Taehyung merapikan selimut yang membungkus tubuh adiknya, lalu ia ikut berbaring dan memeluk Jungkook dari belakang. Ini sudah mau tengah malam. Seokjin dan Yoongi sudah pergi dari tadi. Jungkook sadar untuk beberapa saat dan Taehyung menjalankan tugasnya yaitu memberi makan dan obat pada Jungkook. Beberapa menit yang lalu Jungkook kembali tertidur.
"Kau sudah melalui hari yang berat Kookie-ya.." Taehyung bergumam sambil mengelus-elus rambut Jungkook. Ia sangat menyukainya karena halus. Taehyung jadi ingat bahwa Jimin juga memiliki rambut yang seperti itu.
Ahh, memikirkan Jimin lagi. Beberapa hari yang lalu Jimin kembali masuk ke sekolah. Taehyung senang, Jimin juga senang karena ia bilang ia merindukan Taetae. Jimin tidak pernah mengungkit masalah yang sebelumnya terjadi, Jimin tidak pernah menyalahkan Taehyung atas luka yang ia terima dan Jimin tidak takut padanya.
Taehyung merasa buruk. Ia benar-benar beruntung bisa memiliki teman seperti Jimin. Anak itu entah terlalu baik, polos atau bagaimana, yang jelas dengan sifat seperti itu Jimin bisa saja dimanfaatkan oleh orang lain. Dan Taehyung tidak mau itu terjadi, maka ia akan melindungi Jimin mulai sekarang.
"Yoongi hyung dan Seokjin hyung dapat menjaga dan merawatmu dengan baik. Jimin juga pasti akan selalu menyayangimu. Dia begitu merindukanmu.." Taehyung menjeda ucapannya, elusan tangannya berhenti, bibirnya sedikit bergetar.
"Tidakkah kau ingin kembali pada mereka..?" Dan sekuat apapun Taehyung menahannya, ia akan tetap kalah. Pada akhirnya Taehyung akan menangis seperti bocah ingusan yang cengeng.
Taehyung ingat Seokjin mengatakan bahwa ia akan menjamin tidak akan ada yang sedih pada akhirnya. Tapi mengapa Taehyung tetap menangis? Taehyung berusaha untuk meyakini apa yang Seokjin katakan. Tapi membayangkan ia tidak bisa memeluk Jungkook saat tidur lagi seperti ini, mandi dan bermain air bersama Jungkook, berjalan-jalan ditaman dan membeli ice cream kesukaan Jungkook, mengantar dan menjemput anak itu disekolah, menenangkannya saat ia terbangun dari mimpi buruk, dan berbagai hal menyenangkan lainnya yang bisa ia lakukan bersama dengan Kookie-nya.
Taehyung tetap akan merasa sedih walau Seokjin sudah menjaminnya. Sebagian besar hidupnya ia lewati bersama Jungkook, maka bila Jungkook pergi, Taehyung juga akan merasa sebagian dari kebahagiaannya ikut pergi bersama Jungkook.
Taehyung yang cengeng hanya menangis dalam diam selama menit-menit berikutnya. Meredam isakan dan kesedihan dengan cara menenggelamkan wajahnya pada punggung Jungkook yang membelakanginya saat ini.
"Aku tidak mau hyung.."
Taehyung tersentak, sedikit menjauhkan dirinya dari Jungkook. Anak itu berbalik, menghadap pada Taehyung. Jungkook bersyukur karena keadaan kamar yang cukup gelap sehingga hyung-nya tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya yang sudah cukup basah dengan air mata.
Jungkook sudah kehilangan rasa kantuk dan lelahnya sejak ia mendengar hyung-nya menangis. Bahkan ia mengabaikan kepalamya yang berdenyut dan tubuhnya yang panas tapi ia merasa kedinginan. Ia mendengar semua yang Taehyung katakan. Dan Jungkook tidak suka Taetae hyung berkata seperti itu, seakan ia akan dibawa pergi untuk selamanya sehingga mereka tidak bisa bertemu lagi.
"A-ku mau bersama Taetae hyung saja.."
Taehyung bisa merasakan nafas Jungkook yang tersendat-sendat, anak itu flu. Taehyung menghapus air matanya dan juga air mata diwajah Jungkook. Walau gelap, Taehyung tetap tau kalau Jungkook menangis, hanya dengan mendengar suara anak itu.
Ia kembali merapatkan tubuh mereka, memeluk Jungkook dengan lebih erat saat merasa tubuh Jungkook benar-benar bergetar karena tangis dipelukannya. Taehyung terus mengelus punggung Jungkook, berharap dengan gerakan kecil itu Jungkook bisa lebih tenang. Dan itu bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionI'm happy in my sadness. -Jungkook- If there's a chance, i'll catch you. I'm running, it's starting. -Yoongi- If you're not here, I'm just a corpse. So how can i breathe? It hurts. I always cry. -Jimin- If I could turn back time, I want to be the gr...