twenty

2.7K 350 83
                                    

Author pov

Sudah terhitung lima hari Park Jimin dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Kang Seulgi selalu menemani sang kekasih, merawatnya dan berusaha menghibur laki laki itu.

"Kemarin Daniel bilang apa Jim?"

Jimin tersenyum mendengar pertanyaan kekasihnya yang sedang duduk di samping ranjangnya sembari mengelus elus rambut pria itu.

Park Jimin bahagia. Kang Daniel kemarin datang menjengukanya. Dia kira adik Seulgi itu akan menghajarnya kembali, apalagi ketika tau Seulgi tak pulang malah menunggu Jimin.

Namun semua tak seperti yang dia kira. Daniel datang dengan membawa tas besar berisi pakaian Seulgi dan beberapa keperluan lain yang mungkin gadis itu butuhkan. Dan yang membuat Jimin tak habis pikir pemuda yang masuk satu fakultas dengannya itu tak lagi memberinya tatapan benci seperti sebelumnya, melainkan tatapan bersahabat yang disertai senyum tulus.

"Dia bilang supaya aku menjagamu"

Jimin berujar lirih sambil memasukkan poni depan Seulgi ke belakang telinga gadis itu kemudian mengelus pipi tembamnya.

"Dia tak melakukan apapun padamu kan?"

"Melakukan apa sayang?" Jimin terkekeh geli melihat raut muka gadisnya yang terlihat sangat khawatir. Tangan kanannya yang mengusap pipi gadis itu diraih dan digenggam oleh Seulgi supaya menetap di pipinya.

"Barangkali dia memukulmu?"

"Ani! Daniel bahkan memberiku semangat supaya cepat sembuh"

"Ah! Syukur kalau begitu, berarti dia sudah memaafkanmu"

Jimin tersenyum menatap kekasihnya yang nampak begitu bahagia karena Daniel tak lagi mengungkit masalalu. Tapi di balik itu semua Jimin tau Daniel tak serta merta memaafkannya begitu saja tanpa alasan.

Park Jimin tau bahwa Daniel iba atau kasarnya kasian pada keadaan Jimin yang memprihatinkan seperti sekarang. Apalagi tatkala Daniel berujar bahwa Taehyung yang telah memberitahunya serta sang ibu tentang keadaan Jimin.

Tapi Jimin tak peduli dengan alasan apapun yang Daniel punya, yang dia pikirkan sekarang adalah kebahagiaan kekasihnya, Kang Seulgi. Hanya satu pesan lelaki itu pada Daniel.

"Tolong jangan beritahu Seulgi"

Just simple. Hanya itu saja yang Jimin mohon pada Daniel. Semoga pemuda itu mampu menepati janjinya pada Jimin.


"Seul, aku mau jalan jalan"

Jimin tiba tiba saja bangkit dari berbaringnya dan mulai duduk walau dengan sedikit kesusahan.

"Tapi kau masih sakit Jim"

"Aku bosan" Jimin tetap bersikukuh dan mulai turun dari ranjang kemudian meraih kursi roda terdekat lantas mendudukinya.

"Ayo Seul"

Laki laki itu menunggu Seulgi yang dia belakangi, tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Entah apa yang dilakukan gadis itu hingga Jimin menolehkan kepala ke balakang mencoba melihat kekasihnya.


"Seulgi?"

Jimin mengerutkan keningnya melihat sang gadis hanya menundukkan kepala tak berniat menjawab panggilannya.

"Aku buta mana bisa menuntunmu dengan kursi roda"

"...."

"Yang ada nanti malah kau terjatuh atau ketabrak"

Seulgi mengepalkan kedua tangannya erat. Dia kalut. Benci dengan keadaan dirinya sendiri yang bahkan tak bisa membantu kekasihnya yang sedang tak berdaya.

THE DESTINY (seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang