Bab 15

31 6 0
                                    

Author POV

Selepas kepulangan mereka dari rumah Bunda ada hal yang berbeda dari sikap wawan kepada Ufi. Memang saat mereka berbicara wawan tetap dengan kedatarannya. Namun sebelum berangkat kerja wawan akan sarapan dirumah dan  sedikit bertanya dengan kegiatan apa yang akan dilakukan ufi dirumah selama dia pergi.

Flashback on

"Mungkin aku harus berbaikan dan berteman dengannya, kulihat dia wanita yang baik" gumam wawan dalam hati saat mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja.

Setelah siap wawan keluar kamar dan melihat wanita itu sedang memasak buat sarapan suaminya.

"Sarapan dulu mas biar kuat dan semangat kerjanya"sahut ufi lembut dan penuh harap.

"Di mulai dari sini, aku akan sedikit menghargainya" gumam wawan dalam hati.

"Baiklah aku sarapan dulu, masak apa kamu hari ini?" tanya wawan.

Ufi terdiam sesaat. Mungkinkah ini terjadi, suaminya mau sarapan dirumah dan memakan masakannya. Apakah ini cuman mimpi" Hayal ufi.

"Hallo!!!" ucap wawan memecah lamunan ufi.

"Iya mas aku masak sayur kangkung sama cumi goreng, aku ambilin air minum dulu ya mas" jawab ufi sedikit gugup.

Dalam jalannya menuju kulkas untuk mengambil air minum. Telah lolos tetesan air dari pelupuk matanya. Itu adalah air mata kebahagiaan seorang istri.

"YaRabb, mungkinkah ini jawaban dari doa-doa ku selama ini" tangisnya semakin menjadi.

Selang beberapa menit dia menghapus air matanya dan segera mengambilkan air minum untuk suaminya.

Sesampainya di meja makan dia menemui suaminya masih belum memakan sedikitpun masakannya. "Apa maksudnya semua ini" ucap ufi dalam hati ragu.

"Sudah ambil air minumnya?, mari kita makan bersama"ucap wawan masih dengan wajah datar.

Keraguan ufi pun menghilang seketika. Jantungnya tidak karuan serasa ingin melompat keluar namun lebih dia tahan.

. . . . . . . . . . . . .

Setelah selesai makan bersama pagi itu. Wawanberjalan menuju pintu dan seperti biasa ufi mengikutinya sampai wawan meninggalkan rumah.

"Aku pergi kerja dulu, nanti malam jangan masak buat aku. Soalnya hari ini lembur dan larut malam baru bisa pulang" ucap wawan sambil terus berjalan menuju pintu.

Semua jawaban itu hanya di balas ufi dengan anggukan saja.

"Saat aku kerja kegiatan kamu apa saja" tanya wawan.

"Hanya beres-beres rumah dan mungkin sore nanti mau kemajelis bareng ibu-ibu komplek" sahutnya sembari menunduk.

"Yasudah kalo begitu aku berangkat kerja dulu" ucap wawan.

Beberapa saat mereka dalam suasana canggung, entah itu wawan dan ufi, apakah menyodorkan tangan untuk ufi dan berharap menciumnya. Namun wawan memilih tuk berlalu dan masuk kedalam mobil untuk pergi bekerja.

Flashback off

Di perjalanan kekantor wawan hanya senyum-senyum sendiri dengan apa yang terjadi pagi itu. Dari mulai saat sarapan dia melihat ada senyuman manis yang datang di pagi itu saat Ufi menunduk sambil memakan sarapannya. Dan saat wajah kagetnya saat wawan mengiyakan ajakan sarapannya yang sering wawan tolak.

Wawan hanyut dalam fikirannya mengingat semua tentang istrinya. Dan tanpa disadari dia mulai melupakan mantan kekasihnya itu.

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

Dalam kehidupan yang berbeda ada seseorang yang lagi mengandung anak pertamanya dan menunggu untuk kelahiran buah hatinya dengan lelaki pilihannya.

****

Untuk update bab ini terbilang singkat karena fikiran Author lagi terbagi-bagi jadi mohon di maklumi.

Penyempurnaku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang