Part 9

14.7K 1K 23
                                    

Happy Reading.....

Entah harus merasa bahagia atau sebal, Kiara menatap Devon yang sedang membuka topeng di wajahnya secara perlahan. Senyuman mautnya tersungging di bibir merah Devon. 

"Aku sudah memenuhi janjiku."

"Janji apa?"

"Aku takkan melepasmu dan kau akan melakukan apapun." ucap Devon membuat Kiara gugup.

"Oke, aku akan pegang janji. Jadi apa yang kau pinta master?" tanya Kiara sambil menghela nafas berat.

Pintu di ketuk lalu muncul Alger membawa minyak zaitun dan aroma therapy dan menyimpannya di nakas.

"Ini master." ucap Alger bingung dengan permintaan masternya.

"Tutup pintu dan jika ada yang masuk, aku tak mau di ganggu." ucap Devon dan Alger pun mengangguk pelan lalu pamit undur diri.

Kiara menatap bingung ketika Devon membuka pakaiannya, memperlihatkan otot tubuh atletisnya di hadapan Kiara.

"Master... Anda.. Anda mau apa?" tanya Kiara dengan wajah menegang.

Devon mengambil minyak zaitun mencampurkannya di mangkuk dengan aroma therapi lalu memberikan mangkuk itu kepada Kiara.

"Pijat tubuhku!" titah Devon santai.

"Apa?"

"Pijat, atau kau yang ingin aku pijat?" ucap Devon galak sambil menatap kesal ke arah Kiara.

"Oke." ucap Kiara mengalah lalu mendekati Devon yang mulai tidur dengan posisi menelungkup.

Kiara sedikit kesulitan dengan model pakaiannya. Yang benar saja, pakaian pesta di pakai untuk acara pijat memijat master mesumnya. Sial! desis Kiara dalam hati.

Kiara mulai mengoleskan minyak zaitun ke punggung Devon dan memijatnya dengan lembut.

"Kau boleh menduduki bokongku." ucap Devon yang merasakan kekakuan di gerak tangan Kiara.

"Tapi.."

"Menurutlah, jika kau memijitku seperti itu bukan enak rasanya tapi menyebalkan!" bentak Devon dan Kiara pun menurut.

Kiara menduduki bokong Devon dan mulai memijatnya, tubuh Devon terasa panas di kulit paha Kiara, jantungnya berdegup kencang ketika kulit pahanya bergesekan dengan kulit pinggang Devon.

"Ya Tuhan, kenapa ini?" rutuk Kiara dalam hati. Sementara Devon menikmati pijatan Kiara yang terasa lembut dan menenangkan. Pijatannya lumayan untuk seukuran gadis itu. Devon merasakan milik Kiara di atas bokongnya dan sesekali Kiara menggesek miliknya ketika tangannya berpindah gerakan. Kulit pahanya menyentuh pinggangnya, terasa halus dan hangat.  Selama pemijatan Devon menahan miliknya yang mengeras hingga akhirnya tertidur.

Kiara menghela nafas, jika saja Kiara tahu akan seperti ini, jujur lebih baik di jual saja pada Husein, mungkin nasibnya takkan seburuk ini. Kiara hanya bisa menghela nafas gusar, Kiara benci Devon!

Tiga jam berlalu, Kiara merasa tangannya lumpuh. Devon tidak membiarkannya sedikit pun berisitirahat.

"Master, cukup.." erang Kiara dengan tangan yang sudah tak dapat di gerakan lagi. Devon merasa geli melihat wajah memelas Kiara.

"Oke, istirahatlah." ucap Devon sambil menarik tubuh Kiara kedalam pelukkannya.

"Tidak, le.."

"Mau aku suruh pijat lagi?" tanya Devon dan Kiara langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidurlah.." bisik Devon dan Kiara pun menurut.

Kiara menghela nafas dan dia pun terlelap tidur karena kecapean.

*****

Devon mendapat telepon dari kakaknya, Rafael. Sebenarnya Devon tak suka kakak tirinya menghubunginya. Namun mengingat Rafael salah satu anak kesayangan daddy-nya, Devon mau bagaimana lagi? Bagaimana pun mereka juga keluarganya.

Rafael bercerita ingin menjodohkan anaknya yang bernama Ariana karena nasib buruknya. Suaminya menghilang dalam kecelakaan pesawat dan dinyatakan meninggal sementara dia sedang hamil.

Devon mendengarkan curhatan kakaknya sambil berfikir. Siapa lelaki yang pantas untuk Ariana? Devon pernah melihat Ariana di rumah duka, saat kematian ayahnya tercinta.

"Master.." sapa Alger dan Devon memandang Alger dengan terkesima.

Alger pria yang dingin sama seperti Devon, tak suka terlibat banya wanita dan Devon tahu siapa Alger. Berbeda dengan Lev dan Igor yang selalu menghabiskan akhir pekan di club malam bersama para jalang.

"Aku punya tugas untukmu." ucap Devon.

"Apa Master?"

"Selidiki tentang Ariana Mahendra istri dari Erick Phillips Grace." titah Devon membuat Alger bingung.

Bukannya Ariana itu saudaranya Devon? Lebih tepat keponakannya.

"Kenapa?"  tanya Devon membuyarkan lamunan Alger

"Tidak master, baik saya akan cari tahu."

"Cari tahu dan hafalkan!"

"Apa? Oh baik Master.." ucap Alger bingung.

Apa maksud masternya? Baru kali ini dia harus menyelidiki seseorang yang menghafalnya.

Alger segera keluar dari ruangan Devon untuk segera mencari informasi dan menganalisanya. Alger tahu siapa orang yang tepat, yang bisa memberinya informasi yang akurat.


Tbc

Ahahaha.... Si spoiler keluar, jangan protes ya. Khusus Ariana, aku memang memberi Ending yang berbeda bahkan sempat mau di bikin sequel baru tapi gak jadi!

Kalian pasti bosen juga kan kalau ceritanya udah happy ending terus gitu lagi akhirnya. So aku coba untuk memberikan sentuhan yang berbeda.

Di Ariana ada cerita Alger versi Ariana dan di sini ada cerita Ariana versi Alger.

Thanks for reading....

Love you...

Muuuaah....

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang