PART XXXIII : Sonya

1.5K 60 2
                                    

Nenek memeriksa berulang kali jam di dinding kafe itu. Sudah 1 jam lebih sedikit Nenek menunggu Sonya datang, tapi belum juga ada wujudnya. Kesal, sudah pasti. Beberapa kali Nenek terlihat senewen dan ingin beranjak dari duduknya, namun mengingat apa tujuan untuk bertemu Sonya. Nenek pun mencoba menahan emosinya. Tidak lama setelah itu, Sonya pun masuk kedalam kafe dan segera duduk di hadapan Nenek.

"Nenek Maaf, Sonya lupa kalau udah ada janji sama Nenek. Sonya pergi makan tadi sama teman-teman, dan nggak tega kalau harus ninggalin mereka. Nenek mengernyitkan dahinya.

'jadi dia lebih tega membuat Nenek tua sepertiku menunggu dia satu jam lebih disini.' dumel hati kecil Nenek.

"Ada apa Nenek mau ketemu Sonya?" Seru Sonya dengan wajah sumringah nya. Nenek membuang wajahnya kesamping.

"Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan rencana kita untuk membuat Leo dan istrinya bercerai." Seru Nenek tegas. Sonya membelalakkan matanya tidak terima.

"Kenapa tiba-tiba harus kita batalkan nek? Sonya lihat usaha kita pasti akan berhasil." Nenek menggelengkan kepalanya.

"Nenek sadar, jika Nenek egois pada mereka. Sudah jelas mereka sudah di jodohkan Allah untuk menjadi pasangan hidup, tapi nenek masih saja mengusahakan mereka berpisah. Nenek selama ini sudah menentang takdir Allah. Nenek salah." Sonya mendengus.

"Sonya udah berusaha mati-matian buat meluluhkan Leo Nek. Nenek seenaknya aja menyuruh Sonya berhenti, Sonya tidak bisa." Nenek menggenggam tangan Sonya erat.

"Ikhlaskan mereka ya Sonya. Mungkin kamu memang tidak ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga kami." Sonya menarik tangannya kuat.

"Aku nggak peduli dengan tidak jadinya Sonya menjadi menantu di rumah kalian. Aku hanya menginginkan Leo jadi milikku." Seru Sonya dengan wajah dinginnya.

"Jangan begitu Sonya. Nenek mohon."

"Tidak akan. Tanpa bantuan Nenek aku juga bisa dapatin Leo. Kita tunggu aja." Senyum miring terhias di bibir penuhnya.

"Dasar tua Bangka tidak berguna. Seharusnya aku tidak menuruti semua rencanamu kalau pada akhirnya akan di gagalkan di tengah jalan seperti ini." Sonya memundurkan kursi dan segera berlalu. Nenek menatap Sonya dengan sedih. Dia tidak sadar sudah menjadi kan anak semanis Sonya berubah menjadi licik seperti itu.

Nenek menelpon Rahman untuk menjemputnya di kafe. Nenek akan mengunjungi Leo dan Lira dirumah.

***

Sonya membanting pintu mobilnya dengan emosi. Di cengkeram kuat stir mobil di depannya. Emosinya masih sangat menguasai hatinya.

"Orang tua sialan. Tau gini, gue pakai cara gue sendiri buat misahin mereka. Brengsek." Dilajukan mobil warna putihnya itu kejalan raya.

"Lo bakal tau apa yang akan gue lakuin buat Lo Lira. Lo udah ngambil yang seharusnya punya gue. Sialan." Sonya semakin berapi-api. Dibelokan mobilnya ke kompleks perumahan Leo dan Lira tinggal. Di hentikan mobilnua tidak jauh dari rumah mereka. Dia yakin Lira ada didalam, sendirian. Karena sudah pasti Leo kekantor.

Di tunggu beberapa saat di depan rumah Leo, tidak lama Sonya melihat Lira dengan setelan hitam hitamnya tengah keluar dari rumah. Sonya cukup terkejut melihat Leo pun keluar dari rumah dengan baju yang senada. Telepon pintarnya pun berbunyi beberapa kali tapi tetap tidak dihiraukan.

"Hape sialan. Ganggu aja." Mau tidak mau Sonya mengangkat nya. Mamanya yang menelpon.

"Ada apa sih ma?"

'kamu dimana sayang? Ayo pulang.'

"Ada apa sih ma. Ganggu aja deh. Kenapa pakai nangis nangis gitu. Sonya lagi sibuk."

'mama mohon, pulang nak.'

"Ada apa sih?"

'papa kecelakaan.......' Sonya menjatuhkan telepon pintarnya dan terpaku.

TBC

Kalau pada gak puas sama part ini. Maafin ya. Leo dan Lira gak keluar hihi. Ini tinggal beberapa part lagi kok. Sabar ya. Penulis nya agak hectic jadi susah konsen buat nulis. Ini aja udah seminggu di kerjain dikit dikit. Jadinya dikit banget lagi. Maaf ya.

LOVE YOU

SALAM

DII

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang