nine

2.8K 384 70
                                    

Jimin pov

Dosen pelajaran terakhir baru saja keluar dari kelasku. Aku bergegas merapikan buku buku dan memasukkannya ke tas.

Tak tau kenapa aku seperti tak sabar untuk segera pulang. Bukan, bukan pulang ke rumah, aku sudah malas menginjakkan kakiku di sana, seperti di neraka saja.

Aku ingin segera pulang ke apartemen dan memeluk gadis itu. Baru ditinggal ke kampus saja aku sudah merindukannya.

Sebut saja aku mendapat karma. Setelah merendahkannya di depan Taehyung dan Seokjin hyung, tapi sekarang dengan beraninya aku memperlakukannya seperti seorang kekasih. Merindukannya, memeluknya dan menggenggam tangannya semauku.

Entah apa yang sedang aku pikirkan kemarin sampai dengan santainya mengutarakan sesuatu yang membuat gadis itu kaget. Jujur aku juga belum yakin dengan hatiku. Tapi satu hal yang aku yakini bahwa Seulgi wanita pertama yang membuat hatiku nyaman jika di sampingnya.

Aku tau gadis itu kemarin sedikit ragu denganku karena takut kalau aku sudah mempunyai kekasih. Tapi semua itu salah. Aku sedang tak menjalin hubungan dengan siapapun. Terakhir kali aku berpacaran adalah seminggu sebelum aku menabrak Seulgi.

Aku tak ingat yang terakhir itu mantan pacarku yang keberapa, coba saja kalian bayangkan dalam sehari aku bisa berganti 3 wanita sekaligus atau bahkan lebih. Mana bisa aku ingat?

Mau mengataiku brengsek?

Silakan!!!

Ya. Kuakui aku memang bejat, brengsek, keparat, tak tau malu, tak tau diri dan apalah itu sebutan dari teman teman di kampus untukku.

Tapi tolong ingat bahwa aku sudah berjanji pada diriku sendiri tidak akan menyakiti Seulgi. Jika saja suatu saat aku menyakitinya, silakan caci maki aku sepuasnya atau sekalian aku dibunuh juga tak apa. Mungkin pada saat itu juga aku tak bisa memaafkan diriku sendiri.

Rasa bersalahku sudah tak terkira pada gadis itu. Sudah menghancurkan masa depannya, mana mungkin aku tega menyakitinya. Aku juga punya hati.

"Jimin"

Baru saja aku keluar dari kelas, sebuah suara mengagetkanku dari arah samping kelasku. Kulihat seorang laki laki bersender pada dinding dengan melipat kedua tangannya di dada sembari menatapku remeh.

"Mau apa lagi kau?" Mataku menatapnya tajam tatkala kulihat dia melangkah mendekat ke arahku.

"Hanya ingin memberimu pelajaran"

Bugh

"KAU MEMBUNUH IBUKU!!!"

Setelah memberiku bogeman yang lumayan keras sampai aku tersungkur ke lantai, laki laki itu berteriak di depan wajahku sambil mencengkram kerah bajuku kuat kuat.

"SEMUANYA KAU REBUT!!! SAMPAI AYAHKU JUGA KAU REBUT!!! DASAR BRENGSEK!!"

Bugh

"TAK AKAN KUBIARKAN HIDUPMU TENANG!!!"

Laki laki ini terus meninju wajahku. Aku sudah terbiasa bertengkar seperti ini. Bukan hanya dengannya tapi dengan siapapun yang berani beraninya menggangguku.

Cukup sudah. Aku tak mau lagi terus terusan berkelahi dengan laki laki ini.
Aku segera bangkit dan berdiri di depannya dengan kedua mata memerah menahan amarah.

"JAEBUM!!"

BUGH!!

BUGH!!

BUGH!!

Setelah meneriakkan namanya dengan lantang, aku segera menyerangnya dengan serangan bertubi tubi. Duduk di atas perutnya dengan terus memberinya bogeman mentah di wajah.

THE DESTINY (seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang