PART XVIII: KEMBALI KERUTINITAS

2.1K 64 0
                                    

Setelah masa cutinya berakhir Leo kembali bekerja begitupun dengan Lira yang sudah mulai masuk kekantor, dipeluk erat Safira melepaskan kangen dengan sahabatnya setelah satu minggu tidak bertemu selepas resepsi pernikahannya.

"duh pengantin baru, senang sekali nampaknya." Lira tersenyum.

"aku kangen banget sama kamu Fira."

"aku juga, tapi yang penting kamu udah kerja lagi." Lira mengangguk. Mereka langsung duduk ditempat kerja masing-masing saat bos mereka lewat.

"ntar kita ngobrol banyak yah, aku pengen tau soal kamu, suami kamu dan foto prawed kamu kemaren. Yang di DP BBM kamu keliatan keren banget."

"boleh banget Fir, kebetulan aku udah mengkopinya di tab ini semuanya."

"oke" mereka kembali kekerjaan yang masih menumpuk didepan mereka.

Lira dan Safira jalan beriringan kekantin setelah jam makan siang tiba, dengan langkah pasti mereka masuk kedalam kantin sederhana yang tidak terlalu jauh dari lokasi kantor mereka. safira sudah siap mendengar semua cerita Lira hari ini,

"nah, gimana suami kamu?"

"Alhamdulillah, dia baik sama aku Fir. Ya walaupun dia masih aja suka membully, suka ngerjain dan bikin bête. Tapi dia keliatan kok sayang sama aku"

"asyik, terus?"

"ya gitu, pokoknya kalau aku sama dia pasti suasana hatiku bisa campur aduk. Kadang bisa seneng banget, kadang bisa kesal setengah mati. Pokoknya aur-aruan rasanya, tapi sejauh ini aku bahagia kok. Keluarga dia juga menerima aku dengan senang hati, ya walaupun ada aja yang nggak suka sama aku"

"heh, kok gitu?" Lira mengangguk pelan.

"neneknya Leo nggak suka sama aku, keliatan banget nggak sukanya Fir"

"hem gitu yah, hah biarian aja. Selagi yang lain sayang sama kamu neneknya Leo bisa di akalin."

"huss kamu, emang apaan diakalin. Kamu ini" mereka tertawa.

"nah Lira, aku mau tahu foto prawednya?" Lira mengambil tabnya dan memberikan ke Safira.

"wah Lira, suami kamu seleranya keren juga ya. Konsepnya keren-keren banget Lira, hah aku jadi pengen tau." Lira tersenyum.

"ya ampun Lira, keren banget. Ini pake diarahin fotografernya atau gimana?"

"sama sekali kita nggak diarahin Fir, kita Cuma disuruh rileks aja sesuai dengan apa yang kita mau. Kayak natural aja, waktu olahraga ini. Kita Cuma disuruh lari-lari kecil sambil main bola aja, semuanya natural. Aku aja nggak nyangka banget hasilnya bisa begini banget."

"oh... mau banget Lira" seru Safira gemas.

"ini lucu banget Lira, emang kamu bisa dansa? Sejak kapan?"

"sama sekali nggak Fira, diajarin Leo itu aku pake marah banget loh"

"tapi jadi lucu banget, beneran nggak acting kan?" Lira menggeleng.

"ini lagi ngapain? Kok Leo kayak mau nyium kamu"

"bener banget Fira, itu waktu aku ngambek parah sama dia. Aku sempet nggak mau tuh lanjutin pemotretannya, dia tarik, dia peluk kenceng banget. Aku disuruh maafin dia kalau nggak dia bakal nyium aku, gila aja dicium di depan orang banyak ya aku nggak mau."

"Lira lucu banget, aku nggak sabar nyusul kamu" Safira mengembalikan tab Lira.

"ya udah, buruan suruh Doni ngelamar kamu Fira." Safira memanyunkan bibirnya.

"tahun depan Lira, kalau sekarang dia belum mau. Katanya belum sukses."

"ya udah sabar aja Fira" Safira mengangguk pelan. Mereka melanjutkan makan siang mereka,

"eh iya Lira, bentar lagi ada atasan baru loh. Dia bakalan menggantikan bos, katanya sih anaknya bos gitu."

"oh ya?"

"cewek cowok Fira"

"cewek, lulusan luar negeri. S2 desain grafis, pokoknya keren banget, kalau aku nggak salah namanya Sonya Sugito."

"Sonya?"

Setelah makan siang mereka kembali kekantor, Lira masih kepikiran dengan nama Sonya yang baru disebutkan Safira, Safira yang melihat Lira melamun langsung menyenggol lengannya agak kuat.

"melamun lagi, kenapa?"

"nggak ada Fira, aku nggak melamun kok."

"udah buruan yuk" mereka masuk kedalam lift menuju ruangan kerja mereka.

Jam kantor baru saja selesai, Lira bersiap mau pulang, hari ini dia harus menemani Leo kerja lagi di halte bis. Lira sudah menyiapkan diri untuk dikerjain lagi hari ini,

"Fira, aku duluan yah. Biasa, kalau sampai aku telat sedikit. Bisa-bisa aku dikerjain habis-habisan sama dia."

"oke Lira, hati-hati salam buat suami kamu." Lira tersenyum. Dia segera berlalu pergi.

***

TBC

My Husband Police (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang