PART XV: Akad Nikah, Mencuri Malam Pertama

2.4K 85 0
                                    

Lira tengah memeluk mamanya erat, beberapa menit lagi ijab Kabul pernikahannya dilaksanakan. Jantungnya semakin deg-degan nggak karuan, mama menenangkan Lira sambil mengelus punggungnya sayang.Dania dan Safira yang ada didalam kamar pun ikutan tersenyum melihatnya.

"ma, Lira gugup banget."

"tenang sayang, dulu waktu mama mau menikah dengan papamu juga begini. Gugup, deg-degan tak menentu sama seperti kamu. Tapi kamu akan lega saat suami kamu sudah mengucapkan ijab dan terdengar kata sah dari saksi-saksi pernikahan kalian."

"iya Lira, aku sama kok. Dulu waktu mau menikah dengan mas Ryan ya kayak kamu gini, gugup juga" Dania menambahkan.Lira tersenyum mendengarnya.

"kamu beruntung tidak ikutan duduk didepan penghulu, dulu mama Harus menjaga hati biar nggak ketaun kalau gugup. Kamu bisa begini karena kamu tinggal mendengarkan ijab dan kabulnya." Lira mengangguk.

"oke ma, Lira udah harus bangun dari mimpi Lira. Ini kenyataan yang harus Lira jalanin" mama memeluk Lira kencang.

Lira memejamkan matanya saat mendengarkan Leo yang tengah mengucap ijab kabulnya didepan penghulu dan papanya. Dihirup banyak-banyak udara di paru-parunya dan mengehmbuskannya kuat-kuat, sampai-sampai Safira dan Dania terkejut dan tertawa mendengarkannya. Lira tersenyum canggung.

"kita harus keluar Lira, kamu sekarang sudah jadi istri sah buat Leo. Aku turut senang." seru Safira sambil memeluk Lira. Lira mengangguk pelan, mereka beriringan keluar dari kamar.

Lira duduk disamping Leo, sesekali dipandang wajah Leo sejenak. Leo pun sesekali mencuri pandang kearah Lira, senyumnya mengembang saat Lira sudah ada disampingnya. Ternyata bukan Lira saja yang mengalami gugup dan deg-deggan, Leo juga. Lira tersenyum saat merasakan tangan Leo yang basah dan dingin saat menggenggam tangannya. Bisa gugup juga ini polisi tukang bully, batin Lira.

Leo menyematkan cincin pernikahan dijari manis Lira setelah itu Lira mencium punggung tangan Leo pelan, Leo pun mencium kening Lira. Setelah mentanda tangani berkas nikah mereka Leo dan Lira menghampiri kedua orang tua mereka untuk sungkem, Lira meneteskan airmatanya saat dia memeluk mama dengan erat. Mama menepuk bahu Lira dan memeluknya erat, papa yang melihat juga meneteskan airmatanya mengingat anak semata wayangnya kini sudah dewasa dan sudah menikah dipeluk erat Lira. Papa tersenyum dan menepuk punggung Lira pelan, Leo pun sungkem kepada orang tuanya dan mertua barunya itu.

Setelah akad nikah semua keluarga kumpul diruang tamu rumah Lira, mereka tengah berbincang.Lira tengah tersenyum memandang Leo yang saat ini sudah menjadi suaminya, Leo yang tengah meladeni kelakar-kelakar dari kedua kakaknya pun memandang Lira yang duduk di sampingnya. Kali ini Lira tidak berpaling dari tatapan Leo, dia menentang tatapan penuh cinta suaminya itu. Leo meraih tangan Lira dan menggenggamnya erat sekali. Lira tersenyum melihat tangannya yang tidak terlepas dari genggaman Leo. Polisi kasar yang kali ini benar-benar sangat dia cintai.

Rahman yang menyadari perubahan kedua adik dan adik iparnya itu hanya tersenyum simpul dan mengangguk-angguk. Untuk kali ini Rahman percaya adiknya sudah bisa menjaga dan menafkahi istrinya itu, dia tersenyum penuh arti kearah kedua orang yang didepannya.

Mama dan Papa Lira serta ayah dan Bunda Leo tengah berbincang-bincang di sudut ruangan sambil sesekali terdengar tawa mereka. Nenek bersama Amira tengah duduk di ruang tivi sambil menikmati makan siang mereka, untuk kali ini nenek tidak segalak biasanya namun wajahnya yang kurang senang tetap terlihat. Amira tetap dengan keceriaannya dan kecuekkannya yang sesekali mengundang tawa kedua abangnya itu. Kedua kakak ipar Lira sudah tidak tahu ada dimana, mungkin mereka ada di depan tengah berbincang seru.

Leo menggandeng tangan Lira dan mengajaknya ke balkon rumah Lira yang strategis dan nyaman untuk beristhirahat melepaskan lelah. Lira hanya menurut diajak Leo keatas.

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang