Prolog

9.7K 516 5
                                    

Seulgi pov

Mata..... Satu bagian dari berbagai anggota tubuh yang paling aku suka. Dengannya aku bisa melihat keindahan dunia yang terbentang di bumi ini. Dengannya aku bisa mengekspresikan emosi di hatiku. Dengannya aku bisa membedakan wajah wajah dari sekian banyak manusia. Yang jelas aku sangat membutuhkan kedua mataku untuk melangkah ke depan menggapai semua harapan yang aku bangun dari awal.

Namun, semua itu berubah setelah peristiwa itu. Peristiwa yang tak pernah kuduga. Peristiwa yang menyebabkan aku tak punya semangat hidup.

Kalau saja boleh menyalahkan takdir, akan kumaki sepuas puasnya takdir itu. Takdir yang tega teganya memporak porandakan hidupku. Tapi nyatanya aku tak bisa memaki takdir ini, karena dengan takdir ini aku bertemu dengannya, Sang Malaikatku


Jimin pov

Apa yang kau tau tentang kebahagiaan? Mayoritas akan menjawab kebahagian ditentukan dari kekayaan. Bullshit!!! Jangan percaya dengan semua itu. Kekayaan tak menentukan bahagianya seseorang. Percuma hidup bergelimpang harta, tapi tak pernah mendapat kasih sayang kedua orang tua. Kekayaan itu yang membuat aku membenci kedua orang tuaku. Durhaka? Memang, aku tak peduli, karena mereka juga tak pernah memberiku kasih sayang layaknya para orang tua yang menyayangi anak mereka.

Hidupku hancur, pergaulanku bebas. Tak ada satu haripun tanpa menghamburkan uang. Berfoya foya dengan dunia luar yang keji.

Aku butuh seseorang yang menyayangiku bukan karena hartaku. Kalau mau aku sebutkan perempuan yang ingin menjadi pacarku karena hartaku, tak akan bisa kau menghitungnya. Tapi bukan itu yang aku inginkan.

Entah Tuhan menyayangiku atau memang memberiku kesempatan untuk memperbaiki hidupku ini, aku tak tau. Yang aku tau aku telah menemukan apa yang aku cari selama ini, Sang Bidadariku.



Aku nulis apa ini :"))
Wkwk moga suka ya :"))

THE DESTINY (seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang