Part 10

16.7K 1.1K 14
                                    

Happy Reading.....

Kiara mengerjapkan matanya, dirinya sudah berada di suatu tempat dan ini...

"Master.." desis Kaira dengan wajah memucat, kenapa dia ada di kamar masternya? Kiara segera berdiri dan merapihkan tempat tidurnya lalu keluar dari kamar itu menuju kamarnya.

Jam sudah menujukkan pukul enam pagi berarti Kiara harus segera mandi dan menyiapkan sarapan Devon. Kiara melakukan gerak cepat, dia tak boleh membuat Masternya marah dan mengusirnya.

"Kau tampak seperti di kejar hantu?" tanya Martha yang bingung dengan tingkah Kiara.

"Master, aku tak  mau dia marah!" ucap Kiara sambil mengambil beberapa helai roti namun Martha memberikan nampan berisi sarapan Devon.

"Cepatlah, antarkan ini pada Master.. "

"Tapi..."

"Ini sarapannya Kiara!" ucap Martha dengan wajah datarnya.

"Oke, thanks.." ucap Kiara lalu mengambil nampannya.

Martha tersenyum geli dengan sikap aneh Kiara dan Kiara sendiri merasa beruntung, Martha begitu baik padanya.

"Master di ruang kerja." beritahu Martha dan Kiara mengangguk lalu  segera mengantar sarapannya dengan hati-hati.

Kiara mengetuk pintu.

"Ya." ucap Devon dari arah dalam dan Kiara pun masuk ke dalam ruangannya. Devon berbincang dengan Alger.

Awalnya Kiara tak peduli namun begitu dia melihat foto wanita cantik di meja Devon, hatinya terasa sakit. Siapa wanita itu? Kiara terpukul, betapa sulitnya mendapatkan hati seorang Devon!

"Kau kenapa Kiara?" sapa Alger yang melihat perubahan mimik wajah Kiara membuat tubuh Kiara menegang.

"Tidak Alger.." ucap Kiara cepat lalu menyimpan sarapannya dengan segera dan  berjalan keluar.

"Siapa wanita itu ya Tuhan...." ringgis Kiara putus asa.

Gadis itu berjalan menuju dapur dengan lesu tak lama Martha menghampirinya.

"Kau di panggil Master ke ruang kerjanya. "

"Apa?"

"Kiara tolong jangan melamun terus!" gerutu Martha.

"Maaf.."

"Cepat ke ruangan kerja Master." titah Martha dab Kiara pun segera kesana.

Kiara menatap ruangan itu, hanya ada Devon dan Alger sepertinya sudah pergi.

"Master.."

"Suapi aku."

"Apa?"

"Suapi aku, kau tak lihat pekerjaanku banyak dan aku lapar?" bentak Devon dan Kiara pun segera membawa makanan di nampan yang tadi dia simpan di atas meja.

Kiara mendekati Devon dan menyuapinya dengan hati-hati. Devon menyantapnya sambil tetap fokus pada pekerjaannya.

Kiara memperhatikan halis tebal Devon dengan mata biru yang tajam, hidung bangir dan bibir merahnya yang seksi. Bibir yang sudah merapas ciuman pertamanya.

Tiba-tiba Kiara merasa gugup dengan kedekatannya, apa lagi mengingat ciuman panas mereka. Devon yang memperhatikan wajah merina Kiara tersenyum miring.

"Saking tampannya aku, kau menatapku sampai merona seperti itu?" goda Devon membuyarkan lamunan Kiara dan membuat gadis itu kalang kabut.

Devon memegang tangan Kiara agar tangan kotornya tidak menyentuhnya. Devon menarik tisu dan membersihkan tangan Kiara lalu menarik tubuhnya hingga Kiara terpaksa mengangkang, menduduki paha Devon.

Wajah Kiara terasa lebih memanas lagi, ini jarak yabg sangat dekat dan intim. Kiara mencoba mengatur nafasnya sambil memberanikan diri menatap Devon yang terus memperhatikannya.

"Master.." guman Kiara malu.

Devon membuka kancing kemeja Kiara hingga gundukan kenyal yang di balut bra putih tulang terlihat. Kiara mencoba menutupinya namun tangannya di tepis oleh Devon.

"Diam!" ucapnya dalam dan Kiara hanya bisa menunduk malu.

Devon menarik tubuh Kiara hingga payudaranya menyentuh wajah Devon dan dengan cepat pria itu menciumi tubuh Kiara.

"Master... Aakh.." erang Kiara yang terkejut dengan ciuman lihat Devon di payudaranya. Devon menarik bra-nya dan menghisap puting Kiara secara bergantian.

"Ooh.. Damn it!" rutuk Devon tak kuasa menahan hasratnya.

Devon menarik pakaian Kiara hingga koyak dan terus menciumi tubuh gadis itu, memberinya banyak tanda.

Devon berperang dengan prinsip Sex after marriage,

"Oh persetan dengan itu!" geram Devon membuat Kiara kebingungan.

Devon mengangkat tubuh Kiara dengan cepat dan menidurkannya di sofa.

"Master, jangan.." ucap Kiara ketakutan, apa masternya akan memperkosanya? Kiara mencoba menghindar namun tubuh atletis itu menindih tubuh mungil Kiara. Mereka saling berpandangan satu sama lain.

"Kau ingin jadi milikku Kiara?" bisik Devon membuat tubuh Kiara menegang.

Bukankah ini yang di inginkan Kiara? Menjadi milik Devon dan mengabdi padanya atas kebaikan yang sudah dia berikan kepada Kiara.

"Jawab aku Kiara!" paksa Devon sambil menatapnya penuh gairah.

Kiara menghela nafas dan berfikir keras. Kesempatan takkan datang dua kali bukan?

Kiara menatap kedalam manik mata biru itu.

"Jadikan aku milikmu Master.." bisik Kiara membuat Devon tersenyum, Kiara hanya bisa pasrah dengan keputusan yang sudah dia ambil.

Tbc


My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang