Part 52

13.1K 1K 6
                                    

Happy Reading.....


Devon, Igor, Alger, Lev dan Dima sedang merencanakan cara untuk mengalahkan Lenin dan Mr Killer. Devon ingin rencana yang sempurna agar tak terjadi resiko yang bisa merugikan mereka. Untuk sementara mereka akan berpura-pura memusuhi Vladimir agar Lenin percaya.

Devon sudah membaca dengan seksama surat kontrak kerjasama yang di rancang Vladimir agar Devon dengan mudah menghancurkan perusahaan Valdislav.

Devon menghela nafas lelah, setelah rapat panjang akhirnya mereka sudah merencanakan sesuatu yang pasti ampuh untuk melumpuhkan Mr Killer.

"Aku ingin istirahat dulu." ucap Devon dan mereka hanya mengangguk.

Devon segera menuju kamarnya, dia merindukan Kiara. Devon juga belum memberitahu Kiara soal apa yang sebenarnya terjadi, tapi apa perlu Kiara tahu?

Devon melihat Kiara yang sedang di bujuk oleh Martha, wanita itu tampak sedih melihat Kiara.

"Ada apa Martha?" tanya Devon.

"Master..."

"Akhirnya kamu datang juga!" ucap Kiara senang lalu membawa makanan di meja kecilnya dan memberikan makanan itu kepada Devon.

"Saya permisi." ucap Martha lega.

"Mau aku suapi?" tanya Devon dan Kiara mengangguk.

Devon menghela nafas, mungkin ini bawaan bayi. Kiara tampak manja dengan mata berbinar menanti suapannya. Devon pun menyuapi Kiara yang dengan lahap memakan makanannya.

"Kau ini..." ucap Devon gemas lalu mencium kening Kiara.

Selesai makan Kiara langsung memeluk Devon dengan erat.

"Kau ini kenapa?" tanya Devon heran dengan tingkah Kiara.

"Daddy  telepon, emmh.... Pernikahan kita tetap di laksanakan minggu depan." ucap Kiara membuat Devon lega.

"Ya, kemarin dad sudah membahas itu, cuma aku lupa bilang. Maaf sayang!" ucap Devon dan Kiara hanya tersenyum sambil mengelus perutnya yang mulai terlihat menyembul.

"Anak daddy apa kabar?" bisik Devon sambil mengelus perut Kiara.

"Merindukan Daddy..." bisik Kiara dengan wajah merona.

"Aku telepon dulu Alexa, apa aman jika aku menengoknya?" ucap Devon lalu merogoh ponselnya dan menelepon Alexa.

"Alexa."

"...."

"Apa sudah boleh aku menerobos Kiara?" tanya Devon membuat wajah Kiara memerah.

Menerobos? menerobos lampu merah kali!

"...."

" Baiklah, aku pasti pelan-pelan. Thanks Alexa" ucap Devon lalu menutup ponselnya.
Kiara tersenyum senang.

"Pasti boleh kan?" tebak Kiara dan Devon mengangguk.

"Aku mandi dulu, biar segar." bisik Devon lalu mencium bibir Kiara dan segera pergi ke kamar mandi.

Kiara terdiam sejenak lalu menatap ponsel Devon yang di letakan di atas selimutnya. Kiara mengambil ponsel itu dan iseng membukannya. Yang pertama dia lihat adalah kotak pesan lalu galeri foto.

Di kotak pesan aman dan galeri? Kiara melihat banyak foto dirinya yang sedang tertidur, melamun bahkan foto pelecehan di mobil pun ada. Devon tidak pernah melakukan selfie, tapi banyak mencandid foto dirinya.

Kiara tersenyum lalu berselfie dengan ponsel Devon.

Namun Kiara tak puas dengan hasil fotonya, terlihat pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun Kiara tak puas dengan hasil fotonya, terlihat pucat. Kiara mencari aplikasi perias wajah lalu mendownloadnya. Selesai mendownload, Kiara kembali berpose.

Kiara membaringkan tubuhnya lalu mengedit hasil fotonya agar tidak pucat. Kiara tersenyum geli melihat hasilnya, lumayan!

"Apa yang kau lakukan Kiara?" tanya Devon membuat Kiara terkejut, dia tampak ketakutan namun Devon hanya tersenyum melihat Kiara sedang bermain dengan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan Kiara?" tanya Devon membuat Kiara terkejut, dia tampak ketakutan namun Devon hanya tersenyum melihat Kiara sedang bermain dengan ponselnya.

"Kau tak marah?"

"Kenapa mesti marah?" tanya Devon sambil membuka lilitan handuk di pinggangnya, memamerkan kejantanannya yang sudah setengah berdiri. Kiara meneguk salivanya, Devon seksi.

"Sudah siap?" goda Devon lalu merangkak di atas ranjang membuat Kiara terkekeh geli melihat kejantanan Devon yang bergelantungan bebas.

"Kau sepertinya sangat mengagumi milikku!" goda Devon membuat wajah Kiara merona.

"Aku selalu mengagumi setiap inch tubuhmu, Master." bisik Kiara membuat gairah Devon terbakar.

"Ayo kita mulai!" bisik Devon lalu melumat bibir Kiara dengan rakus.

*****

Dima mencoba untuk berkonsentrasi dan menenangkan hatinya. Dima sudah menganggap Lenin adiknya namun kenapa adiknya tega seperti itu?

Dia dengan bodohnya berkerjasama dengan Mr Killer, Lenin kira dengan bekerjasama Mr Killer akan menepati janjinya? Mr Killer itu licik dan kejam!

Devon mendekati Dima yang sedang menatap lembar kerjanya.

"Penarikan saham sudah mulai di lakukan."

"Apa takkan mengganggu pernikahanmu?"

"Akan aku lakukan di tempatku dengan penjagaan ketat. Jadi tidak masalah." ucap Devon dan Dima mengangguk lega.  Ya, semoga semuanya lancar dan sukses.

******

Hari pernikahan tiba, Kiara tampak bahagia akhirnya dia bisa menikahi cinta pertamanya.

"Kak, pakai ini untuk jaga-jaga." ucap Dima lalu memberikan pisau lipat kecil dan di selipkan di stoking Kiara.

"Memang ada apa?"

"Buat antisipasi saja, aku takut Lenin mengincarmu." ucap Dima dan Kiara hanya mengangguk.

Kiara merasa sedih, apa Vladimir akan datang? Mengingat ayahnya begitu membenci Kiara. Andai Vladimir tidak membencinya.....

"Adelaide...." sapa seseorang yang datang dengan kursi roda dan di dorong oleh Aida.

"Daddy?" ucap Kiara tak percaya.



Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang