PART XXXI: PERMOHONAN LEO PADA NENEK

1.6K 68 2
                                    

Leo tengah menunggu kedatangan seluruh keluarganya kerumah. Setelah mempertimbangkan kondisi kandungan Lira yang belum sepenuhnya membaik dan terlalu riskan juga untuk berpergian akhirnya Leo mengundang semuanya untuk datang dan membicarakan semua masalah yang sudah terjadi. Sementara, keluarga Lira yang masih di luar negeri tidak ikut berkumpul dan menyerahkan semua keputusan di tangan Leo dan Lira.

Leo tersenyum menyambut keluarga besarnya yang sudah sampai dirumah, disalami dan dipeluk satu satu Ayah, Bunda, Nenek, Joni, Rahman dan kakak iparnya. Lira yang masih bersiap pun segera turun kebawah. Langkahnya super gugup karena dia tahu ini akan menjadi pertemuan yang cukup menegangkan.

Dilihat dari atas, keluarga suaminya pun telah kumpul di ruang keluarga. Lira menghelakan nafasnya panjang dan mendekat kearah mereka. Leo yang menyadari kedatangan istrinya itu segera menghampiri dengan tatapan takjubnya. Saat ini Lira tengah menggunakan gamis hijau beserta hijabnya. Beberapa waktu lalu, Lira sempat menyampaikan keinginan berhijab pada suaminya. Leo pun menyambut dengan sukacita dan mendukung keinginan istrinya itu. Leo saat ini hanya takjub melihat istrinya yang semakin terlihat cantik dengan kerudungnya.

(Anggap aja ini bukan Alisya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ini bukan Alisya ya. Liat baju dan hijabnya aja)

Lira meraih tangan Leo, Leo mengelus pipi istrinya dan mengecup kening Lira lama. Bunda yang sudah berada di dekat mereka pun tersenyum penuh haru. Lira menghampiri Bunda, dan langsung disambut dengan pelukan erat Bunda.

"MasyaAllah Lira. Kamu cantik sekali," Bunda mencium kening Lira dan kembali memeluk menantunya itu. Lira tersenyum.

"Sejak kapan memutuskan berhijab sayang?"

"Keinginan sih udah lama bunda. Tapi baru sekarang terealisasikan." Bunda kembali memeluk Lira sejenak dan membawanya ke ruang keluarga.

"Pelan-pelan Lira. Bunda tau kandungan kamu lemah akhir-akhir inikan?."

"Iya Bun. Beberapa kali sempat flek, tapi gak papa Bun. Cuma Lira aja yang terlalu kecapekan."

"Astagfirullah. Leo, kamu jagain mantu Bunda gak sih?" Bunda menatap anaknya itu dengan pandangan prihatin. Leo menunduk.

"Ini memang salah Leo Bun. Yang nggak peka kalau istri Leo itu tengah kesakitan." Bunda menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lain kali kamu juga harus perhatiin kondisi istri kamu. Lira diam bukan berarti tidak sakit. Dia hanya tidak ingin kamun terbebani."

"Iya Bun. Leo belajar banyak karena kejadian ini. Ini juga salah satu alasan Leo mengumpulkan semuanya dirumah." Bunda mengernyitkan dahinya, tidak mengerti.

"Kita keruang tengah aja dulu Bun. Nanti Leo jelaskan." Bunda hanya mengangguk, dia menggandeng tangan Lira menuju ruang tengah yang sudah ramai dengan suara anak-anak Joni dan Rahman.

Lira dan Leo duduk berdampingan, tangan mereka bertaut. Ayah dan Bunda yang sedikit paham dengan kondisi sekarang memilih diam dan menunggu penjelasan dari Leo langsung. Joni dan istrinya Dela yang paham seratus persen pun hanya tersenyum menguatkan. Yang lainnya menunggu dengan penasaran.

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang