"Del." Aldi tiba-tiba mendatangi Adel dengan sekantung double cheese burger beserta dengan senyuman hangat.
"Aldi. " Adel yang tengah sibuk dengan segudang pekerjaannya nampak terkaget dengan kehadiran Aldi di depannya, Aldi hanya tersenyum sembari menaruh sekantung double cheese lalu beranjak menuju ruangan Daniel meninggalkan Adel yang terbengong bengong.
Aldi melangkahkan kakinya mendekati ruangan Daniel, semua pegawai yang tadinya tampak sedang beristirahat sejenak langsung tampak sibuk seketika melihat kedatangan bos besarnya.
"Pak Daniel." Aldi mengetuk pintu ruangan Daniel yang terbuka, tampak si pemilik ruangan sedang sibuk dengan berkas bertumpuk di mejanya.
"Eh iya pak Fabian." Daniel sedikit kaget mendapati Aldi di luar ruangannya. "Masuk aja pak."
Aldi lalu memasuki ruangan yang tidak cukup besar tersebut lalu menutup pintu ruangan Daniel.
"Soal meeting nanti sore saya sudah emailkan pak." Ujar Daniel hormat pada Aldi.
"Saya sudah terima. Tapi bukan itu yang menyebabkan saya datang kemari." suara Aldi yang berwibawa kali ini terdengar gusar. "Niel, gue mau elo jauhin Adel."
Daniel yang sedari tadi menjaga wibawanya di hadapan atasannya berubah menjadi sedikit sangar. Raut wajahnya menunjukkan ketidak sukaan terhadap Aldi.
"Pak Fabian yang terhormat, di dalam kantor, anda memang atasan saya dan saya menerima dengan baik pekerjaan yang bapak perintahkan ke saya."Daniel mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya meledak. "Tetapi untuk masalah pribadi, anda hanyalah Aldi mantan kekasih dari pacar saya Adel."
Tanpa disadari oleh keduanya, Adel sudah berada di depan pintu ruangan Daniel yang sudah dibukanya tanpa permisi karena ia kerepotan membawa sejumlah dokumen untuk atasannya tersebut.
"Kenapa ya nama saya disebut?" ujar Adel pura-pura tidak mendengar omongan mereka.
"Saya tidak mau ada yang menjalin hubungan di kantor ini." Ujar Aldi tanpa mengalihkan pandangannya dari Daniel.
"Oke pak. Detik ini juga saya resign." Ujar Adel tajam
***
"Del, resign banget ?" ujar Daniel di teras belakang rumah Adel sepulang kerja hari itu.
"Ya abis aku gak suka aja cara dia tadi itu jauh dari professional, Niel." Jawab Adel sembari menaruh gelas berisi kopi di meja di samping Daniel.
"Terus nextnya apa?" Daniel menatap lembut Adel yang duduk di sampingnya.
"Cari kerja.." Jawab Adel singkat sembari memutar bola matanya. "Atau bikin konsultan aja.."
"Good idea." Daniel tersenyum sembari mengusap kepala Adel penuh cinta.
"Del, ada Aldi tuh." Mama Adel setengah berteriak dan membuat Adel yang sedang menyeruput minumannya tersedak.
"Minum lagi, Del." tanpa diundang Aldi sudah berdiri dengan manisnya di samping kursi Daniel yang membuat Adel menyemburkan minumannya. "Kok malah disembur sih,Del."
Daniel yang menyadari kondisi yang tak lagi kondusif itu pun segera berdiri dan mengambil tempat di samping Adel sembari mengulurkan sapu tangannya kepada Adel.
"Lo ngapain kesini?" Ujar Daniel berusaha menenangkan nada bicaranya.
"Del, balik ke kantor, gue menolak resignation lo." Aldi menatap lurus Adel dengan tajam.
"Gue gak peduli lo mau nolak atau mau terima resignation gue, gue tetap gak akan mau balik lagi ke perusahaan lo." entah apa yang terjadi jantung Adel rasanya ingin melompat keluar sesaat setelah mengucapkan hal ini.
"Sebagai seorang temen, lo udah ngelanggar batas pemaksaan, sebagai seorang atasan lo ngelanggar privasi dan hak Adel juga terlalu jauh." ujar Daniel datar, sembari mendekati Aldi.
"Eh eh ada apa ini? Kok mukanya pada tegang gini." Tanpa diundang tiba-tiba masuklah mama Adel ke tempat yang sedang memanas itu.
Aldi menghembuskan nafas cepat dan berkali-kali mengepalkan tangannya lalu mengendurkannya.
"Aku pulang dulu ya tante." ujar Aldi kemudian.
"Lho kok udah mau pulang ? Baru tante siapin minuman." Mama Adel yang baru saja muncul di antara mereka dengan membawa gelas minuman untuk Aldi nampak kaget.
"Iya tante. Ada urusan." Jawab Aldi sembari tersenyum ramah pada mama Adel.
"Oh ya udah. Salam ya buat mama, Di." ujar mama Adel sembari menaruh minuman di meja teras, lalu tersenyum ramah pada Aldi.
"Iya tante. Selamat malam." ujar Aldi berpamitan lalu berlalu dari hadapan mereka.
***
Halo readers. Thank you so much udah mau baca cerita yg aku buat. Aku tidak masalah jika tidak di vote ataupun di follow, karena cerita ini pun aku buat dan aku publish hanya demi kesenangan aku dalam menulis. Tapi aku akan sangat berterima kasih kalo kalian mau kasih kritik dan saran untuk ceritaku ini.
Dan maaf kalo updatenya agak lambat karena saya seorang karyawan yang memiliki kesibukan segudang dan juga terkadang sebagai author saya kehilangan ide dan feel untuk nulis.Dan selamat membaca, feel free to just read and go. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss (Completed)
Teen FictionAdel seorang karyawan biasa yang tanpa sengaja dipertemukan oleh seorang manager baru di kantornya yang charming dan pada akhirnya sama sama jatuh hati, namun tiba-tiba hadirlah kembali sosok sahabat lamanya yang juga merangkap sebagai mantan kekasi...