Lira pasrah saat wajahnya di poles sedemikian rupa oleh Safira, awalnya Lira menolak. Tapi, karena Safira kekeuh untuk mempercantik wajahnya dihari special Lira. Lira menurut. hari ini dia akan bertunangan dengan Leo. Berkali-kali dia mengembuskan nafas berat dan terlihat sangat gugup.
"kamu bisa tenang nggak si Lira. Akunya susah nih pasang eyeliner." Rajuk Safira, saat Lira menggoyangkan kepalanya.
"iya maaf, kamu juga buruan kali Fir. Lama banget," Safira mengetuk kening Lira pelan.
"sabar, bentar lagi selesai. Aku tau kamu gugup, tapi kamu juga harus cantik dong." Lira memajukan bibirnya. Tidak lama Mama masuk kedalam kamar, tersenyum melihat Safira yang tengah mendandani putrid semata wayangnya itu. ditepuk pelan bahu Safira dan beralih mengusap-usap punggung Lira.
"sayang"
"Mama" Safira menfinishing wajah Lira dan pamit keluar kamar, memberikan ruang untuk ibu dan anak itu berbincang sebentar.
"mama nggak sangka kamu sudah akan bertunangan dan dalam hitungan hari kamu akan jadi milik orang lain."
"ma, mama bicara apa sih. Lira tetap anak mamakan"
"maafkan mama ya sayang, selama ini mama jarang banget bisa nemeni kamu dirumah, menjaga kamu dan mendengar cerita-cerita kamu."
"ma, Lira sudah besarkan. Lira mengerti kok." mama memeluk Lira erat.
"hah, kenapa kita jadi tangis-tangisan begini. Kamu akan menikah, jadi istri yang baik yah. Ingat surga kamu bukan lagi ditelapak kaki mama, melainkan ditelapak kaki suami kamu. Hormati dia, jaga dia dan rawat dia dengan baik sayang"
"iya ma, InsyaAllah Lira akan berusaha menjadi istri yang baik untuk suami Lira" mama mengangguk.
Pintu kamar terbuka, Safira masuk kedalam kamar.
"Tante, Lira. Acara sudah dimulai, kita harus keluar." Lira dan mama mengangguk. Dengan digandeng Safira dan mama, Lira keluar menuju ruang tengah dimana acara pertunangan akan tengah berlangsung.
Ayah Leo tengah berbicara dan mengutarakan maksudnya datang kerumah keluarga Lira, setelah ayah selesai berbicara berganti papa yang mulai berbicara didepan semuanya. Lira hampir tidak mendengar perkataan papa dan ayah, Lira tengah menatap Leo dengan perasaan yang campur aduk dan tidak karuan.Merasa tengah diperhatikan Leo pun memandang Lira dan menggoyang-goyangkan kepalanya dan membuat Lira tertawa kecil.
Bunda dan Leo mendekati Lira untuk memberikan barang pengikat sebuah kalung putih dan sebuah gelang cantik. Leo membawa kotak perhiasan dan bunda yang memakaikan perhiasan itu ke leher dan pergelangan tangan Lira. Setelah memakaikan perhiasan itu Lira menyalami Bunda. Bunda memeluk erat calon mantu itu.
Setelah acara selesai Lira berdiri didepan balkon kamarnya dan tengah memandang jauh kedepan. Dia tengah melamun, dan pikirannya menerawang jauh entah kemana. Leo yang baru masuk kedalam kamar Lira, langsung mendekati Lira perlahan-lahan dan menyenggol tengkuk Lira pelan.Seketika Lira teriak sekencang-kencangnya.
"maling.........." Leo menjauh saat tangan Lira hendak memukulnya.Lira terengah-engah saking terkejutnya.
"kamu, kamu bikin kaget saja" Leo menjitak kepala Lira pelan. Lira yang masih terengah pun memegang kepalanya.
"maling maling. nggak ada yang nyuruh kamu melamun disini ya. Kesambet baru tau."
"hah suka aku dong." Lira melirik tajam kearah calon suami jahilnya itu.
"suka aku, suka aku. Nggak ada yang suka kamu."
"iiiih, nggak ada yang mau disukai kamu." Lira masih memegang dadanya yang masih berdebar kencang.
"ayo kebawah, semua keluarga tengah menunggu kita dibawah. Akan ada acara makan-makan tuh."
"heh, aku masih capek. Sebentar lagi ya." Leo tidak menjawab hanya memandang Lira. Lira pun tersenyum.
"ayo, kamu mau kita dijemput paksa hah." Lira mendengus kesal. dia pun berlalu pergi terlebih dahulu.
"ough your scary" Leo mengikuti Lira dan menggandeng tangan Lira.
Dengan digandeng Leo, mereka turun kebawah dan menemui keluarga yang sudah duduk dimeja makan. Semua memandang Leo dan Lira dengan pandangan yang bahagia, Leo menarik satu kursi dan mempersilahkan Lira duduk. Setelah itu Leo pun duduk disamping Lira.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Police (End)
RomanceJadi istri seorang polisi? Sama sekali tidak pernah Lira bayangkan. Tapi apa boleh buat jika takdir harus menyatukan dia dalam mahligai rumah tangga dengan seorang polisi yang kadang arogan dan kadang bisa sangat manis. Lika liku rumah tangga. Ber...