Bab 21

30 7 0
                                    

Saat jam kerja masih berjalan, ada seseorang laki-laki mondar mandir dari tadi dalam ruangan kerjanya sampai membuat karyawan lain heran di buatnya. Ya itu adalah wawan dia seperti orang kebingungan yang di hadapkan masalah besar.

Bagai mana tidak, setelah hatinya mulai membuka ruang baru untuk istrinya, satu nama itu kembali dalam hidupnya dan baru saja menghubunginya untuk mengajak bertemu selepas waktu istirahat kantor.

- Flashback On -

"Assalamuallaikum" chat seseorang dengan nomor yang tidak Wawan ketahui.

"Waallaikumsallam, maaf ini dengan siapa?" balas Wawan.

"Ini benar dengan Wawan, ini aku seseorang yang pernah menjalin cinta denganmu".

Melihat balasan chat itu ada keraguan dalam hatinya, benarkah ini dia atau hanya sekedar orang iseng saja. Ucap Wawan dalam hati.

"Maksud anda?" jawab Wawan memastikan.

"Ini aku Wan, Nayha. Kamu lupa sama aku?" jawab orang itu.

Mata Wawan membulat sempurna saat melihat balasan itu, hatinya sesak, irama jantungnya tak beraturan. Namun sebisa mungkin dia tidak ingin memperlihatkan keterkejutannya.

"Oh Nayha, iya ada apa Nay?" ketik Wawan singkat.

"Kalo kamu ada waktu, boleh kita ketemuan, ada suatu hal yang ingin aku sampaikan". Balas wanita itu.

Sebenarnya dari awal Wawan tak mau menemui perempuan itu, tapi dalam fikirannya sudah menumpuk pertanyaan yang bertahun-tahun di pendamnya untuk Nayha.

"Baiklah kalo begitu, nanti siang selepas jam istirahat kantor di Restoran ******." alasan Wawan mengajak makan disana iyalah untuk sedikit lebih jauh dari kantornya agar nanti tidak ada seorangpun teman kerjanya yang sampai melihat pertemuan itu.

- Flashback Off -

Sebelum sampai jam yang di tentukan Wawan bergegas berangkat ke Restoran yang sudah di janjikan, dan benar saja dia sampai lebih dulu dari pada Nayha ketempat itu.

Wawanpun memesan meja untuk dua orang dan memilih tempat yang sedikit dipojokan agar jaga-jaga kalau nanti ada yang melihat.

Lepas beberapa menit Wawan duduk, datanglah seorang perempuan berparas manis betubuh tinggi mengenakan jubah dan kerudung panjang, Wawan sangat kenal dengan wanita itu. Ya dia adalah Nayha pujaan hatinya yang dulu pernah dia impikan akan hidup dan bersanding berdua sampai akhir hayat.

Namun tatapan kagumnya buyar seketika setelah melihat apa yang di gendong oleh Nayha, seorang bayi Laki-laki yang menyadarkannya bahwa ada ikatan yang membuat jarak mereka semakin menjauh.

"Assalamuallaikum" di sertai senyum manis dari bibir perempuan itu.

"Waallaikumsallam"jawab Wawan mencoba tuk bersikap biasa.

"Kamu dah lama Wan nunggu disini?".

"Enggak kok, aku juga baru sampai beberapa menit yang lalu". Jawab Wawan.

"Maaf ya Wan aku menghubungimu lagi dan memintamu tuk bertemu" ucap Nayha sendu. Terlihat dari raut wajahnya bahwa Nayha seperti mempunyai banyak masalah.

"Iya gak papa, santai aja lagi. Lagian kan ini waktu istirahat kerja jadi gak ada yang merasa di rugikan ko" jawab Wawan pelan. Karena dia menangkap kesedihan dimata Nayha dan dia tidak mau semakin membuat Nayha terpuruk.

Beberapa menit mereka diam dalam tanya. Hingga Wawan mencoba tuk mencairkan suasana kembali.

"Eeh Nay, itu anak kamu ya?"

"Iya Wan. Namanya Muhammad Putra Allaydrus".

"Anak kamu ganteng, masa sih ini cetakannya dari kamu?" ucap Wawan sambil tertawa kecil dan berhasil membuat suasana cair kembali.

"Apaan sih kamu Wan. Gak percaya ini anakku. Diliat dari hidungnya ajakan sama mancungnya kaya aku" ucap Nayha kesal.

"Hahaha, iya iya deh aku percaya itu anak kamu".

Merekapun berbincang-bincang dari hal kecil sampai hal yang paling konyol. Hilang tuk sesaat rasa canggung rasa kesal rasa iba saat itu berganti tawa gembira lepas.

"Oh iya Nay, kamu dapat nomor handphone ku dari siapa?"

"Oh itu, aku minta nomormu dari Nitta, gak papakan Wan?" Tanya Nayha.

"Iya gak papa ko santai aja lagi" jawab Wawan sambil memberikan senyuman terbaiknya.

"Eehh yaudah aku mau kembali kekantor dulu masih banyak kerjaan yang belum aku selesaikan" ucap Wawan.

"Iya gak papa ko. Tapi Wan nanti bolehkan aku menghubungimu lagi?"

"E..ee..eh i..ii.iyaa boleh ko" sahut Wawan agak sesikit ragu.

"Aku duluan ya Nay, Assalamuallaikum" ucap Wawan.

"Iya Wan, makasih atas waktunya. Waallaikumsallam" ucap Nayha lembut.

"Dadah dulu sama Om Wawan Jagoan Mama" lanjut Nyha.

Wawan perlahan pergi dan kembali menuju kantornya untuk melanjutkan pekerjaan.

Dalam kantor dia mengingat kembali apa yang baru saja terjadi, sudah lama rasa bahagia itu tak dia rasakan hingga akhirnya kembali lagi. Senyumnya lolos dari bibirnya terlepas dari lamunannya bersama sang pemilik hati masa lalunya Nayha.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kembalinya Nayha membuat kembalinya senyum manis Wawan. . .

Penyempurnaku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang