Sudah seminggu sejak meeting terakhir dilakukan, dan entah apa yang terjadi, sejak itu juga Adel lebih sering menerima pekerjaan dari Pak Daniel langsung dibanding dari Bu Naila, supervisornya.
"Del, bisa tolong bantu saya analisis laporan penerimaan piutang kita ?" Pak Daniel untuk kesekian kalinya datang ke meja Adel setelah Adel memutuskan untuk tidak mengangkat telpon dari Pak Daniel.
"Pak, saya kan udah bilang, laporan piutang itu urusannya sama Robby noh." ujar Adel kesal sembari menunjuk Robby yang berada di pojok ruang tersebut.
"Iya, saya tau. Tapi saya ga paham dengan penjelasan Robby. Makanya saya mau kamu yang menjelaskan." Jawab Pak Daniel sembari menghela nafas sabar dan menatap lembut Adel.
"Itu kan tidak termasuk dalam gaji saya, pak. Rugi dong saya." Adel mengerutkan alis kesal sembari agak menggebrak meja.
"Yaudah, kamu maunya apa deh buat bayarannya ?" Tanya Pak Daniel sembari menatap Adel penuh arti.
"DOUBLE CHEESE BURGER. SAYA LAPER!" ujar Adel sembari mengalihkan pandangannya pada laptop di hadapannya.
"Oke. saya pesanin double cheese burger sama french fries plus nanti siang kita makan bareng di resto bakmie di depan." Ujar Pak Daniel sembari memutar bangku Adel.
"Pesen dulu double cheesenya. Baru saya mau bantu analisa-in." Jawab Adel memasang muka seperti anak-anak yang minta permen pada ayahnya.
"Iya. Ini saya lagi pesanin online." Jawab Pak Daniel yang lalu mengacak acak rambut Adel dan pada akhirnya menarik perhatian Silvi dan Mbak Navi yang duduk tidak jauh dari Adel.
"Saya gak dipesanin, pak ?" celetuk Silvi.
"Telat, Sil. Saya udah pesan cuma satu aja." Jawab Pak Daniel sembari tersenyum. "Tolong ya, Del." ujar Pak Daniel yang lalu kembali ke ruangannya.
"Tiga puluh menit juga beres, pak, kalo ada sogokannya." gumam Adel.
"Del, kok rasanya Pak Daniel beda ya ama lo." Ujar mbak Navi yang kepalanya muncul dari balik kubikalnya.
"Beda apaan, mbak ? Banyak kerjaannya maksud lo ?" jawab Adel kesal sembari memutar bola matanya dan mulai mengetik pekerjaannya.
"Beda, Del. Dia ga pernah kayak gitu lho ke Silvi, apalagi ke gue." Jawab Mbak Navi dengan nada sok tahu dan wajah yang semakin mendekat ke Adel dari balik kubikalnya.
"Terus lo pengen gitu ?" Ujar Adel sembari menatap lekat pada Mbak Navi sedangkan Silvi sibuk menguping pembicaraan mereka. "Lo aja sono kalo gitu, ntar gue bilangin Pak Daniel deh." Adel lagi lagi memutar bola matanya.
"Double cheesenya gue mau, Del, kerjaannya gue sih ogah." Jawab Silvi yang diikuti dengan tatapan pedas dari Adel.
***
"Neng Adel, ada kiriman burger. Katanya dari calon suami." Ujar Pak Man OB di kantor Adel sembari membawakan satu paket double cheese beserta dengan minuman ringan dan french fries.
"Wuih pak Man nyindir nih. Adel kan masih betah pak." Goda Silvi.
"Betah apa neng Silvi ?" Tanya Pak Man dengan kening berkerut.
"Betah sendiri." Jawab Silvi yang disambut dengan lemparan paper clip oleh Adel.
"Jadi burgernya dari siapa pak ?" Tanya Adel mengalihkan pembicaraan.
"Dari itu neng, pak siapa itu yang manajer baru itu ? Dia bilangnya dia calon suami neng Adel." Ujar Pak Man polos sembari terheran heran.
"Cieee. Dah jadi calon suami aja, Del." tanpa komando mbak Navi muncul dari balik kubikalnya, sementara Pak Man berlalu dari hadapan Adel.
Kening Adel berkerut. "Calon suami ? Lucu juga sih kalo beneran. Kalo cuman omongan yang gak lucu." gumam Adel yang lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.
***
Adel dengan sepatu teplek, celana chino dan kemeja lengan pendek berwarna biru melangkah ke sebuah ruangan kecik yang terletak di ujung ruangan tersebut setelah melewati beberapa kelompok kubikal berwarna warni sembari membawa sejumlah laporan.
Dengan lembut, Adel mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Misi pak." Ujar Adel sembari memasukan kepalanya di sela-sela pintu ruangan berwarna kuning gading tersebut.
"Masuk, del." ujar Pak Daniel.
Adel lalu melangkah masuk ke ruangan tersebut dan menyodorkan laporan tersebut yang kemudian langsung diperiksa oleh Pak Daniel.
"Nah ini lho yang saya mau." ujar Pak Daniel berbinar binar menunjukkan kepuasan.
"Udah bener ya pak ?" tanya Adel memastikan sembari akan melangkah pergi.
"Good job, Del. By the way, double cheesenya udah dateng kan, Del ?" Tanya Pak Daniel.
"Iya pak udah. Dari calon suami." ujar Adel menyindir menirukan Pak Man.
Pak Daniel tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Adel. "Pak Man ya ngomong gitu ?" Tanya Pak Daniel setelah berhasil mengendalikan tawanya.
"Hmmmm.." Jawab Adel sebal sembari memutar balik badannya hendak keluar dari ruangan tersebut.
"Kalo jadi calon suami beneran mau gak, Del ?" kali ini suara Pak Daniel terdengar sangat serius di telinga Adel.
Adel terkejut, dan berbalik badan mendapati Pak Daniel menatapnya tajam namun lembut.
"Apaan pak ?" Adel berusaha memastikan dan mencairkan suasana yang kaku.
"Kalo saya jadi calon suami kamu beneran gimana ?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss (Completed)
Teen FictionAdel seorang karyawan biasa yang tanpa sengaja dipertemukan oleh seorang manager baru di kantornya yang charming dan pada akhirnya sama sama jatuh hati, namun tiba-tiba hadirlah kembali sosok sahabat lamanya yang juga merangkap sebagai mantan kekasi...