukan di pintu kamar membuat Lira membuka matanya. Pintu kamar terbuka dan Lira melihat 2 orang kesayangannya masuk kedalam.
"Mama, Papa." Pekik Lira. Mama dan papa tersenyum dan langsung menghampiri Lira.
Seharusnya sudah sejak beberapa bulan yang lalu kedua orang tua Lira sudah bebas tugas, tapi karena banyaknya dokumen perpindahan yang harus di urus di Jepang, mereka masih stay di Jepang. Dan Lira baru dapat kabar dari orangtuanya jika mereka sudah benar-benar kembali ke Indonesia dan papa juga memutuskan untuk tidak di dunia politik lagi. Papa dan Mama sekarang hanya akan fokus pada perusahaan tekstil dan garmen mereka. Lira duduk dari tidurnya dan merentangkan kedua tangannya. Mama langsung memeluk anak gadis kesayangannya itu, anak yang sering mereka tinggal dan terpaksa tinggal sendiri di Indonesia karena Lira yang menolak untuk ikut kembali ke Jepang saat masa kuliahnya selesai di Tokyo.
Leo pun ikut masuk kedalam kamar dan tersenyum melihat istrinya tengah berpelukan dengan mertuanya itu.
"Gak akan pergi-pergi lagikan?" Seru Lira dengan tangisannya. Mama mengelus rambut Lira sayang.
"Nggak sayang. Kita gak akan ninggalin kamu lagi di sini." Mama menenangkan. Tangisan Lira semakin keras.
"Lira kangen Papa." Papa maju mendekati Lira dan segera memeluknya erat.
"Papa juga sayang."
Setelah memastikan istri dan mertuanya itu tenang Leo keluar dan membiarkan anak dan orang tua itu melepaskan rindunya. Hampir 6 Bulan Lira tidak bertemu dengan Papa dan Mamanya. Kadang Leo juga memergoki istrinya itu menangis dalam tidur dengan memanggil kedua orang tuanya yang kebetulan harus mengemban tugas negara di luar negeri.
***
Papa dan Mama sudah isthirahat di kamar tamu saat Lira turun dan menemukan suaminya itu tengah terlelap di sofa ruang televisi. Lira tersenyum, perlahan menghampiri Leo. Lira duduk di depan wajah Leo dan memandangnya lama. Di telusuri wajah Leo menggunakan jari tangannya. Jari terhenti di bibir Leo. Leo yang merasa terganggu pun terbangun dan menemukan Lira masih menatapnya penuh cinta. Leo tersenyum.
"Kenapa turun sayang?" Tanya Leo dengan suara parau khas bangun tidurnya.
"Kelamaan nungguin mas masuk kamar. Makanya aku susulin, ternyata mas ketiduran disini. Gak bisa tidur." Leo tersenyum lagi. Leo bangkit, dia menarik Lira untuk duduk di pangkuannya. Lira langsung menumpuhkan kepalanya di ceruk leher Leo dan menghirup aroma tubuh suaminya itu.
"Mama Papa mana?"
"Langsung tidur di kamar sebelah." Leo mengelus pinggang Lira pelan.
"Besok mas tugas jam berapa?"
"Mas tugas sore sayang. Ada razia narkoba di club. Kamu nggak Papa ya mas tinggal sebentar sama Mama dan Papa. Kemungkinan besar mas pulang subuh."
"Gak papa Mas. Kamu tugas aja, tali hati hati ya." Leo mengecup pelipis Lira.
"Pasti sayang." Lira semakin mengeratkan pelukannya.
"Mau disini dulu atau kekamar?" Ucap Leo sambil terus memijat pinggang Lira lembut.
"Kamar aja yuk. Ngantuk. Tapi gendong." Manja Lira. Leo tersenyum dan segera berdiri dengan Lira yang masih memeluk ala koala.
"Maafin kalau tambah berat ya sayang."
"Seberat apapun kamu. Mas masih sanggup kalau hanya buat gendong kamu sampai kamar aja sayang." Lira mengecup bibir Leo cepat.
"Suami kesayangan aku." Leo tergelak melihat sifat menggemaskan istrinya itu.
TBC
Kebut bro. Biar cepat kelar.
Eh iya pada inget gak sih orang tua Lira tugasnya dimana. Jepang kah atau Jerman. Aku lupa hihi saking lamanya ini cerita gak kelar kelar.
Maafin kalau ada typo ya. I love you guys.
SALAM
DII
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Police (End)
RomanceJadi istri seorang polisi? Sama sekali tidak pernah Lira bayangkan. Tapi apa boleh buat jika takdir harus menyatukan dia dalam mahligai rumah tangga dengan seorang polisi yang kadang arogan dan kadang bisa sangat manis. Lika liku rumah tangga. Ber...