Happy Reading....
Devon melihat Kiara yang sedang mencoba gaun pengantinnya. Sangat cantik dan elegan namun Devon kurang suka karena kurang seksi.
"Bagaimana?"
"Kau selalu cantik menggunakan apapun Sayang!" ucap Devon sambil menyeringai.
"Ya sudah, aku ganti dulu Dev!" ucap Kiara sambil kembali masuk ke ruang ganti.
"Jasmine, kenapa kau memilihkan gaun itu?"
"Itu pilihan si cantik Master."
"Apa?"
"Si Cantik bilang, gaun yang kau pilih terlalu seksi dan dia memilih untuk memamerkan tubuhnya nanti, di malam pertama kalian!" bisik Jasmine membuat Devon tersenyum penuh makna.
"Apa ruangan gantimu nyaman?"
"Tentu saja Master!"
"Jangan ada yang masuk sampai dua jam ke depan!" ucap Devon sambil berjalan ke ruang ganti.
"Maksud anda?"
"Jangan coba membantah, atau kau lehilangan kepalamu Jasmine!" bisik Devon namun masih terdengar jelas oleh Jasmine.
" As you wish Master!" ucap Jasmine dengan suara gemulainya.
Devon mengunci pintu kamar ganti itu, ruangan yang cukup luas dan hanya ada sofa bulat di tengah.
"Devon?"
"Hmm...."
"Mana Jasmine?"
"Apa kau sekarang tertarik pada lelaki jadi-jadian itu?"
"Sstt..... Devon!" bisik Kiara tak enak jika Jasmine mendengarnya.
"Jadi, kau akan memamerkan tubuhmu nanti di malam pertama kita Sayang?" goda Devon membuat wajah Kiara merona.
"Padahal aku suka gaun itu!"
"Gaun itu seperti lingerie Devon!"
"Tapi aku ingin semua orang tahu kenapa aku tergila-gila padamu!"
"Oh, kau mulai lagi!"
"Mulai lagi apa?"
"Mulai mesum, aku tak mau dikira jalang di pesta pernikahan kita!"
"Takkan ada yng berani komentar Kiara."
"Drngar, aku hanya ingin kau saja yang melihat tubuhku, Masterku sayang...." bisik Kiara.
Devin memeluk tubuh Kiara dengan lembut.
"Kau mau apa?"
"Memakanmu!"
"Dev, ini tempat umum!"
"Apa kau tak lapar? Rasakan, ularku sudah kelaparan di bawah sana!" goda Devon sambil menempelkan kejantanannya yang sudah mengeras.
"Ular? Kau...." Devon melumat bibir Kiara dengan penuh gairah membuat gadis itu tak mampu mengatakan apa-apa lagi.
Devon merobek pakaian Kiara membuat gadis itu terkejut.
"Akh, pakaianku!"
"Hmm...."
"Bagaimana aku pulang? Oh Dev!"
"Kau lupa, kita sedang berada dimana?"
"Ruang ganti.... Oh iya butik!" ucap Kiara sambil bernafas lega.
"Terkadang kau terlalu ketakutan pada sesuatu yang tak seharusnya kau takutkan!" bisik Devon sambil menghisap dada Kiara dengan lembut.
"Apa lagi kau berada di sampingku, andai kita di sebuah restoran pun aku mampu membawakan pakaian ganti untukmu!" bisik Devon membuat Kiara sebal.
"Kau memang sombong Mr Reed!"
"Aku tidak sombong, tapi ini kenyataannya. Membawakan satu potong pakaian termahal untukmu pun takkan membuatku bangkrut!" ucap Devon.
"Tutup mulutmu Devon dan masukan milikmu!" ucap Kiara membuat Devon terkekeh
"Kau selalu membuatku bergairah!" bisik Devon lalu menerjang Kiara dengan berjuta gairahnya yang mulai memuncak!
*****
Alger menyiapkan kopernya, meski dia merasa bimbang untuk meninggalkan masternya tapi Alger tak mau merusak kebahagiaan Devon. Alger sudah mendapat telepon dari Chris bahwa minggu depan pembacaan surat wasiat dimana Erick pun akan hadir di sana.
Alger berencana akan terbang ke LA setelah pernikahan Devon dan dia akan menyelidiki siapa Kiara sebenarnya, setelah semua pasti dia akan mengatakannya pada Devon.
"Mr Slavic." sapa Marco detektif handal andalan Alger.
"Bagaimana perkembangannya."
"Sepertinya Kiara orang yang sama dengan Adelaida."
"Apa kau yakin?"
"Saya masih menyelidikinya tapi sebagian bukti mengarah padanya tinggal mencocokkan saja."
"Apa bisa secepatnya?"
"Anda tinggal membawakan saya helaian rambut Kiara dan sisanya saya yang selesaikan!" ucap Marco.
"Baiklah, itu gampang, nanti aku kirim." ucap Alger.
"Mr Slavic."
"Ya."
"Keluarga Valdislav bukan keluarga sembarangan."
"Saya tahu."
"Andai keluarganya tahu Kiara dijadikan budak seks...."
"Master akan menikahinya dan Kiara bukan budak Master!" sanggah Alger tak suka.
"Satu lagi..."
"Cepat katakan!"
"Apa Kiara tahu jika mata yang di donorkannya adalah mata ibunya?"
"Laura bukan ibunya!"
"Tapi Kiara sudah menganggap Laura ibu kandungnya sendiri. Ibu yang sudah merawatnya." ucap Marco.
"Aku harap Kiara takkan membenci Master. Ada lagi?"
"Tidak ada Mr Slavic, saya permisi." pamit Marco.
Alger menghela nafas lelah, ya bagaimana pun Kiara berhati lembut, Kiara tahunya Laura pergi meninggalkan Kiara bukan tewas di bunuh oleh Devon dan matanya di donorkan pada Kiara.
Apa jadinya jika Kiara mengetahui hal itu? Alger hanya bisa berharap jika Kiara mengetahuinya nanti di saat dia sudah menikah dengan Devon. Alger menatap foto Ariana di ponselnya, Kisah cinta Devon begitu rumit, lalu bagaimana dengan kisah cinta Alger dengan Ariana? Alger berharap Ariana mau menerimanya dan hidup bahagia bersama Alger.
Tbc
Maaf telat update, cari inspirasi.dulu wkwkwkwk....
Thanks for reading....
Love youMuaaah...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother's Eyes (Tamat)
AcakWARNING!!!! SUKA, SILAHKAN BACA GAK SUKA YA JANGAN DI BACA KARENA SAYA TAK PERNAH MEMAKSA ANDA UNTUK MEMBACA TULISAN SAYA. BERISI KONTEN DEWASA JADI BUAT YANG AGAMAIS, ALIM, SIRIK DAN TAK BISA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN, SILAHKAN MENJAUH. Kisah se...