Ketukan halus di pintu rumah Adel, membuat sang mama beranjak dari sofa kesayangannya untuk membukakan pintu untuk menyambut sang tamu.
"Eh udah dateng. Si Adel gak selesai-selesai dandannya tuh, padahal mama udah siap nih dari tadi." ujar mama Adel menyambut tamunya.
"Bingung kali, ma, mau pakai baju apa." jawab Daniel sembari tersenyum lalu duduk di samping mama Adel.
"Jadi kamu sama Adel kapan nyusul ?" tanya mama Adel sembari membenarkan riasannya yang ia rasa tak benar.
"Sesiapnya Adel, ma. Daniel gak mau maksa." Jawab Daniel sembari mengambil camilan di meja ruang tamu Adel.
"Emang si Adel belom siap tho ?" tanya mama Adel sedikit terkejut sembari menatap Daniel.
"Ya sabar dong, ma. Mama setiap ada undangan pasti deh begini. Nikah kan bukan balapan." ujar Adel yang sudah keluar dari kamarnya dengan dress navy selutut, dan riasan flawless yang menghiasi wajahnya.
Daniel tersenyum melihat Adel yang nampak amat sangat cantik malam itu lalu berdiri dan menggandeng Adel yang agak kesulitan berjalan karena sepati hak tinggi yang ia gunakan.
"Si mama udah gak sabar gendong cucu, Del." ujar papa Adel sembari mengancing lengan bajunya.
"Udah siap semua ? Yuk berangkat." ujar Daniel menengahi pembicaraan keluarga tersebut.
***
Gedung mewah itu dihiasi oleh dekorasi bernuansa rustic yang sederhana namun hangat.
Pergola dari ranting dan bunga palsu menyambut dengan hangat kedatangan setiap tamu termasuk Adel, Daniel dan keluarga Adel.
Di dekat pintu depan ballroom terdapat papan tulis bertuliskan nama pengantinya dengan kapur "Kanaya & Fabian".
"Del !" panggil seseorang dari sebelah kanan Adel.
Adel pun menoleh dan melihat sahabatnya, Silvi dan mbak Navi sedang melambaikan tangan ke arahnya.
"Ma, Adel sama Daniel kesana dulu ya. Mama kan ada tante Iin sama om Tino, ada papa juga." pamit Adel pada mamanya menyebutkan nama teman-teman mama papanya.
"Ya udah. Nanti pas mau pulang ketemu di depan aja ya." ujar mama Adel yang disambut dengan anggukan oleh Adel yang langsung menghampiri Silvi dan Mbak Navi.
"Long time no seeeeeee." Silvi langsung memeluk Adel erat.
"Kangen, Sil." ujar Adel yang masih memeluk Silvi erat.
"Silvi doang ? Gue nggak ??" mbak Navi pura-pura ngambek.
"Pengennya nggak." jawab Adel sok ketus. "Tapi kangen jugaaaaa.." lalu Adel pun memeluk Silvi dan mbak Navi bersamaan.
"Sombong sih lo." ujar mbak Navi ketus.
"Iya nih. Sibuk banget guee." jawab Adel sembari mengambil minuman yang dibawa oleh pelayan yang lewat.
"Hei Dan. Long time no see. Gimana ? enak jadi direktur ?" sapa Silvi pada Daniel ramah.
"Apa kabar Sil ? Gimana tanpa gue disana ? Tentram ??" goda Daniel.
"Hemm. Not really. Tapi yaudah lah ya males bahasnya." jawab Silvi malas.
"Eh gue belom ucapin selamat ke Aldi sama Kanaya. Lo udah ?" tanya Adel pada kedua temannya.
"Udah dong. Lo kelamaan sih." jawab mbak Navi.
"Nunggu nona ini make up." ujar Daniel.
"Huuu. Sok-sokan. Biasa pake bedak bayi aja lu." ledek Silvi.
"Dah ah. Gue mau ke depan dulu." jawab Adel lalu menarik Daniel.
Beberapa mantan bawahan Daniel dan teman sejawat Adel beberapa kali tampak menyapa, sebelum Adel dan Daniel sampai di pelaminan.
"Selamat ya tante." Ujar Adel sembari menyalami ibunda Aldi yang ia kenal lama.
"Iya sayang. Oh ini calonnya ? Kapan nih gantian undangannya ?" tanya ibunda Aldi sembari beralih menyalami Daniel.
"Segera, tante." jawab Daniel berdiplomasi, lalu beralih ke hadapan pengantinnya untuk mengucapkan selamat.
"Selamat ya, Nay.. Happily ever after.." ujar Adel sembari menyalami Kanaya yang nampak cantik dengan gaun putih tulang dan tiara di puncak kepalanya.
"Thank you ya, Del. Lo harus segera ngeresmiin sama Daniel." ujar Kanaya sembari menyambut pipi kanan dan pipi kiri Adel dengan pipinya.
"Semoga ya." ujar Adel sembari mengerling pada Daniel yang berada di sampingnya, lalu beralih pada Aldi.
"Happy wedding ya, Di. Finally lo move on juga." goda Adel pada mantan kekasihnya tersebut.
"Thanks, Del. Thank you udah jadi mantan terindah gue." ucap Aldi sembari mengedipkan sebelah mata pada Adel dan mengerlingkan mata pada Kanaya yang berhasil membuat Kanaya menginjak kakinya dan disambut dengan tawa terbahak-bahak oleh Aldi.
"Tapi mantan terindah lo ini punya gue, Di." ledek Daniel.
"Istri gue tetep lebih cantik daripada calon istri lo kok." ledek Aldi yang berhasil membuat Adel melotot.
"Baguslah kalo lo berpikir kayak gitu." jawab Daniel semberi menggiring Adel turun dari pelaminan.
***
Adel dan Daniel membawa makanan kecil ke taman di luar ballroom tersebut.
"Gila. Di dalem sumpek banget ya." ujar Adel pada Daniel.
Wajah Daniel tiba-tiba nampak menegang, sehingga ucapan Adel pun tak ia hiraukan.
"Niel, hellaaawww. Masa aku dicuekin" Adel nampak kesal menyadarkan Daniel.
"Eh kenapa sayang ?" tanya Daniel yang baru tersadar.
"Tuh nyamuk kawin." jawab Adel asal.
"Del, aku mau ngomong sesuatu yang penting." tiba-tiba Daniel berkata sangat serius.
Adel mengerutkan dahinya, lalu duduk di kursi beton di tengah taman tersebut tepat di tepi kolam ikan, diantara pepohonan pendek.
"Yaudah ngomong aja." ujar Adel.
Nampak Daniel mengeluarkan kotak beludru berwarna biru navy dari kantong blazer yang ia kenakan, lalu ia berlutut di hadapan Adel, dan membuka kotak beludru tersebut dan nampaklah sebuah cincin emas putih bertahtakan berlian kecil di tengahnya, berhasil membuat Adel menangkupkan kedua tangannya di bibirnya wajahnya dan membuat matanya terbelalak.
"Aku udah lama menantikan saat ini. Saat aku bisa berkata, will you marry me, Ms. Adellia ?" ujar Daniel pada Adel yang masih terpana.
"Of course, yes, i do." jawab Adel yang lalu memeluk Daniel erat.
"Thank you so much, Del. Thank you udah mau jadi bagian hidup aku." Ujar Daniel sembari menyematkan cincin yang ia siapkan pada jari manis Adel, lalu kembali memeluk Adel.
~bener-bener end~
Readers, ini extra ya buat kalian, sebagai ucapan terima kasih aku karena kalian sudah sangat mengapresiasi novel ini. Aku bener-bener terharu biru ngeliat taburan bintang yang kalian kasih ke setiap part dari novel ini. Dan extra part ini aku persembahkan untuk kalian yang extra special buatku.
Salam,
Nteph
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss (Completed)
Teen FictionAdel seorang karyawan biasa yang tanpa sengaja dipertemukan oleh seorang manager baru di kantornya yang charming dan pada akhirnya sama sama jatuh hati, namun tiba-tiba hadirlah kembali sosok sahabat lamanya yang juga merangkap sebagai mantan kekasi...