Part 4

15.9K 1.1K 2
                                    

Happy Reading....

Devon menatap warna mata kehijauan Kiara, mata bulat dengan hidung bangir dan bibir tipisnya yang manis. Tampak berbeda pada saat Laura melempar gadis buta itu di hadapannya. Kiara tampak kumal dengan rambut kusutnya. Tapi tampilan Kiara sekarang sungguh berbeda, cantik dan bersih.

"Mr Reed?" sapa Kiara membuyarkan lamunan pria itu.

"Miss Ollins." ucap Devon menutupi keterpukauannya akan gadis itu.

"Terima kasih.." ucap Kiara dengan suara yang lembut membuat jantung Devon berdegup kencang. Devon yakin gadis ini berbahaya untuk dirinya.

"Alger, urus dia!" titah Devon lalu keluar dari ruangan Kiara.

Sial perasaan apa ini? Kenapa tatapan mata gadis itu begitu menyentuh hatinya? Apa karena Devon sudah membunuh pemilik mata itu sehingga Devon jadi teringat pada wanita jalang itu?

Devon tersenyum sinis, dia tak dramatis itu.

"Lev, urusi dulu pekerjaanku, aku ingin pulang." ucap Devon lalu berjalan menuju mobilnya.

"Aku berkendara sendiri, titah pengawal saja mengikuti mobilku." ucap Devon.

"Bagaimana Miss Ollins? Anda mau menempatkannya dimana?" tanya Lev.

"Mansionku." ucap Devon membuat Lev terkejut, kenapa masternya menginginkan Kiara diam di sana?

"Dia akan menjadi pengurusku, aku tak mau dia hidup gratis setelah ibunya membuat kekacauan. Dandani dia dengan pantas." ucap Devon menjawab kebingungan Lev dan dia mengangguk pelan.

Ya, Kiara akan dia jadikan pelayan. Entahlah, Devon tertarik dengan gadis itu, bukan karena kecantikannya tapi daya tarik yang tak pernah dia lihat dari gadis yang pernah dia temui.

*****

Kiara terkejut ketika Alger membawanya ke sebuah rumah yang sangat mewah.

"Apa ini kediaman Mr Reed?" tanya Kiara.

"Ya, kau harus hati-hati Kiara. Salah bertindak byawamu taruhannya." ucap Alger membuat Kiara ngeri.

"Ikuti perintah Master dan kau selamat." ucap Alger dan Kiara hanya bisa mengangguk pelan.

Alger membawa Kiara kepada Marta.

"Kiara, perkenalkan Marta dan Marta tolong bimbing dia jangan sampai Master menghukumnya." ucap Alger dan wanita paruh baya bernama Marta itu mengangguk pelan.

"Baik Tuan Alger.." ucap Marta sambil mengangguk.

"Tunjukan kamarnya, apa yang boleh dan tidak." ucap Alger dan Marta pun membawa Kiara ke kamarnya.

"Baiklah Kiara, Master tak suka di bangunkan kecuali ada hal penting atau dia meminta untuk di bangunkan." ucap Marta.

"Master senang masakan rumahan, tak suka di bantah, jangan masuk ruang kerjanya tanpa perintah, jangan berpakaian seksi apa lagi berusaha menggodanya." ucap Marta dan Kiara hanya mengangguk.

"Jangan berbuat jahat sedikit pun, tiap nafasmu master melihatnya." ucap Marta.

"Apa master sudah menikah?"

"Kenapa kau tanyakan itu?"

"Dia sendiri saja sudah banyak aturan apa lagi istrinya!" ucap Kiara membuat Marta menggelengkan.kepalanya.

"Jangan berbicara sembarangan jika kau masih menginginkan kepalamu utuh." ucap Matra memperingati membuat Kiara teringat ibunya, Laura.

"Boleh aku bertemu lagi dengan Alger?"

"Jika Alger menemuimu Kiara, disini kau tak bisa seenaknya." ucap Marta dan Kiara mengangguk. Dasar banyak aturan!

Kiara menatap kamarnya yang sangat luas, tidak seperti kamar pembantu. Ya, dengan Devon memerintahkan Marta memberitahunya banyak hal, Kiara tahu apa statusnya di rumah ini.

"Kau boleh istirahat sampai master memberikan perintah terbarunya." ucap Marta.

"Terima kasih." ucap Kiara tulus dan Marta hanya tersenyum tipis.

Kiara merebahkan tubuhnya yang letih. Kiara menguap lalucmemejamkan matanya. Tak lama, Kiara merasakan tubuhnya bergoyang.

"Hmm...." guman Kiara setengah sadar.

"Kau pikir kau ini siapa? Aku tidak memerintahkanmu untuk tidur!" ucap suara berat yang penuh dengan nada intimidasi membuat Kiara mengerjapkan matanya.

"Mr Reed?"

"Mulai sekarang kau panggil aku master dan tugasmu menyiapkan semua kebutuhanku." ucap Devon tegas.

"Baik master.." ucap Kiara.

"Segera bersiap dan ambilkan makan malamku ke kamar, cepat!" ucap Devon sambil berlalu dari kamarnya.

Kiara menyentuh dadanya, tatapan tajam Devon membuat hatinya luluh lantak, apa lagi suaranya yang penuh ancaman membuat tubuhnya bergidik ngeri.

Mahluk apakah masternya itu? Kenapa aura yang di keluarkannya begitu dingin dan mengerikan?

Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang