"Ada bom di lantai ini! Jadi cepat lakukan yang aku perintahkan!"
Hoseok terdiam beberapa saat. Ia blank. Bahkan ia tidak memperhatikan Namjoon lagi yang sudah masuk ke dalam kamar dan mencoba membangunkan Yoongi dengan perlahan. Mau tidak mau, suka tidak suka, Namjoon harus tetap melakukannya. Persetan dengan Yoongi yang mungkin akan memarahinya nanti.
Sementara Hoseok didepan pintu masih terdiam sampai seseorang menepuk bahunya. Ia tersentak kaget dan mendapati Seokjin menatapnya bingung.
"Ada ap—"
"H-hyung! I-itu, katanya ada bom disini.." Tiba-tiba Hoseok merasa panik. Seokjin menatap Hoseok bingung. Belum bisa mencerna maksud pemuda itu.
Mengapa Hoseok hanya berdiam diri didepan pintu kamar yang terbuka? Seokjin melongok ke dalam dan mengernyit saat melihat orang lain didalam, sedang menguncang tubuh Yoongi pelan. Seokjin membelalak.
"Hei, hei, apa yang kau lakukan?!" Seokjin masuk dan membalik tubuh pemuda itu.
"Namjoon?"
"Oh, hyung, syukurlah kau disini. Sekarang cepat pindahkan Jimin, Jungkook dan Taehyung dari sini. Ada bom dilantai ini dan aku masih mencarinya sekarang. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya hyung memindahkan mereka." Ucap Namjoon cepat, Seokjin terdiam beberapa saat, berusaha mencerna perkataan Namjoon. Syukurlah otak Seokjin sudah baik-baik saja sekarang, tidak seperti semalam dimana ia tidak bisa berpikir dengan baik. Sekarang Seokjin dapat mencerna perkataan Namjoon dengan cepat.
"Tapi bagaimana bisa bom itu ada disini? Dan bagaimana kau mengetahuinya?" Seokjin tau ini waktu yang tidak tepat untuk banyak bertanya, tapi ia tidak bisa menahan rasa penasarannya.
"Si Psikopat itu. Tim Yoongi hyung telah berhasil menangkapnya, tapi saat diintrogasi, dia mengatakan bahwa ada bom dirumah sakit ini. Makanya kami datang mencarinya." Jelas Namjoon. Seokjin terdiam sejenak. Menaruh bom dirumah sakit, orang itu pasti benar-benar sudah gila.
"Baiklah. Aku mempercayaimu Namjoon." Seokjin menepuk pundak Namjoon sebelum berlari keluar, memanggil perawat-perawat lain. Namjoon kembali mendekati Yoongi yang sudah mulai sadar.
"Hyung?"Namjoon melambaikan tangannya didepan wajah Yoongi. Pemuda itu sudah terduduk tapi matanya masih tertutup. Namjoon hendak mencoba membangunkan Yoongi lagi tapi terhenti karena ia mendengar banyak langkah kaki mendekat. Tidak lama, sudah ada banyak perawat dan dokter didalam ruangan itu.
"Seokjin hyung, sebaiknya amankan semua pasien yang ada di rumah sakit ini. Rekanku dan anggota tim Yoongi hyung sedang mencari bom itu. Aku dan rekanku akan mencoba menjinakkannya." Namjoon sudah ingin berkata lagi, tapi dipotong oleh Yoongi.
"Ada apa ini...? Dimana Jungkook?" Yoongi bertanya dengan mengantuk, makanya bicaranya tidak jelas. Matanya bahkan belum sepenuhnya terbuka. Seokjin menarik pemuda itu untuk berdiri.
"Yoongi, dengar baik-baik. Sekarang ikut Namjoon dan cari bom yang diletakkan si psikopat itu di rumah sakit ini. Jimin, Taehyung dan Jungkook tidak akan baik-baik saja jika bom itu tidak ditemukan. Jadi kau harus menemukannya, oke?" Seokjin sedikit meremas bahu Yoongi karena ia tau pemuda itu belum benar-benar sadar. Apalagi Yoongi seharusnya masih berada dalam pengaruh obat bius.
Yoongi tidak menjawab, ia hanya mengangguk-angguk sambil menguap. Lalu berjalan keluar dengan sendirinya. Ia seakan tidak menyadari bahwa mereka dalam situasi panik. Seokjin hanya melongo, lalu ia menatap Namjoon yang juga terlihat keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionI'm happy in my sadness. -Jungkook- If there's a chance, i'll catch you. I'm running, it's starting. -Yoongi- If you're not here, I'm just a corpse. So how can i breathe? It hurts. I always cry. -Jimin- If I could turn back time, I want to be the gr...