Bab 3

35 4 0
                                    

Suara panggilan yang sudah tak asing di telinga wawan, benar saja ternyata saat itu nitta memanggilnya dari kejauhan dan menghampirinya di kantin kampus.

"Eh wan lo udah bisa masuk ngampus?" tanya nitta agak hati-hati. Nitta memang sahabatnya nayha dan juga sekampus dengan wawan walau beda jurusan.

"Iya nih gue hari ini ada konsul sama dospem jam 2" jawab wawan senyum.

"Wah bagus deh lo masih mau lanjutin kuliah lo, kan tinggal sedikit lagi sayang kalo lo nyerah gitu aja karena masa lalu" seru nita.

Wawan tersenyum kecil dalam hatinya dia berucap "bukan karena gue sudah move nitt, ini justru demi nayha, gue mau membuktikan ke dia bahwa gue bisa lulus cepat dan mendapat nilai bagus dan setelah itu mencari pekerjaan yang sesuai bidang gue, dengan usaha gue kelak pasti dia kembali di dekapan gue".

sebelum wawan melanjutkan hayalannya nita menepuk bahu wawan yang membuatnya agak sesikit kaget "ngelamun aja lo wan, yaudah gue masuk dulu ya ada jam soalnya" celetuk nitta.

"iya nitt, jangan molor doang dalam kelas" sahut wawan sambil tertawa kecil.

Sebelum menunggu jam konsul dengan dospemnya wawan menyempatkan diri kemushola kampus untuk sholat zuhur, setelah selesai sholat dia bertabrakan dengan adik tingkat, wawan ingin membantu buku-bukunya yang terjatuh tetapi perempuan itu bergegas merapikan sendiri dan pergi begitu saja dengan tergesa". Wawan hanya terdiam dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan dospem. Alhamdulillah saat itu bapa Akhmad ada didalam ruangan tersebut, secara perlahan wawan masuk dan mengucapkan salam. "Assalamuallaikum pak" jawab wawan pelan.

"Waallaikumsalam wan, silahkan masuk"jawab pak akhmad.

Setelah beberapa jam akhirnya wawan keluar ruangan dospem dengan wajah yang sedikit sumbringah. Alhamdulillah proposal skripsinya di terima oleh bapak akhamd dan sedikit coretan, dan wawan disuruh untuk melanjutkan kebab yang selanjutnya dengan harus memperbaiki yang sudah di coret oleh bapak akhmad tadi.

Dalam perjalanan pulang wawan menyempatkan diri singgah di tempat makan buat membeli soto khas daerahnya buat bekal untuk bundanya dirumah. Sesampainya dirumah wawan perlahan masuk dan mengucapkan salam "assalamuallaikum bunda"ucap wawan sopan.

"Waallaikumsalam wan, gimana lancar urusannya?"tanya bundanya.

"Alhamdulillah bun, wawan dipermudah sama allah. Dan di suruh sama dospem wawan buat lanjut kebab berikutnya"sahut wawan senang.

"Alhamdulillah wan, semoga saja cepat selesai kuliahmu dan segera mendapatkan pekerjaan,"

"amiin, makasih doanya bunda" ucap wawan. "Bunda sudah makan, ini wawan tadi beli soto di jalan kesukaan bunda" ucap wawan.

Bundanya tersenyum "belum wan, Yaudah bunda siapin ya kita makan bareng" ucap bunda. Dan merekapun makan dengan kesyukuran yang mendalam.

Sebelum magrib wawan pamit kebunda untuk sholat jamaah dimesjid "bunda, wawan pamit kemesjid dulu ya,nanti langsung sampai selesai sholat isya baru pulang" seru wawan.

"Iya wan, nanti bunda siapin makan malamnya, kamu hati-hati ya berangkatnya" seru bunda.

"Iya bunda, wawan berangkat dulu assalamuallaikum"sembari wawan mengecup lembut punggung tangan bundanya yang sudah mulai keriput.

"Waallaikumsalam"seru bunda. Memang jika setiap malam sabtu ada pengajian sehabis sholat magrib sampai dengan sholat isya dan wawanpun rutin mengikuti pengajian itu.

Dirumah bundapun sholat sendiri, matanya berbinar sampai membasahi sajadahnya, dia haru dalam sujud menyembah tuhannya allah yang maha kuasa. Selesai sholat bunda mendoakan anaknya agar mendapatkan jodoh yang baik dunia akhirat dan tidak lupa bunda mendoakan almarhumah suaminya yang sudah lama pulang kerahmatullah karena kecelakaan tunggal 20 tahun lalu saat sang ayah pergi untuk bekerja. Selang beberapa menit ada suara ketukan pintu dari depan. Bunda sangat tau suara itu, "pasti wawan baru pulang dari mesjid" seru bunda dalam hati.

Setelah wawan mencium tangan bundanya, mereka menuju keruang makan dan makan bersama. Malam itu Seorang bunda yang sudah mulai layu dan anak lelaki yang masih menyimpan cinta yang entah kelak akan kembali padanya atau tidakpun tidur dalam gelapnya malam yang pekat menyiapkan hari esok untuk menjalani kehidupan selayaknya manusia biasa.

. . . . . . . . . . . . .

Wah sepertinya wawan sudah mulai move dan bangkit dari keterpurukannya namun hatinya masih rapuh dan masih terkurung dengan masa lalu.
Maaf jika kisah ini tidak bagus dan sempurna karena ini cerita pertama author. Mohon bimbingannya :-)

Penyempurnaku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang