Siapa Dia ?

9.1K 584 1
                                    

Siang itu sesaat sebelum jam makan siang, Adel melihat seorang wanita berperawakan tinggi, langsing, putih bak model yang tidak familiar masuk ke kantornya, dan menghampiri meja Silvi yang berada di pojok ruangan dekat pintu ruang finance.

"Permisi." Ujar wanita itu sopan yang dibalas senyuman oleh Silvi. "Saya ada janji dengan Daniel. Tadi kata Daniel saya disuruh langsung ke ruangannya. Boleh saya tau ruangannya?" Ujar wanita itu dengan penuh kesopanan.

Namun kesopanan dan hangatnya tutur bahasa wanita itu justru membuat Adel yang tadinya tidak terlalu memperhatikan jadi terperanjat dan hampir menghujani wanita tersebut dengan ribuan pertanyaan.

"Oh mau bertemu pak Daniel. Dengan siapa ya bu ?" Tanya Silvi sesopan mungkin sembari sesekali melirik Adel yang nampak seperti ingin menerkam orang.

"Saya Amara." Jawab Amara sembari tersenyum hangat.

Silvi hendak mengangkat gagang telepon untuk memberitahu Daniel bahwa Amara sudah datang ,tepat disaat itu Daniel keluar ruangannya dan mendapati Amara di ujung ruangan divisinya.

"Hai Dan." pekik Amara sembari menghampiri Daniel dan bercipika cipiki pada Daniel.

Adel terkesiap melihat kejadian di samping mejanya tersebut, hatinya mencelos. Tanpa dikomando Silvi menoleh ke arah Adel yang hampir menangis.

"Ready for lunch ?" Tanya Amara pada Daniel.

"Sure." Jawab Daniel lebih dari siap. "Sil, saya rasa ini udah jam makan siang." Ujar Daniel sembari melirik ke arah Adel yang berusaha mengalihkan pandangannya dari Daniel.

"Iya pak. Ini saya mau siap-siap makan siang sama Adel." Jawab Silvi sopan sembari melirik Adel yang kali ini menangkupkan kedua belah tangannya di wajah.

***

"Itu Adel, your women ?" Tanya Amara saat ia dan Daniel tengah menikmati makan siangnya di sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari kantor Daniel.

Daniel hanya mengangguk sembari tetap melanjutkan makan siangnya. Hatinya terasa dicubit setiap ada orang yang bercerita tentang Adel.

"She is nice i think." ujar Amara ringan. "And loving you." lanjutnya sembari menyeruput cafe latte di hadapannya. "So, sabtu ini kamu ada janji gak, Dan?" Amara mengalihkan pembicaraan segera setelah memandang ekspresi yang sulit ditebak dari Daniel.

"I don't think so. Why ? A date?" Daniel tersenyum menggoda.

"if you think helping me find an apartment is a date then that is yes." Ujar Amara spontan.

"Alright." Jawab Daniel sembari menyuap makanannya kembali.

***

"Tuh emih lama-lama puyeng, Del, lu aduk terus." Ujar Mbak Navi yang sedari tadi memperhatikannya. "Sini deh gue suapin."

"Emang gue bocah." Jawab Adel kesal.

"Ya kalo gitu lo makan dong itu emihnya. Tuh emih gunanya buat dimakan bukan diaduk-aduk kayak semen." Ujar Mbak Navi yang lalu mengambil alih sumpit Adel dan hendak menyuapi mie ayam dihadapan Adel ke mulut Adel.

"Apaan sih mbak, ah." Adel berusaha menepis suapan dari Mbak Navi.

"Lu tinggal mangap. Jangan kayak ponakan gue deh." Dan tanpa perlawanan Adel akhirnya membuka mulutnya pasrah.

"Lo tuh boleh deh patah hati banget. Tapi bukan berarti lo nyiksa diri, Del." Ujar Silvi yang dari tadi memperhatikan Adel dan mbak Navi.

"Kira-kira tuh cewek siapanya Daniel ya Sil ?" tanya Adel cemas.

"Pacar baru kali. Dia lebih cakep dari elo yang kacau balau." Jawab mbak Navi asal yang dibalas dengan sikutan Silvi dan pelototan Adel. "Gimana dia ga berpaling dari lo kalo lo makin berantakan. Gue aja ilfeel."

"Emang gue jelek ?" Tanya Adel sembari dijejali oleh mbak Navi.

"Berantakan." Jawab mbak Navi.

"Nanti sore nge-mall yuk sekalian nyalon. Gimana ?" Ajak Silvi sembari memberi kode pada mbak Navi.

"Yuk, Del. Lagi ada salon baru yang lagi hits lho." Mbak Navi menangkap kode dari Silvi dengan baik.

"Ya udah boleh." Jawab Adel tersenyum.

Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang dari jauh mengawasi mereka, hatinya mencelos melihat Adel nampak berantakan, Aldi.

***



My New Boss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang