Part 3

16.4K 1K 16
                                    

Happy Reading....

Alger menatap Kiara yang sudah siuman dari operasinya.

"Bagaimana perasaan anda nona?"

"Panggil Aku Kiara saja tuan.."

"Baiklah Kiara, kau juga bisa panggil aku Alger." ucap Alger dan Kiara tersenyum senang.

Meski matanya masih ditutupi perban, Kiara yakin Alger lelaki tampan dan baik hati.

"Alger, apa Mr Reed tahu aku sudah di operasi?"

"Iya Kiara."

"Bolehkah aku meminta sesuatu?" tanya Kiara.

"Apa?"

"Saat pembukaan perban ini, aku ingin orang yang pertama aku lihat adalah Mr Reed." ucap Kiara membuat Alger tersenyum getir.

Andai Kiara tahu siapa Devon.

"Alger?" panggil Kiara membuyarkan lamunan pria itu.

"Saya tidak janji karena Mr Reed orang yang sibuk." ucap Alger membuat Kiara menunduk sedih.

"Tapi saya akan usahakan meminta Mr Reed untuk menemui anda." ucap Alger membuat Kiara sedikit terhibur.

Kiara sungguh penasaran, bagaimana rupa malaikat penolongnya yang sudah memberinya cahaya kehidupan. Kiara yakin Mr Reed orang yang baik hati, tampan dan juga kaya. Tapi bagi Kiara kekayaan bukan segalanya, Kiara tersenyum.

"Terima kasih Alger.." ucap Kiara.

"Ya Kiara." balas Alger.

Setelah menengok Kiara, Alger segera ke kantor untuk menemui Devon dan mengurus beberapa pekerjaannya.

Alger melangkah menuju lift dan Igor sudah berdiri di hadapan lift, menunggu kotak raksasa itu turun.

"Alger, sepertinya Demitri marah saat tahu aku yang menangani proyek Boleslav, bukan master kita." ucap Igor ketika Alger sudah berada di sampingnya. Alger terkekeh.

"Kau bisa memacari Avel jika mau, dia gadis yang cantik."

"Apa kau gila? Lagian apa ada hubungannya? Dia anak  bangsawan."
"Demitri sedang mencarikan jodoh untuk anaknya dan cinta tak mengenal status." ucap Alger sambil masuk ke dalam lift yang pintunya sudah terbuka lebar.

"Itu hanya ada di dunia wattpad Alger!"

"Mungkin wattpad juga mengambil dari kisah nyata, siapa tahu!"

"Kau ini banyak menghayal, kita harus melihat realitanya saja Al, kita harus sadar siapa kita." ucap Igor.

"Kau terlalu perasa, jalani hidup, semua sudah ada yang mengatur." ucap Alger dan Igor pun mengangguk setuju. Pintu lift terbuka.

"Aku akan menemui master." ucap Alger dan Igor pun mengangguk lagi.

Alger mengetuk pintu ruangan Devon.
"Masuk!" suara Devon dari dalam.

"Master.." sapa Alger.

"Bagaimana reaksi Demitri?"

"Dia tak suka Igor yang mengurus proyek itu." ucap Alger dan Devon tersenyum sinis.

"Biarkan saja." ucap Devon cuek.

"Master, ini dokumen yang anda minta." ucap Alger sambil memberikan dokumen itu.

"Dan Master..."

"Apa lagi?"

"Apa anda tidak ingin menjenguk Miss Ollins? Besok perban di kedua matanya akan di buka." ucap Alger membuat Devon mengangkat satu alisnya.

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang