Part 20

13.9K 1K 19
                                    

Happy Reading.....

Hidup Kiara terasa hambar, Devon sudah mencampakkannya dan Kiara lebih senang mengubur diri di perpustakaan.

"Kiara." panggil Martha membuat Kiara menoleh ke belakang.

"Ya.."

"Master memintamu ke kamarnya namun sebelumnya, bersihkan tubuhmu dan kenakan pakaian di kantung ini." ucap Marta sambil menyimpan paper bag di meja.

"Baiklah." ucap Kiara lalu merapihkan bukunya dan membawa paper bag itu ke kamarnya.

"Mau aku bantu?" tanya Martha yang tampak khawatir melihat gelagat masternya.

"Tidak usah, aku bisa." ucap Kiara sambil mengeluarkan pakaian dari dalam paper bag.

Lingerie?

Wajah Kiara memerah, dia pikir dia pelacur yang bisa di perlakukan seenaknya?

Kiara memasukan kembali lingerie itu dan berjalan menuju kamar Devon. Amarah sudah memuncak, Kiara merasa Devon sudah keterlaluan!

Kiara mengetuk pintu lalu segera membukanya tanpa menunggu jawaban. Kiara menatap Devon yang sedang duduk di sofa.

"Kau?"

"Apa maksud semua ini Mr Reed?" tanya Kiara sambil melempar paper bag itu ke sofa. Devon mengeraskan rahangnya, perempuan ini mulai kurang ajar!

Devon menatap tajam ke arah Kiara lalu mendekatinya dan menarik tangan Kiara dengan kasar.

"Kau mulai memuakan jalang sialan!" 
"Kau yang memuakkan, kau pikir aku jalang? Setelah kau bosan kau mencampakanku dan setelah kau bosan dengan mainanmu yang lain kau memintaku menggunakan pakaian jalang itu. Aku lebih baik mati daripada harus menurutimu!" teriak Kiara.

Plakk!!

Devon menampar Kiara dengan cukup keras membuat gadis itu terpental ke lantai. Kiara terdiam, ini pertama kalinya dia di tampar oleh laki-laki.

"Bangun!" titah Devon namun Kiara tetap diam.

Devon menarik tangan Kiara hingga gadis itu terpaksa berdiri.

"Pakai pakaian itu cepat!"

"Aku bukan pelacur!"

"Kau pelacur, ingat ibumu sudah menjualmu padaku!" ucap Devon sinis. Kiara terisak, sialan!

Devon mengambil paper bag itu dan melemparnya pada Kiara.

"Pakai itu, gunakan kamar mandiku!" titahnya dan Kiara pun terpaksa menurut.

Kiara melepaskan pakaiannya, membersihkan tubuhnya lalu menggunakan lingerie itu. Kiara mengusap wajahnya, sudut bibirnya berdarah dan tampak mulai membiru. Kiara menangis, Devon sudah mengasarinya.

Kiara berjalan ke arah Devon sambil menunduk.

"Duduk di pangkuanku!" titah Devon namun Kiara enggan.

"Kenapa kau menjadi pembangkang Kiara?" tanya Devon kesal.

"Kau yang sudah membuatku seperti ini." ucap Kiara sedih.

Devon menarik tubuh Kiara ke pangkuannya. Devon menatap getir wajah Kiara yang lebam. Devon mengecup sudut bibir Kiara yang terluka.

"Aku seorang yang tempramental, inilah akibatnya jika kau tak mematuhiku."

"Aku tak peduli, aku lebih baik mati."

"Apa?"

"Aku tak pernah menginginkan kematianku sekuat ini." ucap Kiara sambil menatap perih kepada Devon.

Pria itu berdecak kesal.

"Maaf." ucap Devon sambil menghela nafas lelah.

"Kau sudah berjanji jika kau adalah milikku dan aku milikmu. Kau berselingkuh maka aku pun takkan bisa memaafkanmu. Aku tak suka tubuh lelakiku di sentuh wanita lain."

"Kiara...."

"Apa kau suka jika tubuhku di sentuh oleh lelaki lain? Jika kau tak suka, begitu pun aku!" tukas Kiara.

"Jadi kau cemburu?"

"Lebih dari itu Master."

"Oke, aku tak menyentuh Isana, dia ada di kamar sebelah bermain dengan Lev dan Igor." ucap Devon sambil menarik tangan Kiara dan membukakan sedikit pintu. Kiara melihat mereka melakukan three some, wajah Kiara memerah.

Dasar kumpulan orang gila!

Tapi setidaknya Devon salah satu lelaki waras diantara mereka. Oh lupa masih ada Alger yang entah normal atau gay karena Alger lebih parah dinginnya di bandingkan Devon yang mesum!

"Maaf.." bisik Kiara merasa bersalah, namun bibirnya mengerucut.

"Lalu di kolam renang itu? Dan kenapa kau menjauhiku dan mengusirku dari kamarmu?" tanya Kiara. Devon terkekeh lalu memeluk tubuh Kiara.

"Hanya untuk memastikan bagaimana perasaanku padamu."

"Apa?"

"Iya."

"Lalu hasilnya?"

"Aku tak mencintaimu." bisik Devon membuat hati Kiara hancur.

Devon memberikan botol berisi cairan berwarna biru.

"Aku akan memberimu dua kesempatan dan kau harus memilih." ucap Devon membuat Kiara menahan tangisnya.

"Apa?"

"Pertama kau bisa pergi dariku, aku akan memberikanmu pada Alger, kau bisa menikah dengannya."

"Kedua?"

"Jika kau mencintaiku, kau bisa meminum itu."

"Apa itu?"

"Racun yang sangat mematikan."

"Jadi mencintaimu hanya berujung dengan kematian?" tanya Kiara dengan mata berkaca-kaca.

"Iya dan kau boleh mengungkapkan apa permintaan terakhirmu, tapi hanya satu." ucap Devon.

Kiara menatap botol kecil itu, Kiara tak mungkin menikahi Alger, jelas dia tak mencintainya dan tak mau memaksa Alger untuk hidup bersama dengannya. Kiara tersenyum lalu menatap Devon.

"Jadi apa yang kau pilih?" tanya Devon dan Kiara membuka tutup botol itu dan meminumnya sampai tandas. Rasanya pahit membakar tenggorokannya.

Kiara tersenyum.

"Semoga kau bahagia dengan kematianku Master.." bisik Kiara lalu berjalan meninggalkan kamar itu.

Devon hanya bisa terdiam, tak menyangka Kiara akan meminum cairan di botol itu dan berkata dingin seperti itu. Kenapa rencananya berantakkan? Devon berharap ada sedikit drama namun yang ada Kiara malah marah!

"Kiara..." ucap Devon geram.

Kiara berjalan menuju balkon, dia ingin cepat mati. Kiara membuka pintu lalu menaiki balkon dan terjun bebas ke bawah.


Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang