PART XIII: Nemeni Leo Tugas

2K 79 1
                                    

Lira kesal bukan main dengan kelakuan Leo, seenaknya saja dia meminta Lira untuk menemaninya bertugas dijalan raya mengatur lalu lintas yang ada. Lira tengah cemberut di halte bis yang biasa mereka janjian bertemu untuk pergi kencan. Lira menopang dagu dan memanyunkan mulutnya kedepan, sudah 3 jam dia hanya berdiam seperti ini demi menunggu Leo selesai dengan pekerjaannya. Sesekali Lira memandang Leo dengan tatapan penuh dendamnya.

"kalau nggak mikir kamu itu calon suami aku, aku mah nggak mau kamu suruh menunggu seperti ini polisi Leo. Kamu pikir nggak capek nungguin kamu seperti ini hah, kayak orang gila berdiam diri selama 3 jam disini. Dihalte bis, demi untuk nungguin kamu selesai kerja. really hate you" gumam Lira kesal bukan main.

Leo yang masih mengatur kemacetan dibeberapa titik setiap ada kesempatan dia melihat Lira dan memandangnya. Terkadang dia tersenyum sendiri saat melihat Lira tengah cemberut, bukan dia tidak tahu kalau Lira sangat membenci hal-hal seperti ini. Namun dia sengaja dengan tega meminta Lira untuk menemaninya bekerja, hitung-hitung bisa membuatnya terbiasa nantinya saat sudah menikah dengannya. Leo tertawa saat melihat Lira yang tengah mengantuk dihalte, beberapa kali Lira menganggukkan kepalanya kedepan.

Dia menyudahi pekerjaannya saat kemacetan sudah mengurai dan kendaraan dijalan raya sudah lebih sedikit, Leo mendekati Lira dan duduk disampingnya. Mata Lira masih terpejam tidur, Leo tersenyum melihatnya.

"maaf sayang sudah membuat kamu seperti ini" gumam Leo. Diletakkan kepala Lira dibahunya dan membiarkan Lira tertidur dibahunya. Leo masih tersenyum memandang wajah Lira yang terlihat lebih manis dan polos saat tertidur. Dia mengusap-usap kepala Lira lembut, Lira bergerak lemah dan perlahan-lahan terbangun dari tidurnya dan mendapati dia bersandar dibahu Leo.

"ya ampun aku ketiduran, kamu udah lama disini Leo?"

"nggak kok, ehm kira-kira setengah jam lebihlah."

"kenapa nggak bangunin coba?"

"nggak tega bangunin, kamu pasti bête banget nungguin aku seharian inikan, dan keliatan capek banget,"

"tuh kamu ngerti. Eh kerjaan kamu gimana?"

"udah selesai, kita cari makan sekarang yuk." Leo mengandeng tangan Lira. Lira yang baru bangun tidur terhuyung lemas, Leo segera menangkapnya dan memeluknya erat. Lira terkejut, belum terbiasa menerima pelukan Leo.

"kamu kenapa?" tanya Lira.

"pengen meluk kamu aja." Lira tersenyum. Lira melingkarkan tangannya di pinggang Leo, jarang-jarang Leo mau memperlakukan dia seperti ini. Meluk sih sering tapi pake acara memaksa. Lira diam saja

"kruuuk kruukkk kruuk" Lira menengadah keatas melihat Leo, Leo tengah tersenyum malu.

"laper, tadi pagi lupa sarapan." Lira tertawa.

"kebiasan kamu. Makan yuk." ajak Lira. Leo mengangguk, diambil topi polisinya dan menggandeng Lira menuju pos jaga yang tidak jauh dari halte tersebut.

"kamu tunggu sebentar, aku ganti baju dulu didalam." Lira mengangguk. Dia duduk didipan yang ada di pos jaga tersebut, Lira tengah memandang dipan itu dengan tatapan kesal. andai saja dia tidak datang ke pos jaga ini dan bukan dia yang menolong Leo saat sekarat beberapa waktu lalu, mungkin dia tidak akan seperti ini.

Lira masih terdiam saat Leo sudah ada disampingnya, karena beberapa kali dipanggil Lira tidak menjawab. Leo menjitak kening Lira pelan,

"auch, sakit tau. Kebiasaan." pekik Lira sambil mengusap-usap keningnya.

"nggak ada yang nyuruh kamu melamun di sini. Kesambet baru tau." Lira memanyunkan bibirnya kedepan. Leo menarik tangan Lira keluar dari pos jaga kemotornya.

Kali ini Lira yang mengajak Leo makan ditempat favoritnya, tempat yang sederhana namun bersih dan nyaman. Lira langsung duduk di salah satu kursi yang ada ditempat makan itu, mau tidak mau Leo pun ikutan duduk didepan Lira. Leo membuka jaket kulitnya dan melemparkan ke Lira, untung Lira langsung menangkapnya, kalau tidak mungkin dia akan ditertawakan orang-orang di tempat makan tersebut.

"kamu nggak boleh protes, makan aja yang ada disini." Leo melototkan matanya. Lira tidak peduli dia langsung memesan makanan kepelayan tempat makan itu.

"jangan ngambek, males liatnya." Leo menonyor kepala Lira pelan. Lira hanya cemberut. Setelah memesan makanan dan menunggunya, Lira mengeluarkan handphonenya dan memotret Leo yang tengah memandangnya.

"kamu ngapain?" Lira menggeleng. Leo merebut telepon pintar Lira dan melihatnya. Tanpa ekspresi Leo melihat fotonya didalam telepon itu dan langsung memberikan ke Lira.

"jangan kamu guna-guna foto aku."

"kok tau, niatnya memang begitu" canda Lira. Leo tertawa.

"mending foto bareng aja." Leo mengambil telepon pintar Lira lagi dan mendekati Lira. Dia merangkul bahu Lira dan memotretnya, Lira tersenyum.

"sekali lagi." Lira tersenyum manis, mendadak senyumnya hilang berganti ekspresi terkejut sampai membuat mulutnya terbuka. Leo mencium pipinya. Setelah foto Lira memukul lengan Leo.

"kamu sadar nggak sih disini rame banget." Leo hanya mengangkat bahunya, masa bodoh. Dipukul lagi tangan Leo.

"ini di Indonesia bukan di California, main cium-cium aja kamu." Leo mendekatkan wajahnya ke wajah Lira. Lira mundur beberapa senti.

"emang aku pikirin." Lira menggelengkan kepalanya. Pelayan datang dengan membawa makanan pesanan mereka, setelah terhidang semua didepan mereka, Leo hanya mengernyitkan keningnya saat melihat makanan didepannya.

"ayo makan, kenapa diam aja."

"ehm..."

"udah nggak usah sok nggak mau, kamukan polisi seharusnya kamu sudah terbiasa dong makanan seperti ini. Kenapa protes."

"justru karena udah terbiasa seperti ini, makanya aku agak nggak suka."

"makan aja, atau perlu aku suapi?"

"mending makan sendiri."

"nah itu mau, dari pada aku suapi pake centong nasi?" Leo tertawa sinis. Lira menutup mulutnya menahan tawa.

"nggak usah ditahan." Lira pun tertawa. Melihat tampang Leo yang terlihat sangat lucu.

"setelah ini kamu ikut aku, kita kebutik. Nyoba baju yang sudah aku pesan untuk kita berdua."

"kapan mesannya tau-tau udah mau dicoba aja."

"udahlah kamu ikut aja kenapa sih, banyak omong banget deh. Nurut aja sayang." Lira pun mengangguk pelan.

***

TBC..... BONUS. THANK YOU SO MUCH.

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang