Part 45

14.6K 1K 28
                                    

Happy Reading.....

Devon menatap tajam Kiara, berusaha meredakan amarahnya. Gadis keras kepala!

"Ya sudah, aku akan mengurusnya." ucap Devon sambil mengirim pesan agar Alexa datang ke tempatnya.

"Kau pikir aku menginginkan bayi darimu? Aku bisa mendapatkan bayi dari wanita cantik yang aku suka dan tanpa menuntut apapun dariku." ucap Devon sinis membuat Kiara semakin terluka.

"Setelah ini kembalikan aku pada orang tuaku."

"Kau terlalu naif Kiara, kau pikir orang tuamu itu menginginkanmu?" tanya Devon pedas membuat mata Kiara berkaca-kaca, ya memang Kiara tahu Vladimir membencinya.

"Aku jamin jika pernikahan ini aku batalkan, kaulah yang akan menderita." ucap Devon.

"Aku tahu, tapi itu akan menjadi urusanku." ucap Kiara dingin membuat Devon kesal.

Haruskah Devon mengalah sekarang?

Padahal Devon ingin Kiara tunduk kepadanya dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan klimaks. Tapi Devon tak mau anaknya yang menjadi korban. Oke semua di rasa cukup, Devon akan menghentikan hukumannya.

Alexa datang, Devon mendekatinya dan membisikan sesuatu kepada Alexa, dokter itu mengangguk lalu mendekati Kiara yang tampak menegang.

Alexa menyiapkan alat suntik dan memasukan cairan kuning kedalamnya.

"Saya suntik Nona." ucap Alexa namun Kiara menjauh.

"Bukankah kau ingin menggugurkan anak kita?" tanya Devon membuat mata Kiara berkaca-kaca.

Kiara mengusap perutnya lalu menatap Devon.  apa dia tega membunuh anaknya sendiri? Kiara menggelengkan kepalanya.

"Devon, aku...."

"Sebenarnya apa maumu Kiara?" tanya Devon kesal lalu menarik kasar tubuh Kiara membuat Alexa khawatir pada kandungan Kiara.

Kiara langsung memeluk Devon dan menangis kencang membuat hati Devon luluh.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu tapi aku takut kamu yang sekarang, jahaaat...." isak Kiara, Devon tersenyum geli sambil mengelus lembut punggung Kiara lalu memberi aba-aba agar Alexa menyuntik Kiara di pinggulnya secara perlahan tanpa di sadari Kiara. 

"Aku menginginkan bayi i...."

Kiara terkejut merasakan jarum suntik menusuk pinggulnya dan cairan itu masuk kedalam tubuhnya.

"Kau? Kenapa...."

"Itu vitamin penguat kandungan!" bisik Devon sambil tersenyum namun Kiara tak percaya.

"Kau bohong!" pekik Kiara tak percaya.

Alexa segera memberikan botol bekas cairan suntikannya pada Kiara dan dia bernafas lega lalu kembali memeluk Devon dan menangis.

"Maaf.." isak Kiara yang sudah berfikiran buruk pada Devon.

"Dasar manja!" guman Devon sambil merebahkan tubuhnya agar Kiara dengan leluasa bisa memeluknya. Alexa hanya mengangguk pamit lalu keluar dari kamar Devon.

Devon mengelus rambut Kiara dengan lembut.

"Ketika kau pergi, aku menenggelamkan diriku dalam pekerjaan. Aku benci wanita terutama kau Kiara." ucap Devon sambil membalikan posisi mereka sehingga Devon berada di atas tubub Kiara.

"Tak ada wanita yang berani menyentuhku." bisik Devon membuat Kiara lega.

Devon mengelus perut Kiara lalu mengecup keningnya.

"Lalu kenapa kau membuat perjanjian itu?"

"Hanya iseng, aku ingin membuatmu cemburu saja!" ucap Devon santai dan Kiara mengerang sebal.

"Kau..." Devon melumat bibir Kiara dengan lembut, sungguh manis dan wangi. Devon melepaskan pagutannya.

"Semakin kau marah, kau semakin seksi dan menggairahkan!" bisik Devon sambil menggigit lembut telinga Kiara.

"Aku ingin menaklukanmu saat sadar, bukan di atas ranjang seperti ini." gerutu Devon membuat Kiara terkekeh.

"Jadi kau mau menikahiku karena cinta?" tanya Kiara penuh harapan membuat Devon terkekeh lalu menarik gaunnya hingga tersingkap sampai perut.

Devon menatap segitiga pengaman Kiara yang berwarna putih lalu mengusapnya lembut.

"Sialnya, iya. Kau sudah membuatku jatuh cinta dan tak bisa melupakanmu. Aku sangat mencintaimu!" bisik Devon membuat Kiara bahagia.

"Aku juga mencintaimu Devon..." ucap Kiara tulus lalu memagut bibir kenyal lelaki di hadapannya. Namun Kiara teringat sesuatu lalu melepaskan pagutannya membuat Devon kesal.

"Bukankah kau menikahiku karena kekuasaan ayahku?"

"Ya itu juga!"

"Dasar menyebalkan, kau tak pernah tulus mencintaiku!" pekik Kiara sebal.
Devon menindih tubuh Kiara agar gadis itu berhenti meronta.

"Awalnya aku bingung bagaimana cara menaklukan ayahmu agar mau bekerjasama dengan baik, tapi ketika melihatmu aku punya ide untuk kembali mengikatmu ya bisa di katakan sambil menyelam minum air, sambil bercinta sambil menengok anakku.."

"Kau mulai mesum dan banyak maunya!" rengek Kiara namun Devon menangkup pipi Kiara dan menciumnya lembut.

"Kau sudah tahu bagaimana perasaanku padamu, seharusnya kau tak pernah meragukanku." bisik Devon sambil meremas payudara Kiara dengan sensual.

"Lalu, apa benar ayahku tak pernah menginginkanku?" tanya Kiara membuat Devon menegang.

Haruskah dia jujur prihal ayahnya? Devon takut Kiara kembali marah jika tahu Devon menyembunyikannya dari Kiara.

"Devon, jawab!" rajuk Kiara.

"Bagaimana jika aku mengatakannya sehabis kita bercinta? Aku janji!" ucap Devon sambil menarik tali bra Kiara hingga terlepas dan memperlihatkan bentuk asli payudaranya.

Devon meneguk salivanya ketika melihat puting pink Kiara yang sudah mengeras sempurna.

"Bagaimana?" desah Devon nyaris meneteskan air liurnya.

Kiara mengelus wajah Devon dengan lembut lalu mengangguk dan mencium bibir lelaki itu dengan penuh gairah.



Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang