Suasana ruang rawat Lira semakin ramai dikunjungi. Seluruh keluarga bergantian masuk dan melihat bayi kembar menggemaskan itu. Tidak tertinggal Safira, sahabat Lira yang sudah 6 bulan terakhir ini menetap di Singapura mengikuti suaminya. Pelukan mereka mengerat dan malah saling tangis tangisan haru, saking lamanya tidak bertemu.
"Betah banget sih disana Fira. Akukan kangen." Ucap Lira sambil mengusap air matanya yang mengalir.
"Maafin ya. Aku harus beradaptasi sama lingkungan baru beb. Makanya susah untuk meluangkan waktu sekedar kasih kabar yang disini."Lira mengangguk.
"Doain ya, sebentar lagi aku akan menyusul jadi ibu." Seru Safira sambil mengelus perutnya yang sudah terlihat buncit itu dan di sambut dengan pekikan pelan Lira.
"Masya Allah. Udah berapa bulan?"
"4 bulan lebih sedikit. Makanya aku udah boleh naik pesawat kesini. Kalau masih tri semester pertama, bisa bisa aku gak akan pernah ketemu kedua jagoan lucu kalian." Seri Safira masih menatap gemas kedua bayi kembar itu.
"Bibit cakep dari bapaknya emang gak bisa di pungkiri ya, gemes banget liatnya." Lira tertawa mendengar celetukan Safira. Leo yang di samping Lira pun tersenyum.
Kamar rawat inap Lira masih saja terus di penuhi teman maupun rekan kerja Leo untuk menjenguk Lira ataupun melihat jagoan kembar mereka. Hingga jam menunjukkan pukul 16.00 wib, kamar pun sepi hanya ada Leo yang menjaga Lira dan kedua anaknya.
Lira terus memandangi wajah Ivan dan Ihan panggilan anak mereka dengan senyum sumringah nya. Leo yang baru selesai mandi pun mendekati mereka. Di elus kepala Lira lembut dan mengecupnya pelan. Lira menatap Leo sebentar dan tersenyum.
"Mereka kok lucu banget sih mas?" Seru Lira.
"Siapa dulu bapaknya sayang." Lira mencibir. Lira merentangkan tangannya lebar ke arah Leo. Leo pun menyambutnya dan memeluk erat tubuh istrinya dengan sayang.
"Makasih sayang. Udah menghadirkan mereka di hidup kita, bahagiaku sekarang sempurna." Seru Leo. Lira tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Lihat mas sebentar sayang." Lira sedikit menjauhkan kepalanya dan mendongak menatap Leo. Dengan cepat Leo mengecup bibir Lira, Lira tersenyum malu.
"Sayang banget sama kamu."
"Dasar mister bucin. Sejak kapan mas jadi begini?"
"Mulai sekarang dan seterusnya. Mas jadi mister bucin untuk kalian bertiga" Lira tergelak. Si kaku yang mendeklarasikan dirinya mister bucin, Lira hanya menggelengkan kepalanya sebentar dan semakin mengeratkan pelukannya.
****
Setelah hampir satu Minggu Lira dan kedua bayinya menginap di rumah sakit. Akhirnya hari ini mereka di perbolehkan pulang. Lira menatap mama dan Bunda mertuanya tengah sibuk mengepack barang barangnya yang akan di bawa pulang dengan senyum tipisnya. Lira tadi sudah ingin membantu mereka namun di larang keras oleh Bunda dan membuat Lira duduk kembali di ranjang.Kedua nenek itu terlalu bahagia ketika mendengar cucunya sudah di perbolehkan pulang, super cepat mempacking barang barang di rumah sakit.
Tidak lama pintu terbuka menampilkan kakek kakek kedua jagoan itu.
"Semuanya udah selesai jadi kita boleh pulang dan bawa Ihan dan Ivan. Haduh gak sabar pengen main di rumah." Seru papa antusias, Mama mendekat dan langsung memukul pelan lengan papa.
"Masih sekecil ini mau di ajakin main apa pa? Sembarang aja."
"Main apa aja. Yang penting bisa main, nanti kakek ajarin mancing ya jagoan jagoan ganteng kakek." Seru papa tanpa menatap mama, karena fokus tatapannya tetap di dua jagoan itu.
Mereka pun tertawa mendengar kelakar papa, maklum Lira kan anak semata wayang dan hanya dari Lira mereka memiliki cucu wajar jikalau orang tua Lira benar-benar antusias dan sayang banget dengan cucu mereka. Terlebih lagi langsung di kasih dua, kebahagiaan papa dan mama tidak terbendung.
Suara tawa mereka terintrupsi dengan kedatangan supir Yang akan menjemput mereka. Kebetulan hari ini Leo tidak bisa meninggalkan kerjaannya, karena cuti seminggu saat istrinya melahirkan mengakibatkan kerjaan di kantor pun semakin menumpuk. Dengan terpaksa dia tidak bisa membawa istri dan kedua anaknya itu pulang kerumah. Untung Lira adalah istri pengertian, mengerti bagaimana kondisi pekerjaannya yang kadang sangat padat dan sibuk.
***
Lira mematikan lampu utama dan menggantinya dengan lampu tidur, Ihan dan Ivan sudah terlelap. Kesempatan Lira untuk mandi dan bersih-bersih sebelum suaminya sampai rumah. Semenjak dari rumah sakit Lira tidak sempat mandi karena banyak tamu yang berdatangan, walau ada kedua orang tua dan mertuanya tetap aja Lira tidak bisa begitu saja meninggalkan tamu tamunya.
Lira meraih handuk yang ada di dalam lemari dan masuk ke dalam kamar mandi. Memanjakan diri sejenak, sebelum anak-anaknya terbangun. Setelah merasa cukup Lira pun mengakhiri mandinya. Dia melilitkan handuk di atas dadanya dan segera keluar.
Lira menangkap siluet laki laki yang baru masuk kedalam kamar, Lira tersenyum melihat siapa laki-laki itu.
"Jangan sentuh mereka dulu sayang, kamu harus mandi dulu." Seru Lira sambil menarik tangan Leo yang akan menjawil pipi Ivan. Leo tersenyum dan menatap Lira, dan mengernyitkan keningnya saat menyadari istrinya itu hanya memakai handuk.
" Mandi dulu mas, kamu kotor ih." Lira membelakangi Leo dan menjuju lemari baju, karena Lira tidak mendengar sahutan Leo pun membalikkan tubuhnya dan terkejut saat Leo sudah ada di belakangnya.
"Astagfirullah, ih mas. Ngagetin aja, mandi sana."
"Mau mandi sama kamu,"
"Akukan baru selesai mandi, udah mas mandi dulu. Aku siapin bajunya." Leo menggeleng dan menarik pinggang Lira, Leo menyurukkan wajahnya di leher Lira dan langsung menghirup aroma segar dari tubuh Lira. Lira menggelengkan kepalanya sedikit pasrah. Sepertinya suaminya itu benar-benar sangat kelelahan, di elus rambut Leo pelan dan membiarkan Leo memeluknya. Kondisi ini cukup menggelikan mengingat Lira belum memakai bajunya, ya biarin aja toh sama suami sendiri.
Leo mengendurkan pelukannya dan mencium pipi Lira lama.
"Ya udah mas mandi dulu, kamu buruan pakai baju nanti masuk angin." Lira tertawa sumbang, bukannya Leo sendiri yang menghalangi Lira untuk memakai bajunya. Dasar bucin labil. Lira pun mengangguk pelan,
" I Love you sayang." Seru Leo. Lira bengong. Tumben banget. Di tengah kegelian dan ketakjuban Lira, dia pun membalas.
"Love you too sayang." Leo pun benar-benar masuk kedalam kamar mandi. Lira segera memakai baju dan mendekati boks bayinya.
"Ayah kalian makin aneh sayang. Tapi Bunda juga makin cinta sama Ayah." Gumam Lira pelan, dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan menunggu suaminya selesai bersih bersih.
TBC
Akhirnya
Akhirnya
AkhirnyaSetelah aku cuekin, kelar juga. Walau pun sedikit banget. Maaf ya guys.
Terlalu lama ninggalin cerita sendiri. Semoga gak bosan bosan ya.Tinggal 1 part terakhir kok. Habis itu aku kelarin dan move ke cerita SIL. Tulisan SIL pun sama sekali gak aku senggol.
Biasa kalau kerja masih di bos in. Ya mau gak mau waktu terkuras di kerjaan yang numpuk. Ini juga masih jetleg setelah 3 Minggu masuk terus tanpa libur. Limbung guys.
Udah ah ntar muntah dengar curhatan ku. Hehehe
Selamat baca ya, jangan lupa vote dan komen. Love you
SALAM
DII
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Police (End)
RomanceJadi istri seorang polisi? Sama sekali tidak pernah Lira bayangkan. Tapi apa boleh buat jika takdir harus menyatukan dia dalam mahligai rumah tangga dengan seorang polisi yang kadang arogan dan kadang bisa sangat manis. Lika liku rumah tangga. Ber...