"Wan, apakah kamu cinta dengannya?".
Kalimat itu selalu teringat dan terus terulang dikepala Wawan sejak Nayha menanyakannya kepada Wawan.
Dalam lamunanya Wawan disadarkan oleh ketukan pintu kamarnya, terdengar suara perempuan yang tidak asing baginya.
"Mas sudah bangun, sarapannya sudah siap di atas meja"
Flasback On
Setelah sampai dirumah Wawan langsung berjalan masuk kedalam kamarnya dan mengunci kamarnya tanpa mempedulikan Ufi yang sedari tadi menunggu kedatangannya.
"Assalamuallaikum Mas"
"Mas dari mana aja?"
"Mas sudah makan?"
"Mas gak kenapa-kenapa kan?"
"Mas. . . Mas. . ."
Rentetan pertanyaan dari seorang gadis mungil itu terus saja menghujami Wawan. Namun sangat di sayangkan. Wawan trus saja berjalan menuju kamarnya.
Tak sadar dia ada seorang perempuan dibelakangnya yang sudah mulai meneteskan air mata beningnya.
Perlahan Ufi menghapus air matanya, semampunya dia tahan agar air matanya tidak keluar lagi dan dia menuju kamar untuk mendatangi suaminya, namun tidak disangka Wawan mengunci pintu kamarnya.
Luka semakin membuka, perih semakin terasa, jiwa hancur hanyut terbawa duka.
Tidak tahan lagi Ufi dengan semua ini, berlari dia kekamar yang dulu pernah dia tempati sambil menutup mulutnya agar tidak ada yang bisa mendengar tangisanya kecuali dirinya dan tuhannya.Dijatuhkannya tubuhnya keatas kasur dan semua rasa sakit dalam hatinya. Semuanya diluapkan sejadi-jadinya dengan tangisnya yang tak terbendung lagi.
Sakit, perih, kecewa, semua menjadi satu rasa dan hanya tangislah yang bisa menggambarkan semuanya. Sampai tubuh mungilnya terlelap dalam lelahnya tangis luka pada saat itu.
Flasback Off
"Sarapannya sudah siap" sahut suar kecil dari luar pintu yang bisa membuat Wawan tersadar dari lamunannya.
Didalam kamar Wawan hanya mengusap kasar wajahnya. Dia bingung, gelisah dan tidak tau harus berbuat apa dengan semua masalahnya saat ini.
Semalaman Wawan tidak bisa tidur dengan hanya memikirkan perkara dalam hidupnya saat ini. Di satu sisi orang yang paling di sayangnya kembali dan menyesali semua perbuatannya. Disisi lain ada seorang perempuan mungil yang rupa wajahnya tidak kalah cantik dengan akhlaknya yang sudah perlahan berada dan merasuk dihatinya, ya dia adalah istrinya yang sudah dinikahinya, yang sudah bersabar dengan kekurangan Wawan, yang mensuport Wawan dalam suka dukanya dan masih banyak hal lagi yang sudah mereka lalui berdua semenjak sudah menikah.
Perlahan suara itu hilang dan terdengar langkah kaki yang kian menjauh dari pintu kamarnya.
Tak lama "Gubraakk. . . Terdengar suara seperti orang jatuh yang diikuti suara pecahan kaca.
Wawan terkaget dengan suara itu dan dia langsung bergegas mendatangi sumber suara itu, dengan hati yang sudah tidak karuan.
Benar saja saat membuka pintu dan menuju sumber suara disitu ada Ufi yang terbaring pingsan di sampingnya berhamburan pecahan piring dan gelas yang dia bawa untuk sarapan suaminya tadi. Dan yang memembuat Wawan semakin kawatir ada darah yang cukup banyak mengalir sehinggaa membuat baju gamis yang dikenakan Ufi sebagian berwana merah karena darah.
Terlihat wajah Ufi yang sangat pucat dan matanya sembab sepertinya dia tak henti-hentinya menangis.
Wawan dengan cepat membawa Ufi kerumah sakit terdekat, di terobosnya jalanan yang mulai agak sedikit macet. Terkadang hampir dia terserempet mobil pengguna jalan lain. Namun Wawan tetap fokus dengan laju mobilnya menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Ufi langsung dilarikan keruang UGD. Sekitar satu jam Wawan menunggu dan akhirnya sang dokter yang menangani istrinya keluar.
"Dok bagaimana keadaan istri saya dokter?"
"Maaf apakah anda keluarga dari ibu Ufi?"
"Iya dok saya suaminya. Sekarang bagaimana keadaan istri saya dok?"
"Begini pak istri anda mengalami keguguran dan pendarahan yang sangat hebat".
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Apakah Ufi masih bisa di selamatkan???
Tunggu aja kelanjutannya di bagian selanjutnya.
Jangan lupa like komen dan share ke temen" kalian ya... See you😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyempurnaku.
RomanceKetika cinta bertepuk sebelah tangan dan semua tidak sesuai harapan bahkan hingga saat terakhir perjuangan. Namun tuhan berkehendak lain, diujung perjalanan tuhan membuktikan kekuasaannya.