"Del, ayo kita main sepeda." Suara cempreng dari anak laki-laki itu memecah kesunyian di rumah yang asri itu.
"Ah gak mau ah, Di. Nanti aku jatuh lagi." Jawab seorang anak perempuan berambut panjang yang nampak terluka di bagian kakinya.
"Ih kamu cengeng. Cuma beldalah di kaki aja gak mau main." Ujar anak laki-laki yang nampak berponi tersebut kembali sembari sedikit cemberut.
"Aku gak cengeng, Aldi. Tapi kan sakit jatuh yang kemalin." anak perempuan tersebut membulatkan mata sekaligus mengerutkan dahinya tanda tidak terima.
"Yaudah aku boncengin kamu aja deh, Del. Tapi kamu temenin aku main sepeda yah." Anak laki-laki itu tetap berusaha membujuk anak perempuan teman baiknya tersebut.
Anak perempuan tersebut memeluk bonekanya sembari berpikir. "Iya deh. Adel temenin Aldi. Tapi Adel diboncengin ya." dan Anak lelaki itu pun mengangguk pasti.
***
" lo kenapa manyun gitu sih, Di?" seorang anak perempuan yang duduk di kelas 8 smp itu menyapa sahabatnya yang nampak murung di meja kelasnya.
"Gue diselingkuhin, Del." Jawab Aldi, sahabat anak perempuan tersebut tanpa mengubah air mukanya.
"Halah. Cinta gorilla aje dipikirin." Ujar Adel yang disambut dengan sambitan penghapus oleh Aldi yang disampingnya. "Dah gue laper. Lo ga berniat ke kantin banget?" Adel nampak sudah berdiri sembari menarik tangan Aldi.
"Gak ah, Del. Gak napsu makan gue." Jawab Aldi sembari menarik tangannya kembali.
"Ti ati lho, ayam tetangga gue kemaren mati lho gara gara gak napsu makan kayak elo nih." Ujar Adel belagak sok serius. Aldi masih tidak memedulikan ucapan Adel. "Ya udah kalo lo mau mati sih." Ujar Adel sembari beranjak ke arah pintu ruang kelasnya hendak keluar menuju kantin.
"Del." Akhirnya Aldi memanggil Adel. "Gue ikut." dan Adel pun tersenyum penuh kemenangan.
***
"Del.." Ujar Aldi menatap serius ke arah Adel.
Ia mengeluarkan sebuah amplop dari kantongnya. Dan mengeluarkan secarik kertas dari amplop tersebut dan memberikannya pada Adel.
"Del, lo yang buat keputusan." ujar Aldi sembari menarik nafas.
Adel membaca isi surat tersebut yang ternyata menyatakan bahwa Aldi mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Jerman. Jauh dalam hatinya, Adel sangat tidak mengijinkan Aldi, namun Aldi sudah berusaha sejauh ini.
"Di, gue mau lo ambil kesempatan ini. Tapi jangan lupain gue ya." ujar Adel tersenyum menyembunyikan lukanya.
"Lo beneran gak apa-apa?" tanya Aldi.
"Iya, gue gak apa-apa." Ujar Adel menyembunyikan lukanya.
***
"Del, ada yang gue mau omongin." Ujar Aldi sembari menarik tangan Adel menuju teras rumahnya yang membuat Adel tidak enak pada orang tua Aldi.
"Apaan sih, Di? Muke lu serius bener." Tanya Adel dengan logat betawi yang kental.
Aldi meraup mukanya berkali-kali hingga tampak memerah.
"Del, kita udah sahabatan lama." Aldi memulai pembicaraan yang membuat Adel menatapnya serius. "Gue mau jujur sama lo." dan suasana pun terasa canggung. "Del, gue sayang sama lo, lebih dari sahabat. Sayaaaaannngg banget."
"Gue..." Adel hendak memotong ucapan Aldi.
"Hati gue sakit banget waktu Noah bikin lo nangis." Tatapan Aldi nampak menerawang. "Kalo lo belom siap, ga usah di jawab, Del. Seenggaknya gue udah lega." Ujar Aldi lembut sembari menatap kedua mata indah Adel.
Adel tidak dapat berkata sepatah kata pun, hatinya mencelos. Kemudian ia memeluk Aldi dengan erat sekali yang membuat Aldi terkesiap dan Aldi pun membalas pelukan tersebut.
***
"Gak ada yang ketinggalan kan, Di?" Tanya Adel di depan pintu keberangkatan internasional bandara.
"Ada." Ujar Aldi santai
"Hah?? Duh udah sampe sini kok ketinggalan sih. Lo santai lagi. Dongo!" Adel naik pitam sembari kebingungan.
Aldi tertawa lalu kedua belah tangannya memegang kedua belah pipi Adel.
"Yang ketinggalan itu hati gue. Hati gue ketinggalan di hati lo." Jawab Aldi sembari tersenyum penuh kemenangan, dan dengan otomatis wajah Adel bersemu merah. "Dah ah. Gue mau check in ya, Del." Ujar Aldi yang mulai pamit ke orang tuanya.
"Di.." Adel memanggil Aldi ragu.
"Hm ?" Aldi berbalik arah ke arah Adel.
"Gue juga sayang sama lo. Lebih dari sahabat." Ujar Adel pelan namun berhasil membuat Aldi terkesiap.
"Yah LDR dong ya kita ?" Aldi berusaha menahan degup jantungnya yang berusaha merobohkan dinding jantungnya.
"Kok lo santai banget sih kampret. Ga tau apa gue susah payah ini ngomong gini." Ujar Adel ngomel-ngomel.
Aldi tidak menjawab, ia menghampiri Adel dan mengecup puncak kepala Adel sembari memeluknya erat.
"Jaga hati lo buat gue ya, sayang. Setelah gue balik nanti, gue janji buat nikahin lo."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss (Completed)
Teen FictionAdel seorang karyawan biasa yang tanpa sengaja dipertemukan oleh seorang manager baru di kantornya yang charming dan pada akhirnya sama sama jatuh hati, namun tiba-tiba hadirlah kembali sosok sahabat lamanya yang juga merangkap sebagai mantan kekasi...