Bab 12

23 6 0
                                    

Senja mulai memperlihatkan keindahannya. Wawanpun sudah bersiap untuk berangkat sholat berjamaah di mesjid yang sering dia datanginya dulu. Tidak lupa Ufi dan Bundapun sholat magrib berjamaah dirumah.

Setelah makan malam mereka berbincang lagi dengan pembahasan yang agak sedikit serius dan masih sama pembahasannya mengenai cucu yang sangat bunda idamkan.

"Wan, Ufi. Bunda bukannya memaksa kalian namun bunda hanya mengutarakan keinginan bunda. Bunda ingin sekali mempunyai cucu apalagi di hari senja bunda yang bisa saja tuhan memanggil Bunda dengan cepat" ucap bunda sedih.

Wawan terdiam kembali dan seakan ingin minta dukungan moral, dia memandang istrinya namun sang istripun hanya bisa tertunduk tanpa kata.

"Bunda jangan ngomong gitu, wawan sayang sama bunda dan pasti akan memberikan cucu bila Allah sudah mengijinkan" jawab wawan sekenanya.

"Maaf jika permintaan bunda terlalu berat buat kalian. Bunda hanya ingin melihat kalian menjadi keluarga yang seutuhnya" tanpa sadar air mata itu lolos dimata Bunda.

Melihat semua itu Ufi tak tinggal diam, dia langsung memeluk ibu mertuanya dengan lembut dengan mata yang sudah mulai berbinar.

"Ufi janji bunda, gak akan lama lagi bunda akan dapat cucu ko" ucapnya sambil menebar senyum.

Mata wawan membulat mendengar apa yang baru saja dikatan oleh istrinya. Namun dia paham saat melihat dua wanita itu mulai tenang dalam pelukan hangat.

. . . . . . . . . . . . . . .

Sesampainya didalam kamar wawan. Mereka sedikit berbincang tentang apa yang sudah terjadi hari ini.

"Kamu yakin dengan apa yang sudah kamu janjikan kepada Bunda" ucap wawan.

Ufi hanya diam dengan pertanyaan suaminya. Dia bingung harus menjawab apa. Sedangkan ucapannya tadi saat di ruang tamu bersama bunda hanya sekedar untuk menenangkan hati Bunda. Dia tidak tega melihat Bunda menitikan air mata di hadapannya.

"Terlepas dari itu semua terima kasih atas semuanya. Kamu telah menyayangi Bundaku seperti Ibumu sendiri dan sudah membuat Bunda bahagia hari ini. Jujur sudah lama aku tidak melihat Bunda sebahagia ini sebelumnya" ucap wawan.

Ufi masih dalam diam. Namun diamnya bukan seperti tadi bingung. Diamnya saat ini karena dia masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh suaminya saat ini.

"Kamu tidur di atas. Aku cukup tidur di bawah saja" ucap wawan sembari beranjak kekamar mandi untuk berwudhu sebelum tidur.

Tanpa waktu lama Ufi sudah menyiapkan tidur buat suaminya di lantai. Dia sebenarnya tidak mau melihat suaminya tidur seperti itu, namun dia tau dan masih sadar diri. Dia masih tidak diinginkan oleh suaminya dan cinta terbesar suminya masih kepada mantan kekasihnya dulu.

Saat wawan keluar dari kamar mandi dia melihat istrinya sudah tidur dan membelakanginya. Ada suasana berbeda hari itu. Ufi melepaskan kerudungnya dan untuk pertama kali terlihatlah rambut panjang nya yang lurus nan indah. Wawan tertegun sebentar mengagumi istrinya dan cukup lama memandanginya.

Setelah beberapa saat sebelum tidur mereka. Wawan berucap "terima kasih atas hari ini".

mata Ufi terbuka lagi-lagi tak percaya apa yang di ucapkan suaminya. Jantungnya berdebar dua kali lipat dari biasanya, Hatinya senang, berbunga, bahagia, semuanya tercampur menjadi satu dan perlahan bibir manisnya tersenyum lebar hingga menemani dalam tidurnya.

. . . . . . . . . . . .

Setelah sholat subuh berjamaah di masjid wawan kembali bergegas pulang kerumah Bunda. Sang istri sudah mempersiapkan semuanya untuk pulang kerumah mereka. Rencana mereka memang setelah sholat subuh langsung pulang karena wawan harus bekerja pada hari itu.

"Bunda wawan sama ufi pamit dulu ya, nanti kalo bunda perlu apa-apa jangan sungkan hubungi wawan" ucap wawan.

"Bunda kalo kangen kerumah aja sambil cerita-cerita lagi tentang masa kecil Mas" ucap ufi di barengi senyuman manisnya.

"Sebenarnya bunda mau kalian lebih lama lagi disini, bunda masih kangen sama kalian"ucap bunda sedih.

"Nanti wawan sering-sering main kesini ko" ucap wawan lagi.

"Kami pamit bunda, Assalamuallaikum" sembari wawan dan ufi mencium tangan Bunda.

"Waallaikumsalam" jawab bunda sendu.

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jangan lupa like, share, komen dan kritik sarannya ya gaes.
Salam hangat dari author bagi kalian pembaca setia. Semoga murah rezeki, yang jomblo semangat sampai halal. Dan yang sudah halal doain author biar cepat halal juga ya.  😊😊😊

Penyempurnaku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang