Happy Reading....
Devon melepaskan pelukannya pada tubuh Kiara, Devon merasa puas dengan percintaan panasnya dengan Kiara sampai dia kelepasam menyatakan perasaannya pada Kiara. Devon tersenyum geli, lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Devon segera mengumpulkan Alger, Lev dan Igor. Mereka tampak terkejut, karena biasanya mereka di kumpulkan jika ada hal yang sangat berbahaya dan penting.
"Master.." sapa Alger, Igor dan Lev.
Devon tersenyum tipis lalu menghela nafas.
Darimana dia harus memulainya?
Alger melihat bercak merah di leher Devon, tanda kiss mark yang pasti di berikan Kiara pada masternya. Alger tersenyum geli.
"Kau kenapa Alger?"
"Maaf master, saya hanya terkejut." ucap Alger sambil menahan tawanya. Lev dan Igor hanya menatap aneh dengan sikap labcang Alger yang tak biasanya.
"Terkejut?" tanya Devon mengintimidasi.
"Sekali lagi maaf master, ini demi kebaikan anda. Sebaiknya anda menggunakan salep untuk menghilangkan bercak merah di leher anda." ucap Alger membuat wajah Devon memerah karena malu.
Oh Sial!
"Apa hal ini tampak aneh bagi kalian?" tanya Devon tak suka sambil mengusap lehernya.
"Tidak dan iya." ucap Alger. "Apa?!"
"Mungkin jika saya melihat tanda itu di leher Igor atau Lev tak aneh, tapi anda?"
"Aku sudah kehilangan keperjakaanku." ucap Devon membuat mereka tertawa.
"Ya... Tertawalah sepuas kalian!" rajuk Devon kesal.
"Saya minta maaf master, mungkin ada baiknya anda bertanya saja pada Lev dan Igor." saran Alger yang sudah mengerti arah tujuan masternya.
"Aku cuma ingin bertanya, apa itu cinta?" tanya Devon membuat Alger, Lev dan Igor kembali tertawa.
"Oh sial, kalian malah menertawakanku!" ucap Devon kesal.
"Yang saya rasa jika sedang jatuh cinta adalah saya tak bisa berhenti memikirkannya, menghawatirkannya dan selalu ingin dekat dengannya." ucap Lev mencegah Devon marah. Devon tertegun, sial dia jatuh cinta pada Kiara!
"Apa itu berbahaya?" tanya Devon.
"Tentu tidak, asalkan anda tidak jatuh cinta pada musuh anda." ucap Igor membuat Devon sedikit lega.
"Kiara memintaku menikahinya, dia ingin melahirkan anak-anakku." ucap Devon.
Alger salut dengan keberanian Kiara yang meminta Masternya berkomitmen dan mungkin mereka berjodoh? Karena biasanya Devon tidak pernah mau mendengar perkataan wanita mana pun tapi pada Kiara? Jelas gadis itu sangat istimewa di hati Devon.
"Itu bagus, tapi saya rasa anda harus menguji kesungguhannya master." ucap Lev.
"Caranya?"
"Pertama, apa dia juga mencintai anda?" tanya Lev.
"Buat dia cemburu agar bisa mengetahuinya. Anda bisa mencoba memancingnya dengan mendekati wanita lain." ucap Igor.
"Yang kedua, apa dia setia?" tanya Lev.
"Jika dia setia anda pantas menikahinya. Anda bisa memberi dia lelaki lain, jika dia berpaling dia tak pantas anda nikahi. " ucap Igor.
Alger yang tahu Lev dan Igor sedang mempermainkannya hanya mengusap keningnya.
"Apa aku harus membunuh Kiara?"
"Ada dua opsi, master. bunuh atau jadikan dia budak selamanya." ucap Alger cepat.
"Oke, bantu aku menguji wanita itu." ucap Devon.
"baik master.." ucap Alger, Igor dan Lev bersamaan.
Devon tersenyum puas lalu kembali ke kamarnya.
*****
Sudah dua hari berlalu, Kiara di kurung di kamar Devon. Entahlah, Kiara benar-benar sudah menjadi candunya dan Devon benar-benar tidak bisa lepas dari Kiara. Gadis itu sudah membuatnya hampir gila jika berjauhan dengan Devon.
Devon keluar dari kamar mandinya dan terkejut melihat ranjangnya sudah rapih. Kiara tak ada di kamarnya. Devon mencari Kiara ke kamarnya namun tak juga di temukan.
Devon menggeram kesal, padahal dia sudah melarang Kiara untuk keluar dari kamar.
"Martha, mana Kiara?" tanya Devon membuat Martha terkejut.
"Maaf master, Kiara sedang bersama Isana di kolam belakang." ucap Martha dan Devon segera menemui Kiara.
Devon sempat panik karena tidak menemukan Kiara di ranjangnya, namun sekarang sedikit lega karena gadis itu ternyata berada di sekitar rumahnya.
Entahlah, Devon sepertinya mulai gila. Kiara tidak mungkin jauh darinya. Jangankan jauh, keluar rumah pun adalah hal yang tidak mungkin karena penjagaan rumahnya yang ketat.
Devon melihat Kiara sedang bersitegang dengan Isana.
"Aku tidak merayu master!" ucap Kiara tegas.
"Oh ya? Tidak merayu tapi menyerahkan tubuhmu pada majikanmu?"
"Itu bukan urusanmu!"
"Itu jadi urusanku karena harusnya aku yang berada di pelukannya!" bentak Isana penuh rasa sakit.
"Semenjak kau datang, kau merebut perhatian master!"
"Aku tak bermaksud.."
"Cukup Kiara!" ucap Devon membuat tubuh Kiara dan Isana terkejut.
"Master.." guman Isana ketakutan berbeda dengan Kiara yang terkejut, kenapa Devon membentaknya?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother's Eyes (Tamat)
De TodoWARNING!!!! SUKA, SILAHKAN BACA GAK SUKA YA JANGAN DI BACA KARENA SAYA TAK PERNAH MEMAKSA ANDA UNTUK MEMBACA TULISAN SAYA. BERISI KONTEN DEWASA JADI BUAT YANG AGAMAIS, ALIM, SIRIK DAN TAK BISA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN, SILAHKAN MENJAUH. Kisah se...