Minggu pagi yang biasanya sangat indah untuk Lira dan Leo pun terganggu dengan kedatangan Sonya dan Nenek. Dengan segala tipu muslihat Nenek, Leo pun mau tidak mau menemani Sonya untuk pergi ke mall dengan alasan ada satu hal penting yang harus dia beli. Sementara Lira, menjadi bulan-bulanan Nenek untuk membuatkan makanan kesukaannya. Seperti saat ini Lira tengah mengusap peluh di dahinya saat merasa kelelahan selama keliling pasar mencari pesanan nenek. Lira duduk diam di pos satpam untuk menunggu taksi onlinenya datang.
Tidak sampai disitu saja, kini Lira harus memasak semua bahan yang telah dia beli tadi dengan nenek yang masih asyik santai di ruang keluarga sambil menonton drama kesukaannya.
"Lira, nenek tunggu 45 menit kamu harus menyelesaikan semua masakan yang nenek mau." Teriak nenek.
"iya nek," seru Lira sekenanya. Lira mencoba tersenyum menghadapi kerewelan Nenek yang semakin menjadi. Hingga saat ini, Lira benar-benar tidak berpikiran buruk tentang Nenek Mertuanya itu. Dasarnya Lira yang memang suka masak pun mengerjakannya dengan penuh semangat sampai kadang dia lupa kalau diperutnya ada makhluk hidup yang tidak bisa kecapekan.
Leo sudah menunjukkan wajah tidak sukanya saat Sonya memaksanya untuk ikut berkeliling didalam mall mencari semua keinginannya. Hatinya sangat mengkhawatirkan keadaan istri tercintanya dirumah. Dia bukan tidak tahu nenek akan melakukan suatu hal yang tidak baik pada istri tersayangnya itu.
"ini kamu mau keliling satu mall ini Sonya!." Tegur Leo kesal.
"sebentar lagi kak, ini ada satu tas yang dari 2 bulan yang lalu ingin Sonya beli. Satu toko lagi kok."
"kamu mengganggu waktu libur kakak, Sonya." Sonya hanya tersenyum manis.
"ayolah kak." Sonya mengeratkan pelukan dilengan Leo. Leo yang sudah lelah untuk melepaskan tangan Sonya dari lengannya pun membiarkannya. Bosan.
"kalau satu toko lagi kamu tidak berhenti, kakak akan ninggalin kamu disini." Ancam Leo. Sonya mencebikkan bibirnya.
"iya kak, hanya satu toko lagi." Sonya menarik tangan Leo masuk kedalam toko tas didepan mereka.
***
Lira benar-benar sangat lelah hari ini, Nenek pergi setelah memakan semua masakannya. Yang Alhamdulillah, Nenek tidak protes dengan masakan Lira. Itu sedikit membuat hatinya terhibur. Lira meluruskan kakinya di sofa dan mendinginkan tubuhnya yang terus berkeringat seharian ini. Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 pm dan Leo belum juga pulang. Beberapa kali teleponnya pun diabaikan. Lira menghembuskan nafasnya lelah, baru saja Lira meletakkan telepon pintarnya satu chat tertera di layar. Dari Safira. Lira membukanya dan mengernyit melihat isinya.
'hari ini aku ke mall sama mas Dony untuk fitting gaun resepsi, aku ketemu suamimu dengan Sonya di butik tas.' Isi pesan Safira. Beserta dengan foto bukti saat Sonya merangkul mesra lengan Leo. Lira menutup mulutnya, matanya mulai mengembun.
'demi Allah Ra, jauhkan suami kamu dari dia. Aku benar-benar punya feeling tidak bagus dengannya.' Lira menghapus airmatanya. Mencoba menegarkan hatinya. Diketik chat balasan untuk Safira.
'tadi Sonya memang datang kerumah dan minta ijin ke aku buat kasih mas Leo nemeni dia ke Mall karena ada acara penting Fir.' tidak lama balasan dari Safira masuk.
'bulshit, untuk selanjutnya jangan kamu ijinin. Astaga, kenapa kamu polos banget sih Ra. jelas dia sengaja mengganggu kalian, hari minggu waktunya kalian buat mesra-mesraan Ra. bukan malah membiarkan suami kamu jalan dengan cewek lain.'
'mas Leo, hanya anggap Sonya adiknya kok Fir.'
'come on Ra, Leo memang berpikir begitu tapi tidak dengan Sonya. Please buka mata kamu ya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Police (End)
RomantiekJadi istri seorang polisi? Sama sekali tidak pernah Lira bayangkan. Tapi apa boleh buat jika takdir harus menyatukan dia dalam mahligai rumah tangga dengan seorang polisi yang kadang arogan dan kadang bisa sangat manis. Lika liku rumah tangga. Ber...