sixteen

2.6K 356 33
                                    

Author pov

Taehyung masuk ke dalam rumah besarnya dengan wajah yang lesu. Sang adik yang melihat kakaknya tak seperti biasanya mengerutkan keningnya heran.

"Oppa kenapa?"

Kim Yerim menghampiri Taehyung yang terduduk lemah di sofa ruang tamu. Kedua mata laki laki bersenyum kotak itu terbuka menatap adik angkatnya yang berdiri di depannya. Meskipun mereka berdua bukan adik kandung, bahkan baru tinggal seatap satu tahun belakangan, tapi keduanya saling menyayangi satu sama lain, walau terkadang pasti akan ada cek cok sedikit karena masalah kecil.

"Patah hati"

Taehyung menjawab dengan datar kemudian menutup kedua matanya kembali sembari menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Karena Seulgi eoni dan Jimin oppa kan?"

"Sok tau!!"

Yerim mendengus ketika Taehyung menyangkal, padahal sudah terlihat jelas jawaban dari raut mukanya. Perempuan itu tau bahwa kakaknya tertarik pada gadis tuna netra yang cantik itu. Bisa ditebak dari tatapan mata Taehyung ke Seulgi.

"Kenapa oppa menyerah?"

"Dia bahagia jika bersama Jimin. Aku tak mau merusak kebahagiannya"

Taehyung menjawab dengan tetap menyenderkan punggungnya di sofa.

"Tapi, Jimin oppa kan ...."

"Dia sudah berubah Yerim"

Taehyung membuka matanya dan mulai bangkit dari duduk kemudian meninggalkan Yerim yang menatap iba sang kakak. Mood laki laki itu bertambah jelek jika terus terusan mengungkit tentang Seulgi. Cukup dia menyaksikan adegan romantis antara gadis yang dia cintai dengan laki laki lain. Apalagi laki laki itu adalah sahabatnya sendiri, bahkan sudah dia anggap seperti saudara.

Ya. Dia mencintai Seulgi sejak mereka kenal dulu. Taehyung juga tau bahwa Seulgi hanya menganggapnya sebagai sahabat tak lebih dari itu.

Biarlah waktu berjalan. Selagi Jimin bisa membahagiakan Seulgi, dia tak akan bisa berbuat apa apa. Tapi jika laki laki itu sampai menyakiti Seulgi, Taehyung berjanji akan merebut Seulgi dari Jimin. Ingat itu.





















_______








"Jimin ayo pulang"

Seulgi berbicara ucapan yang sama untuk yang kedua kalinya. Dia minta pulang, tapi sama sekali tak dihiraukan oleh laki laki manja yang sekarang tidur dengan menjadikan paha Seulgi sebagai bantalan untuk kepalanya. Bukan tidur tepatnya, hanya memejamkan mata menikmati momen manis bersama wanita yang sekarang resmi menjadi kekasihnya.

Setelah acara peresmian sepasang kekasih dilaksanakan, mereka duduk di kursi panjang sebuah taman yang terletak tak jauh dari hotel tempat Jimin membuat kejutan untuk Seulgi barusan.

"Aku sudah meminta izin pada ibumu supaya menemaniku yang baru sakit ini"

Seulgi menghela nafas melihat kekasih pertamanya ini sangat manja. Gadis itu belum pernah merasakan bagaimana mempunyai seorang kekasih, baru kali ini dia merasakan bersama Park Jimin. Dan ternyata sedikit merepotkan seperti saat ini. Tapi di balik itu semua Seulgi sungguh bersyukur karena dia bisa menemukan kebahagiaan tersendiri di balik takdir yang menimpanya.

"Sakit apanya huh? Sehat begini" Seulgi menjawil hidung Jimin yang membuat laki laki itu mendengus kemudian bangkit duduk.

"Akhir akhir ini, aku sering pusing tiba tiba. Kadang juga sering kelelahan" Jimin menjawab dengan bibir yang dicebikkan seperti meminta perhatian. Seulgi yang mendengar Jimin berbicara dengan nada manja itu lagi lagi terkekeh kecil.

THE DESTINY (seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang